Sukses

Venesia Bakal Pungut Biaya Masuk untuk Turis

Tarif masuk Venesia bagi turis direncanakan antara tiga hingga 10 euro (Rp51 ribu--Rp170 ribu), tergantung waktu kunjungan.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Venesia sedang bersiap mewajibkan turis memesan kunjungan mereka lebih dulu ke kota itu melalui sebuah aplikasi. Ini dilakukan guna mengatasi kepadatan wisatawan yang telah jadi tantangan pada musim panas tahun ini.

Melansir Sky News, Selasa (7/9/2021), pejabat di kota Italia ini juga akan memungut biaya masuk bagi pelancong harian. Tarifnya direncanakan antara tiga hingga 10 euro (Rp51 ribu--Rp170 ribu), tergantung waktu kunjungan.

Berbagai regulasi pun dilaporkan sedang diuji untuk mengontrol arus pelancong. Jika jumlah penunjung terlalu tinggi, otoritas Venesia dikatakan akan menghentikan pengunjung baru untuk masuk wilayah mereka.

Wali Kota Venesia Luigi Brugnaro mengatakan tujuannya adalah menerapkan pariwisata berkelanjutan di kota yang dikunjungi sekitar 25 juta orang per tahun itu. "Saya mengantisipasi protes, tuntutan hukum, semuanya," tuturnya.

"Tapi, saya punya kewajiban membuat kota ini layak huni bagi warganya dan bagi mereka yang ingin berkunjung," sambungnya.

Pejabat kota sudah mulai melacak setiap orang yang menginjakkan kaki di wilayah tersebut. Dengan jaringan CCTV di seluruh Venesia berupa 468 kamera, sensor optik, dan sistem pelacakan ponsel, petugas dapat mencatat penduduk juga pengunjung. Pihaknya juga dapat mengetahui ke mana orang-orang pergi dan seberapa cepat mereka bergerak.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Bukan Wacana Baru

Data ini dijelaskan diperbarui pihak berwenang setiap 15 menit, dan berguna untuk mengetahui seberapa ramai kota itu. Informasi tentang berapa banyak gondola di Canal Grande, apakah perahu melaju kencang, dan peringatan air naik ke tingkat yang berbahaya juga disampaikan.

Penduduk, pelajar, dan penumpang akan dibebaskan dari pajak turis, begitu juga mereka yang menghabiskan setidaknya satu malam di hotel Venesia, mengingat telah membayar tarif hingga lima euro (Rp84 ribu) per malam. Brugnaro menambahkan bahwa pihak berwenang belum memutuskan berapa jumlah maksimum orang di kota itu dan kapan aturan baru akan berlaku.

Namun, ketentuan ini rencananya akan diimplementasikan antara musim panas mendatang dan 2023. Bukan kali pertama, skema ini sebenarnya diperdebatkan pada 2019 dan ditunda karena pandemi COVID-19. Rencana tersebut jadi pro kontra karena kekhawatiran bahwa aturan-aturan itu akan menghalangi wisatawan untuk berkunjung.

3 dari 4 halaman

Mengatasi Kepadatan Turis

Bulan lalu, antrean panjang di titik-titik di Venesia telah jadi masalah, sehingga para petugas bersenjata dikerahkan untuk "mengendalikan padatnya wisatawan." Sejak akhir Juni 2021, para petugas ditempatkan di halte vaporetto (waterbus) ketika hari kerja.

Kenaikan jumlah turis secara tiba-tiba membuat ketegangan di awal musim panas ini, usai Venesia terbiasa dengan jumlah wisatawan yang sedikit selama pandemi. Salah satunya tentang pembatasan jumlah penumpang angkutan umum.

Ketika turis mulai kembali ke Venesia, antrean panjang turis yang ingin kapal terjadi. Mereka pun sempat bentrok dengan personel kapal yang berusaha mengikuti peraturan kapasitas dan tidak mengizinkan turis untuk naik.

"Pengunjung melampiaskan kekesalan mereka pada para pekerja. Beberapa pekerja diserang secara fisik, ada yang diludahi, dihina, bahkan ditinju," ujar Danilo Scattolin, perwakilan legal untuk wilayah Veneto dari serikat pekerja Sindacato Generale di Base (SGB) yang mewakili beberapa pekerja ACTV (transportasi umum).

4 dari 4 halaman

Infografis Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah COVID-19