Liputan6.com, Jakarta Daging merah merupakan salah satu sumber protein hewani dikonsumsi populasi dunia. Disebut daging merah karena banyak mengandung mioglobin, yaitu protein yang kaya zat besi daripada daging putih. Daging merah umumnya berasal dari sapi, kambing, dan sebagainya.
Protein pada daging merah mengandung semua asam amino esensial yang tidak bisa dibentuk tubuh sendiri, yang hanya bisa didapatkan dari asupan makanan. Selain protein, masih banyak kandungan gizi daging merah yang menyehatkan. Misalnya vitamin B3, B12, zink, dan selenium.
Baca Juga
Daging merah juga sumber zat besi yang baik, serta merupakan zat besi yang mudah diserap dibandingkan sumber zat besi dari tumbuhan. Hal ini membuat daging merah baik dikonsumsi wanita, yang cenderung kekurangan zat besi sehingga bisa menimbulkan
Advertisement
Untuk mendapatkan manfaat terbaik dari daging merah sekaligus mengurangi efek buruknya, Anda dapat mengonsumsinya dalam jumlah yang tidak berlebihan.
Cara menyimpan daging merahÂ
Setelah membeli daging merah, kamu perlu memperhatikan penyimpanannya karena bisa memengaruhi kualitas dan kebersihan. Tak hanya berpengaruh pada rasanya, rupanya kesehatan keluarga di rumah bergantung pula pada cara kita menyimpannya.
Beberapa mikroorganisme dapat berkembang pada daging mentah jika penyimpanannya tidak tepat. Sebut saja salmonella yang merupakan bakteri penyebab penyakit tifus, hingga E. coli yang menyebabkan infeksi usus serius.Â
Berikut tips menyimpan daging merah agar awet dan tahan lama dirangkum dari berbagai sumber.
1. Pilih daging berkualitas
Kualitas setiap daging tentunya berbeda-beda. Ciri-ciri daging berkualitas biasanya memiliki warna segar dan tidak pucat, teksturnya kenyal, dan cenderung kering pada area permukaannya.
2. Jangan mencuci daging
Mencuci daging mentah sebelum di simpan dalam kulkas atau freezzer bisa memicu aroma bau menyengat pada daging. Selain itu, daging yang dicuci sebelum disimpan atau dimasak juga dapat berpengaruh pada tekstur daging. Daging yang dicuci juga bisa lebih mudah terkontaminasi bakteri yang memicu pembusukan
Â
3. Potong daging sebelum disimpan
Agar daging lebih awet dan tahan lama, kamu bisa memotongnya terlebih dahulu. Potongan daging menjadi beberapa bagian memudahkan kamu untuk menyimpan dan mengolahnya di kemudian hari. Setelah terpotong, masukkan ke dalam wadah.
4. Pisahkan penyimpanan daging dan jeroan
Jeroan termasuk bagian yang cenderung lebih cepat mengalami pembusukan dibandingkan daging dan bisa memicu kontaminasi silang. Sehingga penting sekali untuk memisahkan dan membedakan penyimpanan, tidak dalam satu wadah dan sebaiknya tidak satu tempat freezzer.
5. Gunakan wadah berkualitas
Gunakan plastik food grade agar membuat daging dapat tersimpan lebih awet dan lama. Selain itu, jika menggunakan wadah pastikan dapat ditutup dengan rapat atau kedap udara serta terjaga kebersihannya. Ini membantu penyimpanan daging lebih awet dan tahan lama.
6. Atur suhu kulkas dan freezer
Suhu kulkas di bawah 4 derajat celcius atau di bawah 10 derajat celcius freezzer bisa kamu jadikan patokan mendapatkan suhu yang tepat untuk menyimpan daging. Kamu juga bisa menyimpan daging pada suhu paling rendah untuk menjaga daya simpan tetap awet dan tahan lama.
Advertisement
7. Beri label penyimpanan
Tips selanjutnya yang tak kalah penting adalah memberikan label pada wadah penyimpanan daging. Dengan begitu kalian bisa mengetahui maksimal daya simpan dari daging agar tak melebihi batas yang ditentukan. Daya simpan daging di freezzer biasanya bisa beberapa bulan.
8. Hindari menyimpan kembali daging yang mencairÂ
Menyimpan kembali daging yang mencair ke dalam kulkas dapat memicu kontaminasi yang menyebabkan daging cepat basi. Maka dari itu, sebelum memasukkan daging ke dalam kulkas, lakukan tips sebelumnya yakni memotong daging menjadi beberapa potongan.
Itulah cara menyimpan daging sapi di atas akan terasa lebih ringan jika kita terbiasa melakukannya. Dengan memberikan perhatian lebih untuk hal sederhana, kesehatan keluarga jadi lebih terjaga dan rasa masakan yang dihasilkan tentu semakin lezat.
Â
(*)