Liputan6.com, Jakarta - Celana Balenciaga seharga 1.190 dolar AS atau setara Rp16,9 juta mendadak jadi perbincangan hangat. Desainer di balik celana ini dikecam beberapa pakar mode dan sejarah orang kulit hitam karena disebut lancang menggunakan budaya orang lain (cultural appropriation).
Dilansir dari CNN, Senin (13/9/2021), sweatpants Balenciaga berwarna abu-abu itu menampilkan pula layaknya boxer yang mengintip di bagian atas celana. Celana ini memicu kontroversi usai pengguna TikTok mengunggah video singkap pada 2 September soal celana itu.
"Ini terasa rasis. Mereka menjahit boxer di dalam celana," kata seseorang di video yang diunggah oleh pengguna Tiktok @mr200m__ saat mereka memegang celana Trompe-L'Oeil.
Advertisement
Baca Juga
Profesor Studi Afrika di California State University, Northridge Marquita Gammage juga terganggu oleh item dari Balenciaga itu. Hal itu dikatakannya sebagai eksploitasi "Budaya kulit hitam dengan harapan mendapatkan keuntungan," katanya kepada CNN lewat email.
Gammage adalah penulis "Cultural Appropriation as 'Agency Reduction'" yang diterbitkan dalam International Journal of Africana Studies pada 2018. Di dalamnya, ia menulis tentang penyalahgunaan budaya kulit Hitam dan bagaimana hal itu merusak kecerdikan, fungsionalitas, dan keindahan ekspresi budaya kulit Hitam sekaligus mendelegitimasi pengalaman ketidakadilan orang Kulit Hitam untuk keuntungan modal.
Sedangkan celana yang melorot kerap meliputi jeans atau sweatpants yang diturunkan melewati pinggang dengan boxer yang terbuka di bagian atas pinggang, telah dipopulerkan dalam budaya hip hop. Gammage menyebut budaya ini juga "telah digunakan untuk mengkriminalisasi orang kulit hitam, terutama pria kulit hitam sebagai preman dan ancaman bagi masyarakat Amerika,".
"Sweatpants Trompe-L'Oeil pria Balenciaga dengan warna merah memicu kekhawatiran seketika mengingat kemiripan yang aneh dengan estetika hip hop Afrika-Amerika ikonik yang dikenakan oleh orang kulit hitam Amerika selama beberapa dekade yang telah mengakibatkan pemenjaraan dan kematian pria kulit hitam," kata Gammage kepada CNN melalui email.
"Celana itu memiliki apropriasi budaya komersial tertulis di atasnya, dicap dengan nama Balenciaga," lanjutnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kata Pihak Balenciaga
Kepala pemasaran Balenciaga Ludivine Pont menanggapi ketika ditanya terkait hal tersebut. "Di banyak koleksi kami, kami menggabungkan potongan pakaian yang berbada menjadi satu pakaian, seperti jeans deninm berlapis tracksuit pants, celana pendek kargo digabung dengan jeans dan kemeja kancing berlapis di atas t-shirt," jelasnya dalam email kepada CNN.
"Celana Trompe L'Oeil ini adalah perpanjangan dari visi itu," tambahnya.
Anthony Childs hanyalah salah satu contoh tragis bagaimana celana melorot menyebabkan kematian. Pada 5 Februari 2019, Childs terlihat berlari melewati mobil polisi di Shreveport, Louisiana, sambil memegangi celana pendeknya yang melorot.
Ia melanggar peraturan kota "celana melorot" yang disahkan pada 2007, Washington Post melaporkan. Ditambahkan, pelanggaran dapat mengakibatkan denda maksimum 100 dolar AS atau setara Rp1,4 juta dan hingga delapan jam pelayanan masyarakat.
Saat Childs berlari, seorang petugas polisi mengikutinya, melihat pria berusia 31 tahun itu memiliki pistol. Petugas polisi menembak delapan kali, tiga di antaranya mengenai Childs saat dia berada di tanah, Post melaporkan.
Advertisement
Kasus yang Terjadi
Penyelidik kematian dengan kekerasan, mendadak, atau mencurigakan kemudian menyebut Childs meninggal karena tembakan yang dilakukan sendiri di dada. Pada Juni 2019, menyusul kemarahan atas kematian Childs.
"Dewan Kota Shreveport akhirnya membatalkan peraturan yang tidak konstitusional dan diskriminatif ini," Katie Schwartzmann, direktur hukum American Civil Liberties Union of Louisiana, menulis pada saat itu.
Hukum celana melorot serupa di Opa-locka, Florida, dicabut setahun yang lalu. Peraturan kota 2007 yang asli mengatakan bahwa pria dapat menerima hukuman perdata karena mengenakan celana melorot dengan pakaian dalam terbuka di gedung-gedung kota dan taman. Pada 2013, undang-undang tersebut diperluas untuk mencakup perempuan dan ruang publik.
"Pakaian kendur telah menjadi konsekuensi bagi orang Afrika-Amerika, namun perusahaan seperti Balenciaga berusaha memanfaatkan gaya budaya kulit Hitam dan kulit Hitam sementara gagal menantang rasisme sistematis yang mengkriminalisasi tren pakaian kulit Hitam dan orang kulit Hitam," kata Gammage.
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19
Advertisement