Liputan6.com, Jakarta - Sulit dipungkiri, rilisan fisik karya musik kian tersisih dengan adanya platform online untuk memutar lagu-lagu favorit. Meski begitu, sebuah toko kaset di Inggris tetap bertahan dan menghadirkan nuansa nostalgia bagi siapa saja yang ada di sana.
Dilansir dari Japan Today, Selasa (14/9/2021), toko kaset bernama Mars Tapes ini ada di sudut lantai atas sebuah pasar dalam ruangan di Manchester, Inggris. Ini adalah toko terakhir di Inggris yang mendedikasikan menjual kaset.
Advertisement
Baca Juga
Mars Tape memuat sekitar seribu kaset, radio Coca-Cola, boom box, edisi antik pemutar kaset Walkman, dan aksesori terkait kaset lainnya. Toko ini hadir di unit ritel kecil yang lebih kecil dari salah satu gerbong trem kota.
Lagu-lagu yang diputar di toko ini pun turut membawa memori masa lalu bagi pecinta musik. Salah seorang pendiri Giorgio Carbone menyebut, toko ini didirikan pada 2019 oleh sekelompok orang eklektik yang disatukan oleh kecintaan pada musik.
Sound engineer Borja Regueira dan kekasihnya Moira Lorenzo, awalnya mengusulkan untuk membuka toko kaset saja. Jurnalis, sekaligus musisi Alex Tadros mendukung gagasan itu dan menggabungkan toko tersebut ke dalam label rekaman grup.
Toko ini hadir dengan tren nostalgia dalam konsumsi budaya yang ditekankan oleh pandemi Covid-19. Orang-orang telah beralih ke membaca buku atau menonton film klasik dan serial televisi untuk mencegah kebosanan dan menemukan pelarian selama aturan pembatasan wilayah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cerita Kaset Kini
Penjualan vinyl nyatanya melonjak tajam di Inggris tahun lalu. Penyanyi modern seperti Lady Gaga, Dua Lipa, dan Selena Gomez telah merilis kaset baru-baru ini, mendorong penjualan kaset di Inggris hingga sekitar 157 ribu pada 2020, angka tertinggi sejak 2003.
Produksi massal kaset dimulai pada 1960-an, dengan 2,4 juta pemutar kaset diproduksi dan dijual di seluruh dunia oleh 86 produsen berbeda pada 1968. Namun, masa kejayaan mereka di Inggris berakhir dengan ledakan penjualan CD pada 1980-an dan 1990-an, membuat beberapa penggemar musik merindukan masa lalu.
Seorang manajer gudang Mark Williams, melihat-lihat koleksi Mars Tapes dengan kamera analog yang tergantung di lehernya. Ia menyebut minatnya berasal dari "nostalgia lebih dari apa pun."
"Saya adalah anak 80-an dan 90-an, saya dibesarkan dengan kaset. Itu nyata, sesuatu yang Anda miliki secara fisik, bukan hanya data yang diunduh," kata Williams pada AFP.
Advertisement
Dukung Band Indie
Kebanyakan kaset di toko ini dijual tidak lebih dari 10 pound sterling atau setara Rp197 ribu. Harga naik menjadi 50 pound sterling atau setara Rp988 ribu untuk produk edisi terbatas.
Kaset lebih murah dan lebih mudah diproduksi daripada vinyl. Mars Tapes membatasinya tergantung pada genre dan band untuk menekan biaya.
Toko memperoleh stok dari laman seperti eBay, sumbangan individu, dan label rekaman termasuk Universal. Sementara label rekaman Carbone, Tadros, dan Regueira mendukung band indie lokal dengan membeli kaset mereka.
"Di Italia, tidak ada budaya musik itu. Senang berada di sini karena banyak orang yang menyukai kaset," kata Carbone yang merupakan orang Italia. "Kami pikir kaset adalah cara paling terjangkau untuk membuat rekaman dan membantu band."
Infografis 3 Pertimbangan Sebelum Beraktivitas di Luar Rumah Saat Pandemi Covid-19
Advertisement