Sukses

Pemilik Restoran Indonesia di AS Curhat Makanannya Dianggap Tak Layak Mahal

Salah satu pengunjung komplain karena harga makanan di restoran Indonesia tersebut dianggap terlalu mahal. Padahal, banyak bahan makanan yang harus diimpor ke AS.

Liputan6.com, Jakarta - Makanan Indonesia dikenal di mancanegara karena kekayaan rempah otentiknya. Tentu jadi kebanggaan tersendiri jika bisa diterima dengan baik oleh lidah warga negara lain.

Sayangnya, keotentikan hidangan Indonesia tersebut kurang dihargai oleh beberapa orang. Pengalaman itu dirasakan salah satu restoran Indonesia di Amerika Serikat AS), Hardena Philly yang berlokasi di Philadelphia. Pennsylvania. Tempat makan ini juga dikenal dengan sebutan Waroeng Surabaya.

Beberapa hari lalu ada insiden kurang menyenangkan di restoran tersebut. Salah satu pengunjung yang datang rupanya komplain karena harga makanan di restoran tersebut dianggap terlalu mahal.

"Kami berada di situasi yang sangat mengecewakan kemarin dengan seorang pelanggan yang bertengkar dengan kami tentang harga makanan. Saya menjelaskan bahwa kami mengimpor banyak bahan kami dari Indonesia dan belum lagi semuanya sejak pandemi naik harga, ditambah protein halal tidak murah," tulis unggahan akun Instagram @hardenaphilly, 17 September 2021.

Selama ini, di AS, sejumlah hidangan atau makanan dari Asia diidentikkan dengan harga yang murah. Hal ini membuat banyak orang menganggap semua makanan dari Asia juga harus murah.

"Menganggap bahwa semua makanan Asia " murah" dan tidak layak untuk dibayar mahal dan jujur itu menghina. Saya tahu nilai makanan Indonesia, bahan-bahannya, kelangkaannya dan karena itu kami tidak akan meremehkan makanan tradisional kami karena dalam banyak aspek itu jauh lebih berharga daripada yang dipikirkan orang luar," lanjut unggahan tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Menjaga Kualitas

Dalam unggahannya, Harden Philly juga menunjukkan bahan masakan yang dikirim langsung dari Indonesia demi menjaga kualitas rasa. Bahan tersebut berupa jengkol dan jeruk limau yang tak ada di Amerika.

Beragam komentar yang bernada mendukung restoran Indonesia tersebut bermunculan.  "Ini sangat memalukan. Aku ikut prihatin hal ini terjadi pada Anda. Harga di restoran Anda tidak mahal. Anda memiliki masakan yang luar biasa dengan resep yang sempurna. Makanan Anda memang pantas dan sesuai dengan harganya," komentar seorang warganet.

"Saya tidak percaya itu. Orang-orang telah kehilangan akal. Makanan anda luar biasa dan murah! Sebagai orang kulit putih yang mencoba meniru masakan tersebut di rumah, tidak murah untuk membeli bahan-bahan tersebut, serta ada banyak tenaga yang membuat hidangan itu" komentar warganet lainnya.

3 dari 4 halaman

Restoran Keluarga

Hardena Philly dirintis oleh pasangan suami istri Ena dan Harry Widjojo, pada 2001 silam, dan kini dijalankan oleh kedua putri mereka, Diana dan Maylia Widjojo. Diana bercerita, sang ibunda awalnya mengelola kantin di Konsulat Indonesia New York City selama sekitar 10 tahun, sebelum membuka rumah makannya sendiri di Philadelphia untuk melayani komunitas migran Indonesia yang besar.

"Tumbuh di Amerika Serikat, kami sebagai orang Indonesia memiliki sedikit atau tidak ada representasi kuliner atau budaya, selain makanan yang dimasak oleh ibu dan tante kami. Itulah satu-satunya akses kami ke makanan kami," kata Diana kepada Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 11 Maret 2021.

Ia menjelaskan, Hardena selalu menjadi restoran komunitas. "Dan melihat orang-orang berkumpul tanpa memandang ras, usia, afiliasi politik, agama, dan lainnya. Melalui makan, saya bahagia untuk pengalaman yang lebih sempurna terjadi saat menikmati makanan Indonesia," tuturnya.

Hardena menawarkan sekitar 20 pilihan menu, mulai dari gado-gado, soto, gudeg dan terkadang membuat menu spesial yang menampilkan hidangan tradisional atau perpaduan Indonesia/Amerika modern, seperti Rendang Hoagie yang pada dasarnya adalah sandwich Rendang dengan selada, acar, dan sambal aioli, serta beberapa menu favorit, seperti rendang, oseng tempe, dan sate.

4 dari 4 halaman

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner