Liputan6.com, Jakarta - Luka tak boleh dianggap sepele meski bisa saja terjadi dalam keseharian kita. Mengabaikan penanganan luka justru bisa menimbulkan masalah lain di kemudian hari.
Menurut dr. Adhisaputra Ramadhinara, MSc, dokter spesialis perawatan luka, ada tiga jenis luka yang sering terjadi di rumah, yakni luka gores, luka lecet, dan luka bakar. Penanganannya berbeda-beda tergantung kondisi luka yang dialami, tapi yang pasti harus ditangani secepat mungkin.
"Proses penyembuhannya harus dipastikan proses penyembuhan secepat mungkin karena semakin lama proses penyembuhan potensi terjadi bekas luka semakin mungkin, terlepas terjadinya keloid," kata dia dalam First Aid Day Conference, Sabtu, 11 September 2021.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum merawat luka, ia mengingatkan agar tangan dicuci terlebih dulu dengan benar dan bersih. Ia juga merekomendasikan agar menggunakan sarung tangan untuk melindungi luka dan Anda sendiri dari risiko terinfeksi.
Jika memiliki luka sayat, luka gores, dan luka lecet yang berdarah, sebaiknya hentikan pendarahan terlebih dahulu dengan menekan bagian yang terluka perlahan menggunakan kasa steril.Tetapi, jika darah terus mengalir, segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut sambil tetap menekan luka.
Untuk luka kecil, gunakan cairan antiseptik untuk membersihkan luka dan mencegah infeksi. Tetapi jika area luka kotor, seperti terkena tanah, kerikil, dan pasir, sebaiknya dibersihkan dengan air mengalir dulu sebelum diberikan antiseptik.
"Dengan pembersihan luka ini, dapat mengupayakan agar semua bakteri, benda asing yang ada di luka tersebut tidak menyebabkan komplikasi dan infeksi lebih lanjut yang bisa menghambat penyembuhan luka," kata Adhi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Luka Gores
Setelah itu, bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril dan keringkan lukanya. Terakhir, luka dibalut dengan plester sesuai kebutuhan. Ia menampik mitos yang berkembang di masyarakat yang menyebut menutup luka bisa membuat luka tidak mengering. Luka, kata dia, memang harus dijaga agar tetap lembab.
"Dengan kondisi lembab itu, maka proses penyembuhan luka akan berlangsung lebih cepat. Ini sudah terbukti dari tahun 1962 dan diikuti oleh semua ahli sampai sekarang," ujar dr. Adhi.
Beda lagi dengan pengobatan luka gores. Ia menyebut area yang terluka bisa dioleskan salep terlebih dulu sebelum diplester. Salep membantu mencegah koreng terjadi.
"Jangan berpikir bahwa, ‘Oh luka saya berkoreng artinya sudah mau sembuh’, itu kan nggak normal. Kalau ada koreng seperti itu akan men-delay penyembuhan luka," Adhi menjelaskan.
Salep luka bekerja seperti pelembab kulit yang digunakan pada luka jika luka dirasa kurang lembab dan agak kering. Jika luka terlalu basah, seperti berdarah dan mengeluarkan cairan, dapat menunda sebentar penggunaan salep luka.
Advertisement
Luka Bakar
Sementara, langkah pertama untuk penanganan luka bakar adalah dengan mengarahkan luka bakar di bawah air yang mengalir, tidak harus air dingin, selama 15--20 menit. Air mengalir berfungsi mengeluarkan panas di kulit agar mengurangi kerusakan kulit yang ditimbulkan oleh panas. Kemudian, barulah menggunakan antiseptik dan melanjutkan rangkaian perawatan luka seperti biasa.
Jangan menggunakan es batu dan benda dingin lainnya yang kerap digunakan untuk menangani luka bakar. "Kenapa nggak boleh pakai es batu? Kalau kita turunkan suhu kulit secara mendadak, otomatis akan terjadi jaringan syok dan memperparah kerusakan jaringan kulit," ungkap dr. Adhi.
Begitu pula dengan kebiasaan menggunakan pasta gigi. "Bahan kimia (pasta gigi) kena ke kulit yang luka terbuka rusak karena parah, bisa memperparah kerusakan kulit," tambahnya.
Jika luka bakar berada area wajah walaupun berukuran kecil, luka bakar pada daerah persendian, luka bakar dengan area yang cukup luas dan dalam, ia menganjurkan untuk segera konsultasikan ke dokter.
Untuk itu, ia meminta agar semua rumah menyediakan kotak P3K sebagai langkah pencegahan. First Aid Kit umumnya berisi kasa steril, sarung tangan, cairan antiseptik, kasa gulung yang berfungsi setelah pemakaian plester luka agar plester tidak mudah lepas, cohesive roll yang digunakan untuk luka pada lutut, plester luka berbagai ukuran dan jenis, gunting, dan pinset.
"Kalau kita punya itu saja (first aid kit), sudah cukup membantu apabila terjadi sesuatu di rumah," ucap dr. Adhi. (Gabriella Ajeng Larasati)
Tips Perawatan Rambut di Masa Pandemi
Advertisement