Sukses

46 Persen Orang Indonesia Malas Sikat Gigi

Sebanyak 30 persen responden mengaku pernah melewati sehari penuh tanpa menyikat gigi di masa pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 berdampak pada menurunnya pemanfaatan layanan kesehatan gigi dan mulut oleh masyarakat. Hal tersebut dapat menjadi tantangan bagi masyarakat dalam mewujudkan Indonesia bebas karies tahun 2030.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, tantangan yang dihadapi Indonesia adalah belum meratanya SDM kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Saat ini masih adanya Puskesmas yang belum tidak ada tenaga dokter gigi.

"Kementerian Kesehatan menjawab tantangan tersebut dengan membuat program Nusantara Sehat yang diharapkan menjadi kunci untuk kemudahan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan di seluruh tanah air, terutama di daerah terpencil, pedalaman, dan kepulauan," ujar Budi dalam sambutannya dalam Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2021, secara daring, Kamis, 23 September 2021.

Senada disampaikan oleh Head of Sustainable Living Beauty and Personal Care and Home Care, Unilever Indonesia Foundation, drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. Ia mengatakan tantangan permasalahan gigi dan mulut bahkan makin terasa ketika pandemi.

"Survei global Pepsodent menunjukkan bahwa 30 persen responden di Indonesia mengaku pernah melewati sehari penuh tanpa menyikat gigi. Hal itu umumnya disebabkan rasa malas sebanyak 46 persen, yang salah satunya karena berkurangnya interaksi tatap muka," ujar drg. Mirah.

Akibatnya, permasalahan gigi dan mulut semakin meningkat. Sekitar 70 persen dari responden di Indonesia mengaku mengalami masalah gigi dan mulut. Sementara, 25 persen responden mengaku giginya berlubang di masa pandemi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Ganggu Kesehatan Jantung

Gigi berlubang, sambung drg. Mirah mengatakan, mengganggu kenyamanan dalam berkegiatan sehari-hari. Jika dibiarkan, infeksi gigi berlubang berpotensi dapat mengganggu kesehatan tubuh secara keseluruhan.

"Melalui BKGN, kami ingin mengedukasi masyarakat, terutama tentang pentingnya menyikat gigi pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Selain itu, setidaknya kita memeriksa gigi enam bulan sekali," tutur drg. Mirah.

Pakar kardiologi dari RSJPD Harapan Kita/Heartology CV Center Brawijaya Hospital Saharjo, dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP (K) FIHA, FAsCC, mengatakan ada hubungan antara kesehatan gigi dan mulut dengan kesehatan jantung. "Jika ada kuman masuk lewat aliran darah, kemudian tersebut cukup ganas, bisa jadi kuman tersebut menempel pada bagian-bagian jantung. Karena tidak dirawat, maka kuman tersebut bisa merusak jantung," ia menerangkan.

 

3 dari 4 halaman

Layanan Teledentistry

BKGN 2021 kembali mengoptimalkan layanan teledentistry nasional “Tanya Dokter Gigi by Pepsodent” melalui official WhatsApp Tanya Pepsodent di 0878-8876-8880 selama November – Desember 2021. Layanan tersebut melibatkan dokter gigi dari 28 Fakultas Kedokteran Gigi dan 50 PDGI cabang.

Layanan teledentistry nasional di BKGN 2021 kini dilengkapi dengan fitur video call sehingga masyarakat dapat berkonsultasi secara aman, nyaman dan akurat. "Jika dibutuhkan penanganan lebih lanjut, jangan ragu berkunjung ke dokter gigi karena Kemenkes RI bersama PDGI telah menerapkan petunjuk teknis pelayanan kesehatan gigi dan mulut," kata Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Dr. drg. R. M. Sri Hananto Seno, Sp.BM (K)., MM.

Menurut drg. Seno, pihaknya akan terus mengedukasi kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat agar mereka menjaga kesehatan giginya. "Kita akan terus mengingatkan kepada masyarakat, karena jika tidak diingatkan masyarakat akan lupa merawat kesehatan giginya," kata dia.

 

4 dari 4 halaman

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19.