Liputan6.com, Jakarta - Terobosan berbeda dilakukan oleh Eiger, brand peralatan luar ruang asal Bandung, Jawa Barat. Alih-alih produk sejenis, jenama ini meluncurkan album kompilasi berjudul Music for Adventure yang dikemas dalam boks set.Â
Riadi Suwarno, General Manager Marketing Eiger Adventure, mengakui album musik itu menjadi sesuatu yang baru untuk pihaknya. Meski terdengar "melenceng," ia menyatakan bahwa alam dan musik tidak bisa dipisahkan. Alam pula yang menjadi inspirasi Eiger dalam memproduksi beragam produk.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau pergi ke alam, kurang lengkap tidak mendengarkan musik," kata dia dalam jumpa pers virtual Music for Adventure, Jumat (24/9/2021). Rencananya, seluruh keuntungan yang didapat dari penjualan album akan disalurkan untuk konservasi orangutan.
Erix Soekamti bertindak selaku produser menjelaskan proses pembuatan album dimulai sejak 2019. Ia mengajak sejumlah musisi untuk bergabung dalam pengerjaan album. Prosesnya juga tak biasa. Seluruhnya dikerjakan di alam terbuka, bukan di studio ruang tertutup.
"Ini movement luar biasa. Musisi ambil sesuatu dari alam, membuat karya terinsipirasi alam, lalu kembalikan ke alam," kata dia.
Terbukti, pendekatan model itu membuat musisi lebih produktif. Fourtwnty, sebut dia, sebagai contoh. Awalnya, mereka berencana merekam lagu lama yang diaransemen berbeda. Namun, akhirnya bisa merekam lagu baru yang hanya diciptakan semalam sebelumnya.
"Bang Iwan, dia naik ke Wae Rebo. Dia rekam yang didengarkan di Wae Rebo, termasuk kendang sakral yang ada di rumah kendang. Suaranya (kendang) berkolaborasi dengan Iwan Fals di album ini," sambung Erix.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serba Kejutan
Erix juga mengungkapkan bahwa selain Iwan Fals, musisi lain yang diajak serta dalam pembuatan album tersebut tak diberitahu lokasi perekaman lagu sampai mereka berangkat. Pengalaman itu yang membuat para musisi makin berkesan.
Ari Lesmana, vokalis Fourtwnty, menjelaskan pihaknya kebagian berangkat ke Ramang-Ramang, Sulawesi Selatan. Sampai hari H, ia masih tak tahu band-nya akan diajak ke mana.
Namun, ia tidak menyesal setelah tiba di sana. Visualnya dimanjakan dengan pemandangan bukit karst terbesar ketiga di dunia itu. "Kayak di Vietnam, bukan di Indoensia. Semua orang naik perahu, dikelilingi gunung batu," ucapnya.
Kejutan lainnya adalah mereka difasilitasi untuk menggelar workshop. Mau tak mau, mereka tergerak untuk menciptakan lagu baru yang sama sekali berbeda dari rencana awal. Lagu itu pun dipersembahkan untuk Ramang-Ramang.
"Aku kasih nama Ramang-Ramang, sesuai tempatnya, agar selalu ingat sama Ramang-Ramang," ujar dia.
Total 12 lagu yang ada di album kompilasi itu. Lima di antaranya merupakan karya dari band baru yang diseleksi dari 1.000 karya yang masuk lewat undangan terbuka.
"Dan itu, kita tidak buat iming-iming berapa rupiah, tapi mereka antusias terlibat dalam movement ini," kata Erix.
Advertisement
Mengapa Orangutan?
Riadi menerangkan, pihaknya memproduksi 400 boks set album untuk tahap pertama. Di dalamnya selain CD, juga ada video di balik layar, set peralatan makan dari kayu, masker, dan kaus. Harganya Rp499 ribu yang sudah bisa dipesan via online.
"Kita punya target penjualan lebih dari 1.000 (boks set). Jadi kalau ada yang belum dapat di tahap pertama, ada sistem pre-order," sambung dia.
Seluruh keuntungan yang didapat akan digunakan untuk mendukung konservasi orangutan lewat Benihbaik.com. Donasi itu selanjutnya akan disalurkan ke BOS Foundation dan akan dipantau penggunaannya.
"Kita fokusnya di tropical adventure. Indonesia kaya banget, punya 17 ribu pulau, orangutan habitat aslinya di negara tropikal. Kita punya concern soal itu karena kita jual produk yang fokus ke tropical area,"Â kata Riadi.
Andi F. Noya, founder BenihBaik, berharap penjualan album bukan sekadar penjualan produk, tetapi juga ajang mendidik generasi berikutnya agar lebih peduli terhadap alam Indonesia. "Mudah-mudahan melalui mendidik generasi berikutnya, generasi yang akan datang akan lebih bicara dengan hati daripada akal," kata dia.
Orangutan Korban Senapan Angin
Advertisement