Sukses

Cerita Nenek Penipu Cinta dari Jepang, Bunuh 3 Pasangan di Usia Senja hingga Dijatuhi Hukuman Mati

Nenek penipu cinta itu sebenarnya berusaha membunuh empat korban, tetapi dia sempat lolos dari pengadilan untuk kasus pertama.

Liputan6.com, Jakarta - Di usianya yang 74 tahun, Chisako Kakehi kini sedang menghadapi waktu eksekusi hukuman mati karena terbukti mencoba membunuh empat pasangannya. Hanya seorang korban yang berhasil selamat walau kondisi fisiknya tak benar-benar pulih.

Ada kesamaan dari keempat korban Chisako. Semuanya adalah lelaki lanjut usia. Korban terakhirnya bernama Isao Kakehi.

Isao berusia 75 tahun saat menikahi Chisako yang saat itu berumur 67 tahun. Mereka menikah dua bulan setelah berkenalan melalui agen perjodohan di Jepang. 

Melansir CNN, Minggu, 26 September 2021, mereka tampak seperti pasangan yang hidup bahagia di Kota Muko, Prefektur Kyoto. Mereka bahkan membuat kue beras untuk perayaan Tahun Baru.

Sayangnya, Isao Kakehi belum sempat menikmati kebahagiaan Tahun Baru. Ia keburu menjadi korban keempat dari pembunuh Jepang yang dijuluki "Black Widow" pada 28 Desember 2013.

Chisako memulai pembunuhan pertamanya ketika umur 61 tahun. Saat itu, ia lolos dari pengadilan. "Dia menggunakan agen perjodohan untuk berkenalan dengan korban lansia dan meracuni mereka setelah ia berhasil mempercayainya," ujar hakim.

"Ini adalah kejahatan kejam berdasarkan dari rencana dan keinginan yang kuat," tambahnya.

Kasus ini mendapat perhatian di Jepang dan menyoroti para lansia lajang yang rentan terhadap love scam (penipuan bermodus cinta). Negara juga mempertanyakan perihal wanita yang sudah uzur mulai membunuh pria yang dicintainya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Percobaan Pertama

Korban pertama Chisako adalah lelaki bernama Toshiaki Suehiro yang dikenalnya pada 2007. Saat itu, Chisako mencoba membunuhnya dengan menyamarkan kapsul sianida dengan pil kesehatan yang biasa dikonsumsi Suehiro.

Suehiro yang berusia 78 tahun pingsan kurang dari 15 menit setelah mengonsumsi pil itu dan hampir berhenti bernafas ketika ambulans tiba. Chisako yang menemani Suehiro ke rumah sakit menggunakan nama samaran Hiraoka ketika berbicara dengan staf ambulans dan keluarga Suehiro.

Menurut dokter di rumah sakit pada waktu, Suehiro menderita sesak napas internal dan hampir meninggal. Suehiro menjadi satu-satunya korban yang selamat dari aksi pembunuhan oleh Chisako. Tetapi, kondisi Suehiro sangatlah buruk karena mengalami disfungsi yang serius dan gangguan penglihatan.

 

 

3 dari 4 halaman

Apa Alasannya?

Korban kedua bernama Masanori Honda berusia 71 tahun dengan fisik yang bugar dan sering mengunjungi klub-klub olahraga. Pada 2011, diabetes yang dideritanya turun ke ‘mild status’ (status ringan).

Setahun kemudian, Kakehi melancarkan aksinya setelah bertemu dengan Honda. Diketahui Honda pingsan ketika mengendarai sepeda motor. Setelah diselidiki, Kakehi tidak mau menghabiskan waktunya lagi bersama dengan Honda. Dua bulan sebelum beraksi, Januari 2012, ia diam-diam berkencan dengan pria lainnya.

Korban ketiga, Minoru Hioki, seorang penyintas kanker. Tetapi pada 2013, dokter menyatakan kankernya hampir sepenuhnya telah diatasi. Kondisi Hioki mendadak memburuk setelah Chisako memberikan pil sianida, alih-alih suplemen kesehatan. Sesaat setelah selesai makan malam bersama pada September, Hioki mengeluh sesak napas hingga nyawanya tidak tertolong.

Memang, otopsi jarang dilakukan di Jepang, kecuali jika ditemukan adanya kecurigaan. Belum diketahui pasti alasan Chisako membunuh kekasihnya dan suaminya. Hingga saat ini, tanggal hukuman mati untuk Black Widow itu belum diputuskan. (Gabriella Ajeng Larasati)

 

4 dari 4 halaman

6 Halyang Dilakukan Pria Ketika Jatuh Cinta