Sukses

Beda Arti Cruelty Free dan Vegan bagi Para Pecinta Kosmetik

Tanda cruelty free dan vegan dalam kosmetik dan skincare bikin konsumen lebih berhati-hati, unsur hewani jadi faktor utama.

Liputan6.com, Jakarta - Istilah "cruelty-free" dan "vegan" semakin populer bagi kalangan pecinta makeup dan skincare beberapa tahun belakangan ini. Terutama mengingat permintaan dan peminatan konsumen saat ini sangat tinggi akan hal-hal yang berbau "animal cruelty-free ".

Berbagai produk kosmetik dan skincare menggembar-gemborkan klaim cruelty-free dan vegan dari produk masing-masing. Klaim itu bisa dipercaya bila produk kecantikan sudah lewati serangkaian uji sebelum dijual secara massal. Di samping, pengujian juga bertujuan meminimalkan risiko negatif yang timbul, seperti iritasi atau kerusakan kulit.

Penggunaan hewan sebagai alat uji coba sudah dimulai sejak zaman Yunani kuno. Saat itu, hewan digunakan untu menguji obat-obatan. Semakin berkembangnya zaman, industri kosmetik juga mengikuti langkah proses uji coba itu. Hewan-hewan yang digunakan dalam proses uji coba kosmetik yaitu kelinci, hamster, dan tikus.

Uji coba hewan dalam kosmetik meliputi tes iritasi mata dan kulit, di mana bagian-bagian tersebut menjadi bagian yang paling sering terpapar sata menggunakan kosmetik. Tentu saja hal tersebut menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan.

Kelompok pro menganggap itu merupakan hal yang relevan jika dilihat dari segi anatomi dan sistem imunnya, sehingga sulit untuk menemukan alternatif lain. Kelompok kontra menilai bahwa uji coba hewan sama saja dengan bentuk eksploitasi dan pembunuhan.

Bagi Anda yang ingin beralih menjadi cruelty-free atau vegan dan masih asing dengan istilah klaim tersebut, berikut arti penjelasannya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Arti Cruelty Free

Definisinya, produk yang sudah berlabel dan klaim cruelty-free tersebut sudah bebas dari kekejaman dan uji coba yang dilakukan pada hewan dengan cara apa pun. Klaim itu juga menunjukkan produk kosmetik yang dibuat tidak ada unsur menyakiti hewan, mulai dari proses pembuatan hingga pengujian.

Dilansir Amazine, statistik menunjukkan bahwa 50 persen dari hewan yang digunakan dalam pengujian kosmetik akan mati dalam waktu 2-3 minggu setelah percobaan. Setiap tahunnya, jumlah anjing dan kucing yang mati akibat pengujian berkisar 10,1 hingga 16,7 juta ekor.

Organisasi yang mengawasi cruelty free, yakni PETA, Choose Cruelty Free, Coalition for Consumer Information on Cosmetics, dan Cruelty Free International. Meski begitu, produk kosmetik bisa jadi masih mengandung unsur olahan hewani seperti madu, beeswax (lilin lebah), atau asam laktat dari susu sapi.

3 dari 4 halaman

Vegan Free, Jauhi Unsur Hewani

Kalau sudah paham mengenai arti apa itu cruelty free, sekarang kita akan bahas mengenai vegan. Kalau Anda menemukan sebuah produk kosmetik atau perawatan kulit yang mengklaim bahwa produk tersebut adalah vegan, artinya dijamin tidak ada unsur dari binatang, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Contoh bahan kosmetik dan perawatan kulit yang di dalamnya terdapat unsur binatang, yaitu lactic acid dari darah atau jaringan otot berbagai binatang, kolagen dari serat protein dari hewan bertulang belakang, dan masih banyak lagi. Kalau produk tersebut vegan, akan tertulis dengan jelas asalnya, contohnya plant-derived lactic acid

Selain itu, perusahaan yang memproduksi kosmetik berlogo vegan juga tidak boleh menguji coba produk pada hewan. Produk yang berhak mencantumkan logo vegan bila telah diverifikasi Vegan Society atau Vegan Action.

Namun, keduanya tidak menguji bahan atau memantau secara mendalam, melainkan hanya menelusuri pernyataan tertulis yang diberikan perusahaan saat proses verifikasi. Maka, logo yang ada di setiap produk hanya berdasarkan kejujuran dan keakuratan pernyataan dari perusahaan.

 

Penulis : Azarine Natazia

4 dari 4 halaman

Infografis 10 Jurus Cegah Klaster Sekolah Tatap Muka