Liputan6.com, Jakarta - Jangan coba-coba untuk berperilaku buruk selama berada di penerbangan. Bila nekat, bisa-bisa nama Anda masuk daftar hitam maskapai penerbangan.
Maskapai Delta Air misalnya, memasukkan 1.600 penumpang dalam daftar mereka yang dilarang terbang bersama maskapai itu. Sebagian besar dipicu perilaku buruk mereka saat terbang di masa pandemi.
Advertisement
Baca Juga
Namun, hal itu dianggap kurang efektif karena penumpang tersebut bisa saja naik maskapai lain yang tidak mengetahui pelanggaran yang dilakukannya. Maka itu, maskapai yang berbasis di Atlanta, Amerika Serikat (AS) telah meminta maskapai penerbangan lain untuk membagikan daftar penumpang dilarang terbang.
"Daftar penumpang yang dilarang tidak berfungsi dengan baik jika mereka dapat terbang dengan maskapai lain," ucap Kristen Manion Taylor, Wakil Presiden Senior Delta seperti dilansir dari laman Traveller.com, Senin, 27 September 2021.
Pramugari dan serikat pekerja pilot telah memperingatkan tentang perilaku penumpang yang nakal, yang melonjak selama pandemi. Laporan itu termasuk insiden teriakan, pelecehan verbal terhadap kru dan serangan fisik.
Asosiasi Pramugari-CWA, yang mewakili sekitar 50.000 awak kabin dari selusin maskapai penerbangan, sebelumnya telah meminta database terpusat dari penumpang maskapai yang dilarang terbang. FAA atau Administrasi Penerbangan Federal AS telah menerima sekitar 4.385 laporan penumpang nakal tahun ini. Hampir tiga perempat kasus terkait dengan penumpang yang menolak untuk mematuhi mandat masker di atas pesawat.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kekerasan dalam Penerbangan
Di awal tahun ini, FAA mengeluarkan kebijakan toleransi nol untuk insiden ini. Walaupun kasus telah turun 50 persen, angka enam insiden per 10.000 penerbangan tetap dinilai terlalu tinggi.
Serikat pekerja dan maskapai penerbangan pada Juni lalu meminta agar Departemen Kehakiman menuntut penumpang yang melakukan kekerasan dalam penerbangan. Daftar penumpang terlarang milik maskapai terpisah dari daftar larangan terbang federal, yang dikelola oleh Pusat Pemeriksaan Teroris Biro Investigasi.
Berbagai cara coba dilakukan untuk menekan perilaku agresif penumpang pesawat, termasuk dengan melarang minuma beralkohol. Federal. American Airlines dan Southwest Airlines saat ini tidak menjual alkohol di pesawat karena kekhawatiran alkohol bisa memicu perilaku buruk.
Advertisement
Penumpang Jadi Lebih Agresif
Pada Mei 2021, pramugari Southwest Airlines diserang seorang penumpang dan menyebabkan dua giginya tanggal. Penyerangan itu membuat penumpang perempuan itu dilarang terbang menggunakan maskapai itu secara permanen atau seumur hidup.
"Kami memiliki peraturan untuk membatasi penumpang bepergian dengan Southwest secara permanen. Penumpang yang terlibat dalam insiden terbaru sudah diberi tahu bahwa dia tidak boleh lagi terbang dengan Southwest Airlines," terang Sonya Lacore dari pihak Southwest, seperti dilansir dari USA Today, 28 Mei 2021.
Insiden itu terjadi pada Minggu, 23 Mei 2021, ketika pramugari yang tidak disebutkan namanya mendekati Vyvianna Quinonez dan keluarganya karena tidak memakai masker setelah penerbangan mereka dari Sacramento mendarat di San Diego. Pihak Southwest mengumumkan bahwa wanita berusia 28 tahun itu akan dilarang menggunakan maskapai dalam memo perihal penyerangannya terhadap seorang pramugari.
Serikat Pekerja AS mengungkapkan ada 477 insiden pelanggaran penumpang di Southwest antara 8 April sampai 15 Mei 2021. Jumlah insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya ini dianggap telah mencapai tingkat yang tidak dapat ditoleransi, dengan peristiwa ketidakpatuhan penumpang juga menjadi lebih agresif.
Cara Hindari Covid-19 Saat Bepergian dengan Pesawat
Advertisement