Sukses

Wanita Lebih Multitasking Dibandingkan Pria, Inikah Jawabannya?

Hal tersebut terungkap dalam penelitian yang dilakukan sekelompok ilmuwan Swiss terhadap 83 sukarelawan.

Liputan6.com, Jakarta Selama ini, wanita lebih dikenal sebagai makhluk multitasking. Ya, mereka bisa menyelesaikan banyak pekerjaan di waktu bersamaan atau dalam waktu terbatas.  

Hal tersebut mungkin sering jadi pertanyaan, mengapa wanita multitasking dibandingkan pria. Dikutip laman Goodhousekeeping seperti dijelaskan sebuah penelitian dalam jurnal yang diterbitkan Royal Society Open Science, kemampuan multitasking itu dipengaruhi karena hormon. 

Kemampuan wanita untuk melakukan banyak tugas dipengaruhi karena hormon seks yang bekerja di otaknya. Namun dalam studi itu ditemukan bahwa, kemampuan multitasking menurun seiring bertambahnya usia. 

Hal tersebut terungkap dalam penelitian yang dilakukan sekelompok ilmuwan Swiss terhadap 83 sukarelawan. Dalam studi, mereka diminta berjalan di atas treadmil sambil melakukan tugas kognitif, untuk menguji otak kiri. 

Para peneliti menemukan, ketika manusia berjalan, mereka cenderung mengayunkan lengan (terutama lengan kanan) untuk membantu keseimbangan. Namun bagi pria dan wanita lebih tua atau menopause, kontrol gerakan lengan yang berayun di sisi berlawanan dari tubuh saat berjalan berkurang. 

Hasil penelitian pun menunjukkan bahwa wanita yang belum memasuki masa menopause memiliki kemampuan multitasking dibanding pria. Sementara wanita di bawah usia 60 tahun dan memasuki menopause, kemampuan multitasking mereka justru akan menurun drastis, bahkan akan berada jauh di bawah kemampuan pria.

Para peneliti pun percaya bahwa hormon seksual perempuan, seperti estrogen dan progesterone yang bekerja pada otak, mendasari kemampuan para perempuan tersebut untuk mampu melakukan multitasking.

Terlepas dari kemampuan multitasking, Professor Keith Laws dari University of Hertfordshire, seperti dikutip laman BBC menegaskan, di dunia di mana orang semakin harus melakukan banyak tugas, tetap perlu membantu individu lain, untuk menyesuaikan peran yang disesuaikan dengan kemampuan mereka. 

Misalnya sebuah perusahaan perlu mempertimbangkan menilai kemampuan individu dalam multitasking. Itu karena pada kenyataannya, orang nggak bisa menilai bahwa dirinya adalah orang yang multitasking. 

Dalam sebuah studi, ada pria yang cenderung berpikir bahwa mereka lebih baik dalam multitasking. Ada pula wanita, lanjut Prof Laws yang cenderung berpikir mereka justru lebih buruk ketika multitasking. 

Nah ngomong-ngomong soal multitasking, generasi milenial saat ini dituntut untuk lebih produktif. Ya, produktivitas yang tinggi, membuat generasi muda harus lebih cekatan dalam menyelesaikan pekerjaan. 

Pertanyaannya, bisakah? Tentu bisa! Berkat kemajuan dan perkembangan teknologi, kini hadir smartphone yang memahami konsep multitasking yang menjadi kebutuhan para penggunanya. 

Buart para generasi milenial, rekomendasi smartphone multitasking yang memiliki fitur Multi-Active Window. Fitur tersebut memungkinkan kamu membuka tiga aplikasi secara bersamaan dengan cepat. 

Nah berkat kecanggihan fleksibilitas yang dimiliki smartphone tersebut, kamu bisa membuat atau melihat konten yang dikurasi sesuai preferensi. buat kamu yang punya produktivitas tinggi, bisa langsung membuka aplikasi Words, mencari bahan di internet, sekaligus sembari buka email secara bersamaan. Awsome, multitasking tanpa jeda!

 

(*)