Sukses

6 Fakta Menarik Tabalong yang Namanya Berasal dari Penjelajah Hutan

Tabalong merupakan nama kabupaten yang berada di Kalimantan Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Tabalong adalah nama kabupaten yang berada di Provinsi Kalimantan Selatan. Ibu kotanya berada di Kota Tanjung. Wilayahnya hanya terdiri dari daratan dengan luas 3.553,42 kilometer persegi.

Kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur di sebelah utara dan timur. Tabalong juga berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Balangan di sebelah selatan, serta di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah.

Secara administratif, Kabupaten Tabalong memiliki 12 kecamatan yang terbagi atas dua wilayah, yakni atas dan bawah. Wilayah atas terdiri dari Kecamatan Jaro, Muara Uy, Upau, Haruai, Bintang Ara, dan Murung Pudak. Wilayah bawah terdiri dari Kecamatan Tanjung, Tanta, Muara Harus, Kelua, Pugaan, dan Banua Lawas. Kecamatan terluas berada di Muara Uya sebesar 877,14 kilometer persegi.

Pada 2020, jumlah penduduk Kabupaten Tabalong sebanyak 253.305 jiwa. Penduduk laki-laki sebanyak 128.547 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 124.758 jiwa. Jumlah angkatan kerja penduduk Tabalong sebanyak 129.928 jiwa. Selain itu, ada enam fakta menarik lainnya yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Asal Usul Nama Tabalong

Berdasarkan buku antologi puisi yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Daerah Tabalong, penamaan Tabalong berasal dari para penjelajah hutan yang sedang mencari ladang dan huma. Mereka terus mencari hingga kakinya terinjak duri Tataba, sejenis pohon yang seluruh batangnya penuh duri keras.

Para penjelajah hutan itu lalu menjerit, dalam bahasa Banjar Hulu kata Jerit sama dengan Tahalulung atau melolong. Karena mereka menginjak duri Tataba, penyebutan Tahalulung menjadi Tabalong.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

2. Gua Liang Kantin

Gua Liang Kantin terletak di Kecamatan Jaro dan Muara Uya. Lokasinya tidak jauh dari ruas jalan Trans Kalimantan. Di sekitar gua ini terdapat pemandangan hamparan sawah yang luas.

Bagian dalam gua terdapat stalagmit dan stalagtit dengan bentuk unik, beberapa di antaranya menyerupai kursi maupun meja lengkap dengan berbentuk mirip orang. Karena bentuk stalagmit dan stalagtit yang unik itu, gua ini disebut sebagai kantin.

3. Masjid Pusaka Banua Lawas

Masjid Pusaka Banua Lawas merupakan tanda berkembangnya pengaruh Islam di Kalimantan Selatan. Masjid yang terletak di Kecamatan Banua Lawas ini merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan.

Masjid dibangun oleh Khatib Dayan bersama dengan para tokoh Dayak Maanyan yang memeluk agama Islam pada 1625 M. Dulunya, daerah masjid ini merupakan pemukiman Suku Dayak di tepi Sungai Tabalong. Arsitektur masjid berbentuk atap tumpang dengan bahan bangunan terbuat dari kayu.

4. Makam Syekh Muhammad Nafis

Makam Syekh Muhammad Nafis terletak di Desa Binturu, Kecamatan Kelua. Syekh Muhammad Nafis merupakan seorang ulama besar yang terkenal dengan pengajaran ilmu tasawuf. Syekh Muhammad Nafis tidak hanya mengajar di Indonesia, tetapi juga di negara Malaysia dan Brunei Darussalam. Berdasarkan catatan sejarah, Syekh Muhammad Nafis memiliki kecerdasan melebihi teman sebayanya.

Tidak hanya warga setempat saja, para peziarah makam pun berasal dari luar daerah. Syekh Muhammad Nafis juga mendapatkan gelar Syekh Al-Mursyid dalam tasawuf sehingga ia diperbolehkan untuk mengajar ilmu tasawuf.

 

 

3 dari 4 halaman

5. Tari Tandik

Setiap daerah memiliki tarian tradisionalnya masing-masing, tidak terkecuali Tabalong. Salah satu tari tradisional Tabalong bernama Tari Tandik.

Tari Tandik menceritakan mengenai kekuatan yang dimiliki masyarakat Banjar dalam bertahan hidup dan melindungi diri dari gangguan roh-roh jahat. Jika gangguan ini datang, mereka akan diobati oleh kepala suku dalam tarian tersebut. Tarian ini diiringi musik yang berasal dari gong, sedangkan penarinya dilengkapi tameng dan pedang sebagai atribut tarian.

6. Gangan Paliat

Salah satu makanan khas Tabalong yaitu Gangan Paliat, tepatnya berasal dari Kota Kelua. Gangan Paliat diambil dari nama pembuat makanan gangan yang bernama Paliat. Sebanyak 80 persen bahan makanan Gangan Paliat berupa kunyit yang dicampur santan kental, ditambah dengan penyedap rasa, air, garam, dan beberapa bumbu lainnya.

Pada dasarnya, makanan ini berupa olahan ikan. Biasanya menggunakan ikan baung atau sering disebut juga sebagai ikan lundu atau keting, tetapi bisa juga diganti dengan ikan gabus, tauman, hingga udang. Jika dilihat secara sekilas, makanan ini menyerupai hidangan opor. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan