Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 memang belum berlalu. Namun berbagai bidang usaha mulai membaik. Begitu pula dengan Usaha Mikro Kecil da Menengah (UMKM). Berbagai usaha dilakukan untuk bisa bangkit kembali di masa pandemi ini.
Dalam upaya pemberdayaan pelaku UMKM yang tergabung dalam Perkumpulan Bumi Alumni (PBA), khususnya dibidang fashion, craft dan aksesori mereka menggelar pameran. PBA mengadakan bazar fashion, craft dan aksesori di BTC Fashion Mall selama tiga hari. Fashion, craft dan accessories merupakan bagian dari sektor unggulan Ekonomi Kreatif (Ekraf).
Industri ekonomi kreatif, termasuk salah satu yang terkena imbas akibat pandemi. Menurut Dr. Ary Zulfikar, Ketua Umum PBA, pihaknya terus mencari peluang bagi para pelaku UMUM untuk tetap bertahan dimasa pandemi.
Advertisement
Baca Juga
Pandemi jangan sampai mematikan kreativitas untuk berkarya, karena pandemi pada dasarnya hanya menghambat aktivitas mobilitas masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain. “Namun tidak menghentikan supply-demand dari kebutuhan masyarakat. Hanya pelaku UMKM yang bermental kreatif yang mampu beradaptasi dengan situasi apapun,” terangnya.
Penyelenggaran bazar tidak bisa dilepaskan dari upaya kreatif para UMKM yang bergabung dengan PBA. Pelaku bisnis Fashion, craft & Accessories merupakan cluster yang menempati urutan nomer 2 terbanyak di Perkumpulan Bumi Alumni, yaitu sebesar 12,9 persen setelah cluster makanan dan minuman.
Acara bazar ini merupakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan produk-produk pelaku UMKM di cluster ini kepada publik yang diharapkan akan dapat diselenggarakan setiap tahunnya.
Strategi pemasaran dalam bentuk pameran atau ekshibisi merupakan bagian membangun ekosistem dari mulai produksi, pemasaran dan distribusi yang saling melengkapi dengan strategi pemasaran melaui platform digital (online) dan offline, melalui gerai-gerai yang diadakan oleh PBA.
“Kedepan diharapkan ekshibisi dalam bentuk bazar atau bentuk lainnya akan kami lakukan tidak hanya di Indonesia tetapi bisa juga juga di luar negeri,’’ jelasnya.
Acara Bazaar Fashion, Craft, dan Accessories mengusung tema : ”Membangkitkan Koperasi dan UMKM di masa pandemi dengan inovasi dan kolaborasi”, bertujuan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan UMKM terutama UMKM alumni, yang memberikan manfaat bagi banyak pihak seperti produsen dan konsumen.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pusat Fesyen
Selain bazar, dalam event ini pengunjung dapat menikmati acara-acara fashion show, talk show tentang fashion dan perkembangannya, serta demo eco print. Fashion show menampilkan desain-desain Gelaran Modern Fashion Etnik karya desainer Nina Gantini, Ati Diantini, Indah Utami, Indah Maharani, dan Dwi Purwanti, berkolaborasi dengan tas dan aksesori karya Titik Kurniasih, Dewi Pamudjiwidijowati, dan Ratih Saripartini.
Sedangkan bazar melibatkan tidak kurang dari 30 pelaku UMKM bidang fashion, craft dan aksesori dari Bandung, Bogor, Banten dan Jakarta. Di hari terakhir penyelenggaran bazaar, juga dilakukan penandatanganan kerjasama antara PBA dengan PT Aerojasa Cargo untuk kegiatan logisti serta distribusi produk UMKM.
Menurut Dr. Dewi Tenty diharapkan bazaar yang diselenggarakan di BTC ini bisa berkelanjutan dan menjadikan event tahunan untuk mengokohkan Bandung yang terkenal menjadi pusat fesyen di Indonesia. “Julukan Paris Van Java yang pernah disematkan pada Bandung semakin mengokohkan kedudukan Bandung sebagai kiblat fesyen di Tanah Air,” jelasnya.
Selama pandemi ini hampir tiga perempat perusahaan fesyen yang terdaftar mengalami kerugian. Terjadi penurunan penjualan sebesar 34 persen pada periode Januari-Maret 2020 saat awal pandemi, kabar baiknya adalah konsumen pada saat ini lebih memilih merek lokal untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Advertisement
Terus Berkreasi
Hal ini yang dijadikan peluang oleh PBA untuk dapat berperan serta menumbuhkan geliat fashion di Bandung khususnya dan Indonesia pada umumnya dengana mengangkat tema kearifan lokal dengan konsep global. “Pandemi menjadi tantangan tersendiri untuk terus survive dan berkreasi agar tetap berkembang,” ujarnya.
Para pelaku bisnis harus menciptakan pasar, bukan masuk pasar, membuat marketing kreatif tidak hanya produk kreatif. Serta membangun personal branding sebelum membranding produk dan menciptakan ikatan antara pelaku dengan produk. Sangat penting menciptakan brand calling, agar produk dikenal dan konsisten berproduksi dan berinovasi. “ Melihat peluang, menciptakan para kreatif adalah kata kunci untuk berhasil,” tutur Dr Dewi Tenty, yang juga pemandu dalam talkshow.
Dalam acara talkshow di bazaar Perry Tristianto, owner Raja Factory Outlet menyampaikan sebagai enterpreuner tidak bisa menyerahkan usaha kepada pegawai, harus turun sendiri, learning by doing. Sedangkan Gatra Dwipa, Marketing Manager Batik Komar menyampaikan setelah menciptakan pasar maka perlu melakukan branding dan kolaborasi.
Sementara Ati, Tenun Baduy sebagai enterpreuner dirinya selalu belajar produksi, marketing agar meningkat baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Para pelaku bisnis juga selalu mendapat dukungan dari pemerintah, Dr. Tatang Suryana, MSi Kabid Usaha Kecil, Dinas KUK Provinsi Jabar, berkomitmen untuk membantu pelaku UMKM berkembang lagi.
Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona
Advertisement