Sukses

Panduan Kencan SG, Perempuan-Perempuan Singapura Bongkar Kelakuan Pria di Aplikasi Kencan

Grup percakapan yang mendiskusikan kelakuan pria di aplikasi kencan ini menuai pro kontra.

Liputan6.com, Jakarta - Akhir pekan lalu, seorang influencer Singapura membuat saran kontroversial melalui video TikTok untuk membuat grup obrolan berisi hanya para perempuan. Tujuannya untuk mendiskusikan pengalaman mereka berinteraksi dengan pria di aplikasi kencan, serta membuat lembar excel guna mengumpulkan informasi.

Melansir Mothership, Kamis, 21 Oktober 2021, ide tersebut dieksekusi tak lama setelahnya dengan kemunculan grup obrolan Telegram dan Google Sheet. Dilaporkan bahwa di sana tercatat nama-nama individu, tulisan singkat tentang dugaan kesalahan mereka, bahkan tautan ke profil media sosial.

Inisiasi ini direalisasi ketika banyak komentar dan reaksi masih mengalir di unggahan TikTok asli, baik yang mendukung maupun menentang saran tersebut. Koh Boon Ki adalah influencer yang pertama kali mecetuskan ide tersebut.

Dalam unggahan TikTok-nya, ia menyebut grup obrolan itu akan "menghemat waktu semua orang." Pasalnya, kebanyakan orang cenderung berbicara "match" yang sama di aplikasi kencan.

Dengan demikian, mereka dapat berbagi informasi tentang teman kencan potensial untuk menyelamatkan satu sama lain dari kesulitan "menemukan tanda bahaya," kata Koh. "Bayangkan lembar Excel yang bisa kita buat," tuturnya.

Dalam keterangan unggahannya, Koh meminta pendapat warganet dan berkomentar bahwa "mereka (pria) memiliki grup percakapan yang lebih buruk." Unggahan ini pun membagi penghuni dunia maya jadi dua kubu, pro dan kontra.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tuai Pro Kontra

Mereka yang mendukung gagasan itu menunjuk pada kebenaran keterangan Koh bahwa "pria memiliki grup percakapan yang lebih buruk." Ada juga beberapa pengguna mengaku akan dengan senang hati berbagi pengalaman masa lalu mereka untuk kepentingan orang lain.

Banyak yang tampaknya meminta tautan untuk bergabung dengan grup saat benar-benar dibuat. Pendukung lainnya menyarankan agar dokumen Google dapat diakses umum sehingga "semua orang bisa berkontribusi."

Namun, banyak yang menyuarakan keprihatinan tentang inisiatif itu. Tidak sedikit yang menyebut potensi tuduhan bias atau palsu yang dibuat secara anonim, karena akan sulit memverifikasi beberapa klaim. Risiko hal-hal yang meningkat jadi pelecehan dan pencemaran nama baik juga diangkat sebagai alasan mengapa gagasan itu tidak boleh dilakukan.

Terlepas dari pro kontranya, lembar Google berjudul "Panduan Kencan SG" dengan dua tab berlabel "Daftar Hitam" dan "Hindari" beredar beberapa jam setelahnya. Setiap tab "panduan" itu berisi nama, alasan mereka terdaftar, serta tautan ke profil media sosial mereka.

Alasan yang diberikan cukup beragam, termasuk laporan kekerasan seksual, pelecehan, voyeurisme, dan perselingkuhan di tab "Daftar Hitam." Pada tab "Hindari," pelanggaran yang terdaftar, termasuk tetap menggunakan beberapa aplikasi kencan saat berkencan dengan seseorang, putus asa, mengirim pesan seksual yang tidak pantas, hanya berbicara tentang diri mereka sendiri, bahkan "gamer yang rajin."

3 dari 4 halaman

Terbentuknya Grup Percakapan

Sementara itu, grup percakapan Telegram berjudul "f*ing 🚩🚩🚩" mengumpulkan lebih dari 100 pengikut. Percakapan dalam grup termasuk berbagi pengalaman dengan orang-orang tertentu, mirip dengan apa yang ditemukan di lembar Google.

Grup tersebut dilaporkan telah ditutup pada 18 Oktober 2021. Keputusan ini diambil bersama pernyataan bahwa "membicarakan pria sama bermasalahnya dengan berbicara bersama mereka."

Nama grup adalah referensi tren baru-baru ini. Sebagaimana diketahui, pengguna media sosial berbagi contoh tentang apa yang mereka anggap sebagai tanda bahaya dalam berbagai interaksi interpersonal disertai dengan emoji "🚩."

4 dari 4 halaman

Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.