Liputan6.com, Jakarta - Kanker payudara masih menjadi momok bagi perempuan seantero jagat, termasuk Indonesia. Salah satunya kanker payudara triple negatif yang merupakan bagian subtipe dari beberapa tipe kanker payudara.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Hematologi Onkologi Medik Prof. DR. dr. Ami Ashariati, SpPD-KHOM, FINASIM menyampaikan frekuensi terjadinya kanker payudara triple negatif di Indonesia sekitar 25 persen. Tipe kanker ini juga banyak diderita oleh perempuan usia muda.
"Umumnya kanker payudara tipe lain itu sebagian besar pada usia lebih dari 50 tahun, tapi kalau triple negatif ini (menyerang) usia muda rata-rata di bawah 40 tahun, ada yang 20 tahun bahkan di Indonesia," kata dr. Ami dalam webinar bersama Yayasan Kanker Indonesia, Kamis (21/10/2021).
Advertisement
Baca Juga
dr. Ami melanjutkan faktor risiko bukan satu-satunya yang menjadikan seseorang bisa terkena kanker payudara triple negatif, namun lebih kepada peluang. Beberapa faktor risiko tersebut misalnya berusia di atas 50 tahun, pernah menderita penyakit kanker sebelumnya, atau keluarga seperti ibu, adik, kakak menderita kanker payudara.
"Tapi ada kalanya pasien yang tidak punya risiko seperti ini bisa kena kanker payudara. Faktor lain yang mungkin hanya mempunyai peluang 1--2 kali, yaitu mens terlalu dini yaitu kurang dari 12 tahun. Punya anak di atas usia 35 tahun, wanita yang sudah punya anak tidak memberi ASI secara rutin itu 1--2 kali lebih tinggi risikonya," tambahnya.
Gaya hidup juga menjadi salah satu faktor risiko terkena kanker payudara, seperti suka mengonsumsi makanan berlemak tinggi. Ada pula faktor risiko perempuan yang sudah menopause mengonsumsi hormonal tinggi, konsumsi alkohol, hingga obesitas di usia lebih dari 50 tahun. Lantas, bagaimana pencegahan kanker payudara triple negatif?
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pencegahan
"Kalau kita sudah aware, mana faktor ririko yang bisa ditoleransi, misalnya perubahan gaya hidup. "Prefensi primer" artinya kita mencegah sebelum kena, karena itu kita atasi faktor risiko yang kita modifikasi," ungkap dr. Ami.
Pencegahan selanjutnya adalah menemukan sedini mungkin tanda-tanda kanker payudara pada perempuan usia 20 tahun. Caranya dengan memeriksa secara berkala kesehatan dan periksa payudara sendiri (SADARI ) serta mengenal tanda payudara normal.
Gejala kanker payudara triple negatif serupa dengan jenis kanker payudara lainnya, seperti benjolan baru di payudara atau ketiak, penebalan atau pembengkakan pada bagian payudara, iritasi atau lesung pipit pada kulit payudara, kulit kemerahan atau bersisik di area puting atau payudara, puting tertarik ke dalam atau nyeri di area puting. Gejala lain adalah keluarnya cairan dari puting selain ASI, termasuk darah, perubahan ukuran atau bentuk payudara, ataupun nyeri di setiap area payudara.
Advertisement
SADARI
"Memeriksa payudara sendiri menghadap cermin dilihat postur payudara kanan kiri dilakukan setiap bulan di usia-usia muda, karena usia muda berisiko. Lakukan 1--2 minggu masa haid berakhir," terang dr. Ami.
"Deteksi dini sedapat mungkin dilakukan, boleh pemeriksaan kepada para ahli kalau ada kecurigaan dalam SADARI menemukan abnormalitas segera ke dokter ahli untuk diperiksa," tambahnya.
Pemeriksaan yang nantinya dilakukan seperti mamografi dan USG untuk memastikan apakah benar-benar menderita kanker payudara. "Kalau kita menemukan sedini mungkin oleh ahlinya, akan memberikan angka kesintasan hidup lima tahun lebih dari 95 persen di dalam statistik," lanjutnya.
Lalu, pencegahan tersier, pencegahan bagi yang sudah dinyatakan pasien menderita kanker payudara. "Diobati oleh ahli dengan perkembangan-perkembangan ilmu sekarang para ahli menemukan banyak opsi pemilihan obat, melakukan pendekatan-pendekatan dari hasil penelitian," kata dr. Ami.
Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19
Advertisement