Sukses

Mellisa Anggiarti sebagai Ibu, Istri, dan Pilot Perempuan Indonesia

Mellisa Anggiarti becerita bahwa stres saat skripsi justru membuatnya ingin jadi pilot.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa sangka stres di masa skripsi justru jadi awal Mellisa Anggiarti mengukuhkan hati berkarier di dunia penerbangan. Pada waktu-waktu ini, ia mengaku harus berganti suasana untuk bisa fokus mengerjakan karangan ilmiah tersebut.

"Akhirnya jadi sering naik pesawat karena mengerjakan (skipsi) dari luar. Terus mulai berpikir kerjanya (saat jadi pilot) less stress karena enggak kena macet," katanya dalam seri webinar ke-2 iStyle.id "Be Elegant and Fearless Like Hong Cha Young in K-Drama Vincenzo," Jumat, 22 Oktober 2021.

Sebagai anak dari keluarga penerbang, bidang ini memang tidak asing bagi Mellisa. Namun, bukan berarti perjalanannya mulus-mulu saja. Karena sebelum masuk sekolah penerbangan dirinya kuliah jurusan filsafat, saat banting setir, Mellisa mengaku harus belajar semuanya dari awal.

"Kalau ditanya tantangan, itu banyak banget dan berat. Pada dasarnya kalau mau masuk ke 'man's world,' kita harus membekali diri dengan mental yang kuat," tuturnya. "Buatku ada tiga hal penting untuk jadi pilot: attitude, skill, dan knowledge."

Sebagai perempuan di sektor didominasi pria, Mellisa menyebut bahwa dirinya pernah mengalami pelecehan. "Ada banyak yang belum tersentuh edukasi gender, makanya mereka sendiri (pria) tidak sadar apa yang dilakukan itu sudah melecehkan rekan kerja perempuan mereka," ucap Mellisa.

Selain sebagai pilot perempuan, ia juga menjalani peran sebagai ibu dan istri. Supaya semuanya tetap pada jalur, Mellisa mengaku harus merelakan punya waktu me time lebih sempit. "Karena aku harus urus diri sendiri, keluarga, dan pekerjaan," imbuhnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Butuh Support System

Dalam menjalani multi-peran, Mellisa mengaku membutuhkan support system memadai. "Sekarang kan sudah tiga bulan aku tidak terbang karena lagi cuti, tapi kalau lagi tugas, mamaku di rumah sama mba buat jaga anakku," ia bercerita.

Ia pun harus rela bangun lebih pagi untuk mengurusi berbagai hal sebelum pergi bekerja. Kendati sempit, Mellisa mengaku selalu menyempatkan me time. "Aku skincare-an di waktu me time. Itu sudah jadi rutinitas yang kulakukan di luar sadar, berjalan saja secara otomatis," tuturnya.

Mellisa menyebut, dari sekian banyak produk perawatan, ada satu yang wajib diaplikasikannya: sunscreen. "Kalau kerja kan di kokpit kaca semua. Aku tidak bisa menghindari (sinar matahari), makanya enggak pernah skip sunscreen," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Mengendalikan Stres

Mellisa pun bercerita tentang caranya mengendalikan stres. Pertama, ia akan mencari asal stres. "Kalau itu sesuatu yang bisa aku manage, aku akan fokus pada memperbaiki masalah itu. Karena kalau selesai (masalahnya), tingkat stres biasanya ikut turun," katanya.

Namun demikian, bila itu disebabkan sesuatu yang tidak bisa dikendalikan sepenuhnya, ia mengaku akan memperbanyak me time. Selain merawat diri, ia juga memilih waktu bersantai dengan membaca buku atau menonton film teenlite yang ceritanya berakhir bahagia. "Supaya enggak nambah stres karena sad ending," imbuhnya.

"Di beberapa waktu, aku juga memutuskan menuliskan semua kecemasan itu: journaling," katanya. Namun demikian, jika semua tahap sudah dilakukan dan tingkat stres belum berkurang, bahkan dirasa bertambah, Mellisa mengaku tidak ragu meminta bantuan profesional.

 

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19