Sukses

Rancacangkuang di Bandung, Bumi Perkemahan Pramuka Lawas yang Kembali Populer di Masa Pandemi

Jumlah pengunjung ke Rancacangkuang, Kabupaten Bandung, mencapai ratusan orang setiap hari.

Liputan6.com, Jakarta - Lokasi wisata yang sedang hits di Bandung, Jawa Barat, terus bermunculan, meski dalam suasana pandemi. Salah satu objek wisata tersebut adalah Rancacangkuang yang merupakan bumi perkemahan.

"Bumi perkemahan ini sebenarnya sudah ada sejak 1999, terutama untuk pramuka dan mahasiswa saja. Namun sejak PPKM, banyak orang yang mencari lokasi wisata yang lain dan sejak itu di sini makin ramai dan tidak hanya untuk kemah saja," ujar penanggung jawab agrowisata Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Nundang Wahyudin, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (27/10/2021).

Lokasi wisata yang berada di Desa Gambung, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung ini memiliki luas enam hektare. Empat hektare di antaranya digunakan untuk perkemahan. Di sana terdapat kantin, musala, tapi listrik belum masuk di tempat ini.

"Jadi masih alami banget. Coba saja datang ke sini," ucap Nundang. "Suasana di tempat ini juga cukup sejuk," imbuhnya.

Kebanyakan pengunjung berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang, dan Karawang. Ada juga pengunjung yang datang dari Lampung dan Jawa Tengah.

"Pengunjung paling ramai setiap akhir pekan. Dalam sehari sempat mencapai 2.000 pengunjung, terutama sebelum tempat wisata lain buka. Sekarang ratusan orang yang datang ke sini," tutur Nundang.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Empat hingga Enam Kali

Mereka yang datang ke Rancacangkuang didominasi pengunjung lama. Tak sedikit pengunjung yang sudah empat hingga enam kali datang ke tempat ini.

"Mereka senang datang ke sini. Coba saja datang ke sini, tanya mereka yang berkunjung, sudah berapa kali mereka Rancacangkuang," kata Nundang.

Mereka rata-rata datang untuk kemping. Namun, ada juga yang berwisata kebun teh dan main di tepi sungai. "Keistimewaan tempat ini juga karena ada sungai yang mengalir sepanjang 700 meter. Banyak anak-anak yang main di sungai. Sungainya dangkal, jadi aman untuk anak-anak dan keluarga," kata Nundang.

3 dari 4 halaman

Protokol Kesehatan Masih Longgar

Harga tiket masuk berkunjung ke Rancacangkuang cukup murah. Setiap pengunjung hanya dikenakan biaya Rp12.500 per malam.

"Untuk parkir motor biayanya Rp5 ribu, sementara untuk parkir mobil Rp10 ribu," kata Nundang.

Lain lagi bagi mereka yang pengunjung yang membawa mobilnya ke tempat kemping, mereka dikenakan biaya Rp25 ribu. "Mereka umumnya membawa mobilnya ke area kemping agar mereka tidak repot menurunkan atau mengangkut peralatan kempingnya," ia menerangkan.

Nundang mengatakan, pihaknya sudah menjalani sertifikasi CHSE, tapi belum menerapkan penggunaan PeduliLindungi. "Sertifikasinya belum keluar dari Sucofindo. Kami belum menerapkannya," kata Nundang secara tertulis, Kamis pagi (28/10/2021). Kartu vaksin pun tidak diminta ditunjukkan oleh pengunjung yang akan masuk.

Ia juga menyatakan, penerapan protokol kesehatan dijalankan secara manual. Di dalamnya termasuk dengan mengingatkan pengunjung memakai masker dan mencuci tangan.

4 dari 4 halaman

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan