Sukses

6 Fakta Menarik Kabupaten Mempawah yang Sempat Bernama Kabupaten Pontianak

Kabupaten Mempawah memiliki sebuah istana yang dibangun sejak 1761.

Liputan6.com, Jakarta - Mempawah adalah kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang beribu kota di Kota Mempawah. Luas wilayahnya 1.276,90 kilometer persegi yang terbagi menjadi sembilan kecamatan.

Sebelum bernama Kabupaten Mempawah, kabupaten ini dulunya bernama Kabupaten POntianak. Perubahan itu diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2014 tentang Perubahan Nama Kabupaten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah di Provinsi Kalimantan Barat.

Lokasi Mempawah cukup strategis karena berada di jalur perdagangan antara Pontianak, Singkawang, dan Sambas. Berdasarkan letak administratifnya, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang di sebelah utara, Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak di sebelah selatan, Selat Karimata di sebelah barat, serta Kabupaten Landak di sebelah timur.

Jumlah penduduk Kabupaten Mempawah sebanyak 301.560 jiwa, pada 2020. Kabupaten ini memiliki kepadatan penduduk 236 jiwa per kilometer persegi. Apa lagi fakta menarik dari Kabupaten Mempawah yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber?

1. Asal-usul Nama Mempawah

Nama Mempawah berasal dari istilah Mempauh, yakni nama pohon yang tumbuh di hulu sungai yang kemudian dikenal dengan nama Sungai Mempawah. Mempawah juga berasal dari nama buah Asam Paoh. Sumber lain menyebutkan bahwa Mempawah juga bersumber dari kata Mempelam Paoh yang banyak ditemukan di sekitar Kota Mempawah, di sela-sela pohon nipah.

Lainnya meyakini nama Mempawah mengadopsi Bahasa China, yaitu Nam Pa Wa, yang berarti arah selatan. Asal Nam Pa Wa ini dapat dicocokan dengan catatan sejarah, orang-orang Chinaa yang pernah datang ke daerah pesisir pantai Kalimantan Barat, sekitar abad ke-16.

2. Pulau Temajo

Pulau Temajo termasuk bagian dari Desa Sungai Kunyit Laut, Kecamatan Sungai Kunyit, sekitar 22 kilometer dari ibu kota Kabupaten Mempawah. Pulau yang dikenal dengan keindahan pasir putih dan air laut yang jernih ini, memiliki luas area sebesar 556 hektare.

Pulau ini merupakan dataran tinggi dengan hamparan hutan tropis yang masih asri sehingga cocok untuk hiking. Selain itu, pulau ini memiliki hutan bakau sepanjang 3000 meter.

Di sekitar pulau terdapat kelong, tempat nelayan untuk menangkap spesies cumi-cumi dan ikan-ikan kecil. Ketika malam hari, pantulan lampu minyak dari nelayan di laut tampak seperti kunang-kunang, menyajikan pemandangan keindahan tersendiri.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

3. Istana Keraton Amantubillah

Istana Keraton Amantubillah merupakan pusat dari Kerajaan Mempawah. Amantubillah diambil dari Bahasa Arab yang dapat diartikan sebagai Aku Beriman Kepada Allah. Istana ini berada di Kecamatan Mempawah Timur.

Bangunan istana yang dibangun pada 1761 pada masa pemerintahan Gusti Jamiril, didominasi berwarna kehijauan dan biru. Pada 1880, istana ini terbakar dan direnovasi pada masa pemerintahan Gusti Muhammad Taufik Akkamaddin sehingga bisa kembali digunakan pada 1922.

Komplek Istana Amantubillah terdiri dari tiga bagian, yaitu bangunan utama sebagai tempat singgasana raja, permaisuri, dan tempat tinggal keluarga raja. Bangunan sayap kanan berfungsi sebagai tempat untuk mempersiapkan keperluan dan untuk perjamuan makan keluarga istana.

Bangunan sayap kiri difungsikan sebagai aula dan tempat untuk mengurus administrasi pemerintahan. Sementara, di belakang istana terdapat kolam bekas pemandian raja beserta keluarga dan gazebo yang tidak jauh dari kolam pemandian untuk bersantai.

4. Air Terjun Sambora

Air Terjun Sambora berada di Desa Sambora, Kecamatan Toho, yang berbatasan perses dengan Kabupaten Landak. Keunikan air terjun ini karena memiliki tujuh tingkat.

Air terjun ini menawarkan pemandangan alam menawan dari hamparan sawah dan perbukitan. Debit airnya cukup besar dengan kondisi yang jernih sehingga menjadi salah satu objek wisata andalan. Kawasan air terjun juga sering dijadikan sebagai tempat berkemah.

Air Terjun Sambora dapat dicapai menggunakan kendaraan roda dua karena jalanan yang tersedia cukup sempit. Pengunjung akan disajikan pemandangan pepohonan yang asri di perjalanan menuju lokasi air terjun yang berada di tengah hutan dan di bawah Bukit Raya. 

3 dari 4 halaman

5. Rumah Adat Dayak Anjungan

Rumah Adat Dayak Anjungan merupakan rumah bentang yang dihuni oleh masyarakat Dayak yang berada di daerah hulu sungai. Rumah ini memiliki bentuk rumah panggung dan memanjang.

Biasanya, rumah ini memiliki panjang berkisar 30-150 meter dengan lebar sekitar 10-30 meter serta tiang yang ada pada rumah ini memiliki tinggi sekitar tiga sampai lima meter. Biasanya dihuni oleh 100-150 jiwa.

Rumah Panjang atau Rumah Betang bukan hanya sekadar pengungkapan nama saja, tetapi mengartikan tata pamong desa, organisasi sosial, dan sistem kemasyarakatan. Rumah ini merupakan pusat kebudayaan masyarakat Dayak.

6. Tari Selodang Mayang

Tari itu merupakan taritradisional dari Kerajaan Mempawah. Tarian ini masih dilestarikan di lingkungan sekitar Istana Amantubillah lewat keberadaan Sanggar Raja Berdendang dan terbuka bagi siapa saja.

Tarian ini bermakna agar masyarakat harus memegang nama baik adat istiadat dan mempertahankan kelestarian budaya. Tari Selodang Mayang yang merupakan tarian istana, dikreasikan menjadi tarian persembahan kepada para tamu dalam berbagai acara besar yang berfungsi untuk hiburan.

Tarian ini ditarikan oleh lima orang remaja putra dan putri yang dipilih oleh istana. Mereka diwajibkan untuk mandi kembang tujuh rupa sebelum menari. Lagu Selondang Mayang mengiringi tarian ini. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan Covid-19