Liputan6.com, Jakarta - Dari kukus sampai goreng, dimsum sudah jadi hidangan yang akrab di lidah orang Indonesia. Ragam variannya dinilai sebagai daya tarik lain, sehingga banyak pebisnis yang berbondong berkreasi, termasuk Dimsum49.
Owner-nya, Muhammad Kautsar, mengatakan saat ini mereka sudah memiliki lebih dari 30 varian dimsum. "Karena satu keluarga itu sejuta rasa, kami mengeluarkan banyak variasi untuk memenuhi selera pelanggan," katanya dalam grand opening supermarket dan restoran Bolekaka di kawasan Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 3 November 2021.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya memproduksi dimsum di bawah tiga brand: Mafia, Dimsum49, dan Golden King. Masing-masingnya, kata Kautsar, punya segmentasi berbeda.
Advertisement
Baca Juga
"Mafia ini menyasar pelanggan middle-low dengan harga lebih murah. Kemudian, Dimsum49 menawarkan dimsum berkualitas dengan harga tetap terjangkau. Sementara, Golden King adalah produk yang dibuat khusus untuk pasar premium," paparnya.
Produk mix varian dikatakan jadi yang paling laris untuk brand Mafia, sedangkan Dimsum49 mengandalkan dimsum yang alih-alih pangsit, justru dibalut nori untuk menawarkan sentuhan rasa ala Jepang. Kategori best seller dari Golden King adalah siomai kulit kuning dan lumpia udang.
Ragam varian dimsum ini, ucap Strategic Planning Director Bolekaka Reko Setyo Prabowo, bisa dinikmati seharga mulai dari Rp9,9 ribu. Selain pembelian secara online, mereka juga telah membuka supermarket dan restoran Bolekaka di kawasan Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat dalam pemasarannya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengembangan Varian
Dalam pengembangan varian, Kautsar mengatakan, pihaknya banyak menerima masukan dari pelanggan. "Apa yang mereka harapkan, jenis dimsum apa yang diinginkan," katanya. "Selain, kami juga melihat tren. Jadi, menggabungkan kebutuhan pelanggan dengan produk unik yang sudah ada, misalnya di media sosial."
Sudah lama jadi supplier yang memiliki lebih dari 50 agen dan empat ribu reseller di 20 kota di Indonesia, toko fisik dinilai pihaknya sebagai peluang untuk menyasar end user. Masuk ke pasar offline juga dianggap fondasi untuk bisnis yang berkelanjutan.
"Kami paham pelanggan perlu experience. Datang ke tempat dan bisa mencicip langsung," ucap Kautsar.
Reko menambahkan, ini juga merupakan bagian dari riset pasar. "Dengan adanya outlet, kami bisa langsung menerima masukan dari pelanggan. Ini berpengaruh pada tim produksi dalam forcasting," tuturnya.
Advertisement
Mengolah Dimsum Frozen
Selain bisa makan di tempat, mereka juga menjual dimsum frozen. Mengolahnya di rumah, Kautsar memberikan beberapa tips. Pertama, dimsum sebaiknya disimpan lebih dulu dalam freezer.
"Saat mau dikonsumsi, ambil secukupnya. Kemudian, jangan dari frozen langsung diproses. Harus dibiarkan dulu di suhu ruang. Setelah itu, baru bisa dikukus sebanyak yang diinginkan," katanya, menambahkan bahwa pengukusan dengan air mendidih membutuhkan waktu 10 menit.
"Mengukusnya juga bisa di rice cooker. Simpel banget," sambung Reko.
Kautsar mengatakan, produk dimsum yang ditaruh dalam freezer bisa bertahan sampai tiga bulan, sementara jika ditaruh di suhu ruang, hanya tahan hingga 24 jam.
Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Advertisement