Sukses

Produktif Tanpa Burnout ala Maudy Ayunda

Bersama AERIS Beauté, Maudy Ayunda merilis paket untuk mendukung produktivitas yang positif.

Liputan6.com, Jakarta - Produktif tentu sudah jadi mantra sehari-hari bagi aktris sekaligus penyanyi Maudy Ayunda. Namun, dalam menuntaskan agenda demi agenda, pelantun lagu Jakarta Ramai ini mengaku berhati-hati agar tidak burnout.

"Jadi produktif di sini harus punya elemen self-care," katanya dalam jumpa pers virtual, Kamis, 4 November 2021.

Berawal dari gagasan itu, Maudy bekerja sama dengan merek kecantikan, AERIS Beauté, mengusung kampanye "Beauty Beyond Skin Deep." "Aku dan Patricia (co-founder AERIS Beauté) bersahabat sejak SMA, sudah sekitar 11 tahun. Karena itu, kolaborasi ini terasa sangat natural," kata perempuan lulusan Stanford University tersebut.

Co-founder AERIS Beauté Patricia Davina menyambung bahwa kerja sama keduanya bermaksud mengubah hidup jadi lebih positif. Dari gagasan itu, mereka merilis dreamkeeper guided journal dan on-the-go premium brush set.

Maudy menyebut, self-care harus dituntun kesadaran diri. Karena itu, dia memilih jurnal sebagai bagian dari paket kerja sama tersebut karena bisa jadi medium untuk check-in dengan diri sendiri.

"Isinya ini sesuai yang aku mau. Ada undated planner jadi kapan mau memulai, itu kita yang menentukan. Ada juga monthly checklist, evaluasi akhir bulan, weekly gratitude prompts, blank notes section, dan sistem perencanaan keuangan," papar Maudy.

Selain itu, ada juga kutipan-kutipan menginspirasi yang secara pribadi telah mendorong Maudy Ayunda meraih mimpinya. "Jadi tidak sekadar produktif, tapi juga mengarah pada self-discovery untuk tahu diri kita ini butuh apa, apa saja yang mau dilakukan," imbuhnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Donasi untuk Kesehatan Mental

Masih dalam rangkaian paket itu, ada premium brush set yang juga dikerjakan sesuai permintaan Maudy Ayunda. Patricia mengatakan, perlu setahun untuk akhirnya merampungkan produk tersebut. "Dari desain, sampling, tes, sampai rilis," ucapnya.

Ini terdiri dari tiga brush vegan dan cruelty-free berukuran kecil, supaya bisa dengan mudah dibawa ke mana-mana. "Ada boksnya jadi bisa sekaligus bawa lipstik atau aksesori kecil. Sudah ada cerminnya juga," ujar Patricia.

Rangkaian brush ini terdiri dari buffing brush untuk produk-produk liquid maupun cream, seperti primer, concealer, foundation, contour, maupun highlight. Kemudian ada juga sculpting brush untuk berbagai produk powder, termasuk blush, highlight, atau contour.

Terakhir, setting brush untuk produk-produk seperti setting powder, powder foundation, dan pressed powder. Kolaborasi mereka pun diperluas dengan melibatkan Ubah Stigma, organisasi non-profit yang betujuan membangun kesadaran kesehatan mental, serta melawan stigma terhadap isu kejiwaan di Indonesia.

Selain dua produk di atas, pihaknya merilis headband dan sweater. "100 persen profit dari penjualan sweater akan didonasikan pada Yayasan Ubah Stigma untuk membantu program kesehatan mental mereka di Indonesia," kata Patricia.

Dalam satu bulan ke depan, mereka menawarkan diskon 10 persen. Jadi, on-the-go premium brush dibanderol Rp229,5 ribu, dreamkeeper guided journal dihargai Rp225 ribu, Rp67,5 ribu untuk dreamy headband, dan sweater seharga Rp337,5 ribu.

3 dari 4 halaman

Jangan Diagnosa Sendiri

Terkait kesehatan mental di Indonesia, co-founder Ubah Stigma Emily Jasmine mengatakan, dibandingkan 2018 saat mereka memulai organisasi non-pofit tersebut, sekarang sudah lebih banyak orang yang memahami pentingnya kondisi psikis. Namun, ini tidak membuat perjuangan lantas usai.

"Self-diagnose jadi yang harus diwaspadai sekarang karena sudah lebih banyak orang merasa punya pengetahuan akan kesehatan mental," tuturnya.

Soal self-care, Emily mengatakan, setiap orang sebenarnya tahu batasan antara merawat diri dengan self-sabotage. "Makanya penting untuk tahu self-reflection, lebih menyadari diri sendiri untuk stay in the present. Lagi-lagi aku mengimbau untuk jangan ragu ke psikolog atau psikiater untuk mendapat bantuan profesional," tutur Emily.

Narasi ini disepakati Patricia, menyebut bahwa penting untuk memperhatikan kebiasaan untuk tahu mana yang self-care atau self-sabotaging. Bagi Maudy, self-care berarti bersifat menenangkan. "Kalau self-sabotage lebih pada restless energy. I know I'm just avoiding something," ucapnya.

4 dari 4 halaman

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan