Liputan6.com, Jakarta - "Getok harga" telah jadi fenomena yang bukan sekali-dua kali ditemukan di destinasi wisata, dan ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Melalui sebuah unggahan Facebook yang viral, baru-baru ini, seorang pelancong menceritakan pengalaman serupa di Langkawi, Malaysia.
Di sana, pemilik akun mfaris.zul ini bercerita bahwa ikan kakap putih goreng yang dipesannya di sebuah restoran dibanderol sangat mahal. Keterangan ini diunggah bersama bon yang menunjukkan ikan seberat 7,48 kilogram ini bernilai 1.196,80 ringgit (Rp4,1 juta).
Advertisement
Total tagihan yang diunggah pelanggan, termasuk makanan dan minuman lain, adalah 1.759,50 ringgit (Rp6 juta) untuk tujuh orang makan. Kendati kaget, si pemilik akun menyarankan restoran tidak mengulangi perbuatan tersebut, termasuk menyajikan ikan sebesar itu hanya untuk dimakan tujuh orang.
Lebih lanjut ia mengklaim bahwa ada pelanggan lain yang juga pasrah ketika dikenakan tagihan sebesar 755 ringgit (Rp2,6 juta) hanya untuk makan dua orang. "Kami sebenarnya maklum harga di sini agak mahal," tulisnya.
Melansir Says, Jumat, 5 November 2021, pemilik restoran itu pun angkat bicara. Ia mengaku menerima pesanan dan meminta pelanggan melihat ikan sebelum dimasak, tapi mereka tidak mau melakukannya.
"Saya menyarankan pada pelanggan untuk memesan ikan lain seperti kakap merah atau kerapu dengan ukuran antara satu hingga 1,5 kilogram (kg), lebih cocok sebagai lauk," kata pemilik Restoran Terapung Sas Rimba, Norasyikin Musa.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keterangan Pemilik Restoran
Si pemilik restoran menambahkan, harga ikan kakap putih yang disajikan juga telah tertera di menu restoran. Tertulis di sana, sebagaimana diklaim, ikan tersebut dibanderol 16 ringgit (Rp55 ribu) setiap 100 gram.
"Saya sudah menjelaskan pada pelanggan bahwa ikan yang dipesan, yang beratnya sekitar 7 kg, itu tidak dijual, tapi disimpan di kolam untuk dilihat pengunjung restoran," katanya.
Ia juga membantah membebankan biaya tambahan untuk pembayaran kartu kredit seperti yang dituduhkan pelanggan. "Pelanggan yang dikatakannya 'pasrah' juga memesan menu lain, seperti lobster seberat hampir 1 kg, ketam, dan ikan kerapu harimau," tuturnya.
Advertisement
Dibuka Kembalinya Langkawi
Langkawi sendiri sudah mengizinkan kunjungan wisatawan domestik sejak 16 September. Tidak hanya soal klaim getok harga, sehari setelah dibuka, destinasi pulau di Malaysia ini sudah menarik perhatian karena video perairannya yang dipenuhi sampah.
Klip berdurasi 39 detik itu diunggah ulang pengguna Twitter @amin_hafiszat dari video TikTok. Terdengar di sana seorang pria menceritakan bagaimana pulau itu "sangat tercemar karena orang-orang." Video singkat itu diduga diambil sehari setelah Langkawi dibuka kembali, yaitu Jumat, 17 September 2021.
Video itu diambil di perairan dekat Bukit Malut dan dua resor terkemuka. Menanggapi kicauan yang mengumpulkan belasan ribu retweet, Anggota Parlemen (MP) Langkawi Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan, ia menghubungi dewan lokal untuk segara menangani masalah ini.
"Langkawi adalah pulau wisata. Saya mengajak semua orang untuk lebih bertanggung jawab dan tidak membuang sampah sembarangan. Mari kita jaga Langkawi, permata Kedah," ujarnya dalam quote tweet unggahan yang dimaksud.
Infografis 8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan COVID-19
Advertisement