Sukses

Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Mental, Tolong Diri Sendiri dan Orang-Orang Terkasih

Selain bantuan profesional, dukungan orang terdekat juga berperan penting dalam mengatasi gangguan kesehatan mental.

Liputan6.com, Jakarta - Membangkitkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental terus dilakukan melalui berbagai medium. Dari yang sudah-sudah, menjaga kondisi kesehatan jiwa ini tidak hanya terjadi secara intrapersonal, namun juga interpersonal.

Karena itu, peneliti kesehatan mental dan pendiri Emotional Health for All Dr. Sandersan Onie merilis buku Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Indonesia. "Mudah dipahami, (bukunya) kurang dari 100 halaman," katanya dalam jumpa pers virtual, Sabtu, 6 November 2021.

Ia menjelaskan bahwa buku ini berisi pedoman singkat mengenai depresi, kecemasan, beberapa kondisi stres kronis, dan cerita dari mereka yang pernah mengalaminya. Terdapat 10 langkah yang dapat dilakukan terhadap mereka yang sedang berada dalam situasi sulit.

Buku juga berisi panduan tentang apa yang dapat dilakukan untuk membantu seseorang yang sedang mengalami situasi sulit secara mental dan cara menangani individu yang ingin bunuh diri. Dr. Sandy, sapaan akrabnya, mengungkap, buku ini ditulis berdasarkan temuan terbaru dan masukan dari para ahli, baik dari dalam maupun luar Indonesia.

"Tujuannya membekali setiap orang di Indonesia dengan pengetahuan dasar mengenai kesehatan mental, serta menumbuhkan semangat saling membantu dalam masa-masa sulit dan penuh tantangan," ujarnya.

Panduannya, Dr. Sandy mengatakan, disesuaikan dengan kultur Indonesia. Pasalnya, menangani masalah kesehatan mental, menurutnya, berkaitan erat dengan masyarakat, kondisi, dan budaya setempat, sehingga diagnosis klinis dan cara penanganan isunya bisa berbeda.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Jangan Diagnosa Sendiri

Dr. Sandy memperingatkan jangan terlalu lama mengabaikan tanda-tanda gangguan kesehatan mental. "Kalau tidurnya sudah enggak benar, overthinking, rasanya enggak mau ketemu siapa-siapa, gampang marah, dan pola makan berantakan, ini harus sudah diwaspadai. Enggak ada salahnya sharing dengan teman atau orang yang dipercaya, apa yang sedang dirasakan," katanya.

Psikolog, sekaligus Ketua Umum IPK Indonesia Indria Laksmi Gamayanti sepakat bahwa tanda-tanda itu harus diatasi. "Tapi, penting juga untuk paham bahwa saat kita cemas, itu belum tentu depresi," ucapnya.

Karena itu, di bukunya, Dr. Sandy menggarisbawahi bahaya self-diagnose. "Tetap butuh analisa profesional untuk tahu persis sebenarnya bagaimana kondisi kesehatan mental seseorang," tegasnya. 

3 dari 4 halaman

Pentingnya Dukungan Lingkungan Terdekat

Gamayanti menyoroti, buku ini juga menyampaikan pentingnya dukungan lingkungan terdekat dalam mengatasi gangguan kesehatan mental. "Ada upaya-upaya yang bisa dilakukan bagi diri sendiri atau upaya menolong orang lain, dengan teknik dan tips, atau berkaca dari pengalaman orang lain dalam menghadapi rintangan atau permasalahan hidup," katanya.

"Cara yang disampaikan antara lain dengan sikap peduli, empati, keberanian untuk berbicara, serta mengembangkan kekuatan diri melalui berpikir dan mengaktivasi perilaku positif," imbuhnya.

"Dukungan sosial yang baik dan kepedulian orang-orang yang mengasihi kita tidak kalah penting dengan bantuan tenaga profesional. Tugas kita adalah menyediakan tempat yang aman dan nyaman bagi mereka dalam memproses perasaan dan pengalaman yang sedang dialami, serta menunjukkan kepedulian sebaik mungkin," ungkap Dr. Sandy.

Buku ini telah tersedia secara online. Khusus 6--8 November 2021, pembelian di GeraiKompas.id akan memperoleh diskon 20 persen. Selain itu, bisa juga didapatkan di toko-toko Gramedia.

4 dari 4 halaman

Infografis Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19