Sukses

Prediksi Tren Kecantikan 2022, Skin Barrier Lebih Populer Dibandingkan Kulit Bercahaya

Prediksi tren kecantikan mulai bermunculan seiring 2021 akan segera berlalu, lalu bagaimana tren kecantikan versi iStyle.id?

Liputan6.com, Jakarta - Kolaborasi akan menjadi salah satu tren kecantikan pada 2022 dengan berbagai kategori. Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun depan akan sedikit berbeda.

"Pada 2022 kolaborasi akan lebih fokus pada antara powerful brand makeup dengan powerful brand skincare. Mereka akan memadukan bahan-bahan terbaik dari produk tersebut karena terpengaruh juga dengan trend beauty yang sifatnya akan lebih ke arah hybrid function," ujar Head of Beauty Products isytle.id, Amanda Citra Wibowo dalam jumpa pers daring International Beauty Fair iStyle.id, Selasa, 9 November 2021.

Amanda menyebutkan, sekarang ini sudah banyak sekali produk kosmetik yang sudah mengandung essence of skincare-nya. Selain itu, pada 2022 akan ada lebih banyak beauty influencer yang meluncurkan produknya sendiri.

"Jika sebelumnya, artis-artis yang mengeluarkan produk beauty-nya. Ke depan, kita akan fokus pada beauty influencer yang mengeluarkan produknya," imbuh Amanda.

Amanda juga mengatakan pada 2022 orang tidak hanya fokus pada glowing skin atau kulit mulus. Mereka juga lebih memperhatikan kulit yang sehat dan terawat.

"Ketertarikan pelanggan akan tertarik pada kulit bersih. Pada 2021 kata-kata glowing skin cukup terkenal, maka pada 2022 kata-kata skin barrier akan lebih digandrungi, karena pada akhir 2021 kata-kata skin barrier sudah melampaui kata-kata glowing skin," ujar Amanda.

Saat ini sudah banyak produsen kecantikan yang meluncurkan produknya dengan menggunakan istilah skin barrier. Hal itu dilakukan karena masyarakat sudah semakin tahu tentang pentingnya melindungi kulit paling luar dari kuman yang terdapat di lingkungan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Persepsi Kecantikan Berubah

Pandemi Covid-19 yang sudah hampir dua tahun memengaruhi brand beauty secara global, termasuk skincare dan kosmetik di seluruh dunia. Kerja dan belajar dari rumah juga mempengaruhi penurunan konsumsi kategori beauty, seperti makeup.

Namun, lain halnya dengan produk skincare dan personal skincare yang justru meningkat. Hal tersebut menyusul banyaknya salon kecantikan dan klinik dermatologist yang harus tutup sementara akibat lockdown.

"Kebutuhan masyarkat terhadap kebutuhan terhadap produk perawatan kulit atau treatment yang lebih spesifik itu juga meningkat. Banyak sekali produk skincare atau brand yang sengaja mengambil atau peluang dari masa ini dengan meluncurkan produk home treatment yang aman," kata Amanda.

Pandemi juga mengubah cara pandang masyarakat Indonesia tentang persepsi cantik. Jika sebelumnya definisi cantik masyarakat Indonesia itu dengan color tone yang cerah dan rambut lurus, sejak pandemi mereka menyadari bahwa untuk mendapatkan kulit yang bercahaya itu penting dari asupan gizi yang seimbang, olahraga yang teratur, gaya hidup yang sehat, dan juga kesehatan mental.

Amanda juga mengatakan bahwa dengan adanya pandemi terjadi peningkatan penjualan dari kategori sunscreen. Mereka sadar betul bahwa sunscreen tidak hanya untuk kegiatan outdoor, tapi juga kegiatan di dalam rumah.

"Selain sunscreen, peningkatan juga terjadi pada produk makeup. Masyarakat mungkin ingin terlihat cantik meski dengan menggunakan masker. Selain itu peningkatan juga terjadi pada produk makeup yang sifatnya long lasting finished. Artinya, mereka yang bekerja dan kuliah saat membuka maskernya tidak luntur makeupnya," papar Amanda.

 

 

3 dari 4 halaman

Paling Banyak Dipesan

CMO iStyle.id, Ardi Sudarto menambahkan, pada 2021, iStyle.id pun mencatat produk Essence/Serum menjadi subkategori produk kecantikan yang paling banyak dipesan, yaitu sebesar 27 persen dari total produk kecantikan. Posisi selanjutnya adalah produk moisturizer dalam bentuk Cream, Balms, dan Oils sebesar 21 persen dari total transaksi produk kecantikan.

Sedangkan, untuk mempertahankan kelembaban kulit dan Toner, sebesar 11 persen dari total transaksi produk kecantikan untuk membersihkan sekaligus menyeimbangkan pH kulit. Produk skincare mendasar seperti pencuci muka ataupun pelembab, kini mulai bergeser ke arah yang lebih maju.

"Uniknya, tren ini tidak hanya terjadi di generasi dewasa saja, tetapi juga pelangan muda yang mulai meniti karier. Di mana mereka mulai menyisihkan budget khusus untuk skincare regime mereka," ungkap Ardi Sudarto.

Melihat sejumlah tren kecantikan tersebut, iStyle.id menggelar program International Beauty Fair yang bertema It’s all about Beauty Deals & Trends. Tersedia diskon dan tawaran terbaik dari 500 brand kecantikan, mulai dari skincare, make up, fragrance and body care, hingga hair care and tools. Program ini diselenggarakan untuk mengakomodasi kebutuhan kecantikan konsumen dengan berbagai preferensi brand. 

4 dari 4 halaman

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan