Sukses

Malala Yousafzai Menikah, Tampil Beda dengan Lehenga

Aktivis perdamaian Malala Yousafzai sempat mengutarakan keraguannya atas institusi pernikahan dalam sebuah wawancara.

Liputan6.com, Jakarta - Malala Yousafzai membagikan kabar bahagia. Pemenang Nobel Perdamaian itu mengumumkan telah menikah di akun media sosial Instagramnya, Selasa, 9 November 2021.

"Hari ini merupakan hari yang berharga dalam hidupku. Asser dan aku meresmikan hubungan sebagai partner hidup. Kami menggelar upacara nikah kecil-kecilan di rumah di Birmingham dengan keluarga kami," tulisnya pada kolom keterangan akun Instagram yang menyertakan dua potret pernikahan.

Malala terlihat berbeda saat mengenakan busana pernikahan tradisional Pakistan, lehenga berwarna peach. Sebuah aksesori di dahinya melengkapi riasan wajah natural bernuansa bronze dari MUA Anna. 

Malala berharap semua orang mendoakan pernikahannya itu. Dilansir CNN, Rabu (10/11/2021), sang suami, Asser Malik, diketahui bekerja sebagai manajer operasi Dewan Kriket Pakistan yang berbasis di Lahore.

Sang ayah, Ziauddin Yousafzai juga mengungkapkan kebahagiaannya atas pernikahan putrinya yang kini berusia 24 tahun. "Aku tak bisa berkata-kata. Toor Pekai (ibu Malala) dan aku sangat dilimpahi kebahagiaan dan rasa syukur," tulisnya di akun Twitter.

Dikutip dari People, Malala sebelumnya sempat mengungkapkan keraguannya atas pernikahan dalam wawancara yang diunggah di Vogue Inggris edisi Juli 2021. "Aku tak mengerti mengapa orang-orang harus menikah," ujarnya kala itu. "Bila kamu ingin memiliki seseorang dalam hidupmu, mengapa harus menandatangani dokumen pernikahan? mengapa tidak hanya kemitraan?"

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Berubah Pikiran

Ia melanjutkan, sang ibu menentang pemikirannya. "Ibuku seperti...'Jangan coba-coba mengatakan hal seperti itu! Kamu harus menikah, pernikahan itu indah'," ujarnya.

Malala meyakini bahwa pernikahan bukan salah satu keinginannya hingga ia menjalani studi tahun kedua di Oxford. "Aku berpikir, 'aku tak akan pernah menikah, tak akan pernah memiliki anak, hanya bekerja saja. Aku akan tetap senang dan hidup bersama keluargaku selamanya.'," kata dia saat itu.

Seiring berjalannya waktu, ia mulai berubah pikiran. Ia menyadari bahwa seseorang tidak akan selalu sama sepanjang waktu karena semua orang bertumbuh.

"Kamu harus menemukan masa depanmu sendiri," imbuhnya.

 

 

3 dari 4 halaman

Korban Taliban

Malala mulai menarik perhatian internasional saat ia berusaha menentang Taliban yang menghendaki anak-anak perempuan setop bersekolah. Pada usia 15 tahun, perempuan kelahiran Mingora, Pakistan itu ditembak anggota Taliban di wajahnya.

Ia sempat kritis, tetapi ternyata mampu bertahan dan pulih. Sejak insiden itu, ia dan keluarganya tinggal di Birmingham, Inggris.

Meski demikian, upayanya untuk terus menyuarakan pendidikan bagi anak-anak perempuan tak pernah berhenti. Ia pun diganjar Hadiah Nobel Perdamaian pada usia 17 tahun dan menjadi penerima hadiah termuda dalam sejarah.

Tahun lalu, ia lulus dari Oxford University dengan gelar di bidang Filosofi, Politik, dan Ekonomi. Ia pun ikut mendirikan Malala Fund yang berinvestasi di program pendidikan untuk membantu anak-anak perempuan bersekolah dan meraih potensi terbaik mereka.

4 dari 4 halaman

Fakta Nobel Sastra