Sukses

Ini Dampak Buruk Makanan Manis Bagi Anak

Rasa manis sangat disukai oleh anak - anak. Sebut saja permen dan kue.

Liputan6.com, Jakarta Rasa manis sangat disukai oleh anak - anak. Sebut saja permen dan kue. Makanan itu selalu menjadi favorit bagi mereka. Namun tahukah Anda, memberikan makanan manis secara berlebih bisa berdampak buruk kepada anak.

Alangkah baik, sebagai orang tua harusnya lebih waspada terhadap asupan sukrosa (gula) pada anak. Dilansir liputan6, berikut dampak bagi anak yang berlebihan mengonsumsi gula.

Kelebihan berat badan

Bahaya makanan manis untuk kesehatan anak berikutnya adalah risiko obesitas. Anak-anak yang sering mengonsumsi makanan manis akan lebih berisiko terkena obesitas jika tidak diimbangi dengan aktivitas motorik yang membakar energi dan melibatkan gerak tubuh.

Maka dari itu tak ada kata terlambat untuk memperbaiki pola makan anak. Ingat jika sudah obesitas, si anak akan mengalami risiko lebih besar berbagai penyakit, mulai dari tingginya nilai gula darah, trigliserida, tekanan darah, dan kolesterol total.

Kekebalan tubuh menurun bahaya makanan manis untuk kesehatan anak berikutnya adalah dapat mempengaruhi kekebalan tubuh. Tubuh memiliki banyak bakteri baik yang mencerna makanan, memproduksi vitamin, dan melindungi dari kuman serta penyakit. Tapi ketika anak mengonsumsi terlalu banyak gula, ini bisa mengubah keseimbangan antara bakteri baik dan jahat serta melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Gigi mudah rusak

Hal pertama jika terlalu berlebihan mengkonsumsi makanan manis, ialah dapat merusak gigi. Pasalnya, gula yang menempel pada gigi berpotensi merusak lapisan luar gigi dan membuat lubang pada gigi tersebut.

Bakteri yang ada di mulut menjadikan gula sebagai makanannya dan menghasilkan zat asam, kemudian gabungan bakteri, sisa gula, zat asam, dan liur akan membentuk plak gigi.

Plak gigi tersebut pada akhirnya akan merusak gigi, bahkan mengakibatkan berbagai masalah pada gigi seperti sakit gigi berkepanjangan, peradangan, bengkak, dan perdarahan pada gusi.

Laktosa

Gula memang dibutuhkan anak sebagai sumber energi. Namun ada dua jenis gula yang perlu diperhatikan, yaitu laktosa yang secara alami terdapat pada air susu ibu atau ASI dan susu serta sukrosa yang selama ini dikenal sebagai gula pasir atau dibuat dari tanaman tebu.

laktosa secara alami terdapat pada susu memiliki rasa manis yang lebih rendah dibandingkan sukrosa serta efek kariogenik yang juga lebih rendah. Sementara sukrosa memiliki rasa manis namun sering disebut sebagai penyebab utama karies gigi.

Laktosa tidak dicerna oleh sistem pencernaan tapi penting bagi proses alamai yang terjadi pada usus. Laktosa membantu perkembangan bakteri baik yang diperlukan melawan organisme buruk yang terdapat dalam perut sekaligus memperbaiki kesehatan sistem pencernaan.

Kalau sudah begitu sebagai orangtua perlu mencermati asupan yang diberikan kepada si kecil. Seperti halnya susu. Pilih susu yang rendah sukrosa dan kaya akan laktosa.

 

(*)