Sukses

Foto Pameran Dior di China Tuai Kecaman

Foto pameran ini memperlihatkan seorang wanita Asia mengenakan kostum tradisional dan memegang tas ikonis Lady Dior.

Liputan6.com, Jakarta - Dior tengah dihadapkan pada deras arus kecaman di China. Ini terjadi setelah rumah mode Prancis itu mempublikasikan foto yang dituding "mencoreng wanita Asia," menurut media pemerintah Tiongkok.

Melansir SCMP, Jumat, 19 November 2021, potret yang merupakan bagian dari pameran Lady Dior di West Bund Art Center, Shanghai ini menunjukkan seorang wanita Asia mengenakan kostum tradisional dan memegang tas ikonis brand mewah itu. Surat kabar milik negara Beijing Daily mengecam foto itu, menuliskan, "Apakah Ini Wanita Asia di Mata Dior?"

China Women's News, surat kabar yang dijalankan badan semi-pemerintah Federasi Wanita Seluruh China, mengatakan dalam sebuah editorial, petengahan pekan ini, bahwa selera estetika Dior dan fotografer telah "kelewat batas." "Perilaku mereka telah menunjukkan niat menjelek-jelekkan wanita China dan mendistorsi budaya China," kata surat kabar itu.

"Sekali lagi, dari gambar ala hantu Dior yang membuat publik merasa tidak nyaman, mudah untuk melihat 'kebanggaan dan prasangka' beberapa merek Barat dalam estetika dan budaya mereka," sambung pihaknya.

Warganet China juga tidak kalah geramnya. "Ibu kota Barat tidak pernah memperlakukan orang Asia sebagai manusia. Betapa mengerikannya budaya Barat!" tulis seorang pengguna Weibo.

"Mereka mendiskriminasi orang Asia untuk mencerminkan kemuliaan merek ini. Siapa bilang itu seni? Saya pikir itu adalah perbudakan bawaan," komentar pengguna lain. "Beberapa model China disebut wajah kelas atas karena sesuai definisi orang Barat untuk orang Asia. Kenyataannya, ada terlalu banyak gadis yang lebih cantik dari wajah kelas atas itu," kata yang lain.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Menyimpang dari Standar Kecantikan

Pemotret gambar kontroversial itu adalah Chen Man. Ia merupakan fotografer Cina yang karyanya telah muncul di berbagai publikasi, termasuk Vogue. Di tengah deras arus kritik, ia juga dipuji karena memilih model berkulit lebih gelap.

Ini disebut "jelas menyimpang dari standar kecantikan yang lazim di Cina," yang didominasi penghargaan untuk kulit putih.

Dior belum memberikan komentar apa pun mengenai kontroversi itu, tapi mengonfirmasi pada Business of Fashion bahwa foto tersebut telah dihapus dari pameran. Merek juga menghapus foto yang dimaksud dari platform media sosial China, Weibo.

Nyatanya, ini bukan pertama kalinya Dior menimbulkan kontroversi di Tiongkok. Pada 2019 lalu, merek tersebut memberikan presentasi di sebuah universitas yang menampilkan peta negara yang mengecualikan Taiwan. China melihat Taiwan sebagai bagian penting dari China, tapi Taiwan telah menolak langkah untuk penyatuan lintas selat.

3 dari 4 halaman

Bukan Satu-satunya Merek Mewah

Merek yang merupakan bagian dari LVMH, grup barang mewah terbesar di dunia, ini bukan satu-satunya merek yang menarik kemarahan konsumen China dalam beberapa tahun terakhir. Juga pada tahun 2019, label Italia Dolce & Gabbana terpaksa membatalkan peragaan busana terkenal di Shanghai.

Keputusan ini diambil setelah pihaknya mengunggah video yang menampilkan model China makan makanan Italia dengan sumpit, dianggap sebagai penggambaran yang tidak sopan dan merendahkan. Merek ini masih belum pulih dari dampak kontroversi dan sejak itu mengalami penurunan penjualan yang signifikan di China.

Baru-baru ini, merek, termasuk perusahaan global H&M dan Nike, memicu kemarahan setelah berjanji tidak menggunakan kapas dari wilayah Xinjiang di Cina. Keputusan ini diselimuti dugaan kerja paksa terhadap minoritas Uighur di wilayah tersebut.

4 dari 4 halaman

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion