Sukses

Mengajak Siswa Sekolah Dasar Bijak Kelola Sampah Plastik Sejak Dini

Mengajarkan kebiasaan baik seperti mengelola sampah plastik kepada anak-anak, cenderung lebih mudah daripada orang dewasa

Liputan6.com, Jakarta - Mondelez Indonesia menghadirkan inisiatif #BijakPlastikSejakDini untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan dan menginspirasi anak. Mereka diharapkan untuk bijak mengelola sampah plastik sejak dini, seperti kebiasaan untuk mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah plastik.

Hal itu penting untuk dilakukan, karena kesadaran bukanlah sesuatu yang tumbuh dengan sendirinya tapi dibutuhkan pengenalan dan pembiasaan. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indeks ketidakpedulian lingkungan hidup 2018 menyatakan, masih ada 72 persen masyarakat yang tidak peduli dengan sampah. Dukungan serta apresiasi juga diberikan oleh Novrizal Tahar selaku Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Kami turut menyambut baik hadirnya inisiatif #BijakPlastikSejakDini ini. Semoga inisiatif ini bisa menjadi inspirasi, sekaligus motivasi bagi seluruh lapisan masyarakat dan juga sektor swasta untuk mendukung target pemerintah dalam mengurangi sampah plastik, sekaligus menghidupkan ekonomi sirkular di masyarakat," ucap Novrizal Tahar selaku Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Minggu (21/11/2021).

Sementara Khrisma Fitriasari, Head of Corporate & Government Affairs Mondelēz Indonesia mengatakan, inisiatif #BijakPlastikSejakDini ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap pengendalian sampah plastik. Program ini juga diklaim menjadi wujud nyata kontribusi produsen di kategori cokelat, biskuit, permen dan minuman bubuk. Ini untuk Indonesia.

"Melalui inisiatif ini, kami ingin memberi edukasi terkait nilai ekonomi dari sampah plastik dan pemanfaatannya sebagai barang berguna," terang Kharisma. "Mondelez Indonesia berharap inisiatif ini dapat diikuti oleh para siswa, orangtua dan komunitas sekolah agar bersama-sama bijak mengelola sampah plastik untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan," lanjutnya.

Menurut Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi Saskhya Aulia Prima M.Psi , mengajarkan kebiasaan baik kepada anak-anak cenderung lebih mudah daripada orang dewasa, karena masa tumbuh kembang adalah waktu terbaik untuk menstimulasi anak akan berbagai ilmu.  "Orangtua bisa memberikan pemahaman atau pengetahuan lewat berbagai macam media, seperti video, buku cerita, dan penjelasan praktis sesuai usia yang membantu mereka untuk lebih memahami pentingnya bijak menggunakan plastik," terang Saskhya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Bank Sampah di Sekolah

Mondelez Indonesia berkolaborasi dengan Kertabumi Recycling Center dalam pelaksanaan kegiatan ini, mulai dari tahap perencanaan, pengumpulan, sampai pengolahan sampah menjadi produk bermanfaat bagi sekolah. Sistem pengendalian sampah plastik dengan pendekatan bank sampah merupakan salah satu cara yang paling mudah diterima oleh masyarakat, apalagi untuk meningkatkan partisipasi usia dini.

“Lewat pendekatan Bank Sampah, pengendalian sampah diterapkan dalam bentuk kerja sama saling menguntungkan, karena bermanfaat sosial ekonomi, dan pada akhirnya dapat mengurangi timbunan sampah,” terang Ikbal Alexander selaku Founder dari Kertabumi Recycling Center.

Sebagai tahap awal, kegiatan ini menghadirkan bank sampah di dua sekolah dasar, yaitu SDN Duren Tiga 13 dan 14 di Jakarta Selatan. Semua komponen sekolah ikut dilibatkan, mulai dari peserta didik, guru, orangtua hingga partisipasi karyawan Mondelez Indonesia.

Sejak dimulai pada Februari 2021, bank sampah telah mengumpulkan lebih dari 2 ton sampah plastik, yang kemudian didaur ulang menjadi beragam furnitur untuk sekolah. Rangkaian kegiatannya terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu membangun pemahaman, konsisten memberi dukungan, dan apresiasi atas pencapaian.  

3 dari 4 halaman

Kemasan Ramah Lingkungan

Proses membangun pemahaman dilakukan melalui berbagai workshop yang diikuti oleh seluruh komponen sekolah. Mereka juga melakukan komunikasi secara bertahap kepada orangtua dan siswa, sehingga proses pengumpulan, penimbangan, dan pengolahan sampah plastik dapat berjalan.

Para siswa juga diberikan buku tabungan dari bank sampah sebagai motivasi tambahan agar lebih giat memilah sampah. Terakhir, apresiasi diberikan dalam bentuk hasil proses daur ulang sampah plastik yang dapat dimanfaatkan langsung oleh siswa, seperti rak buku, meja, bangku, serta renovasi kantin, perpustakaan dan taman bacaan.

Mondelez Indonesia sebagai bagian dari Mondelez International berkomitmen menerapkan sustainable business untuk berperan melestarikan lingkungan termasuk pengendalian sampah plastik.

"Secara global, Mondelez International berkomitmen 100 persen menggunakan kemasan ramah lingkungan yang dapat didaur ulang untuk produk-produknya seperti kemasan Oreo, coklat Cadbury dan sebagainya pada 2025. Saat ini, 94 persen kemasan produk-produk Mondelēz International telah menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang," pungkas Khrisma.

4 dari 4 halaman

Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat