Liputan6.com, Jakarta - Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Indonesia. Ibu kota dan pusat pemerintahan berada di Kapanewon Wonosari. Nama "Gunungkidul" berasal dari bahasa Jawa (Gunung di Selatan), yang wilayahnya terletak di jajaran Pegunungan Kidul Yogyakarta.
Dengan luas sekitar sepertiga dari luas daerah induknya, kabupaten ini relatif rendah kepadatan penduduknya daripada kabupaten-kabupaten lain di DIY. Populasi Gunungkidul pada 2018 berjumlah 736.210 jiwa, laki-laki 355.282 jiwa dan perempuan 380.928 jiwa.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo di utara, Kabupaten Wonogiri di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman di barat. Kabupaten Gunungkidul memiliki 18 kapanewon (pembagian wilayah administratif di DIY).
Advertisement
Sebagian besar wilayah kabupaten ini berupa perbukitan dan pegunungan kapur. Bagian dari Pegunungan Sewu. Gunungkidul dikenal sebagai daerah tandus dan sering mengalami kekeringan di musim kemarau. Namun, tempat tersebut menyimpan kekhasan sejarah yang unik, selain potensi pariwisata, budaya, maupun kuliner.
Baca Juga
Sesuai namanya, Kabupaten Gunungkidul didominasi oleh pegunungan yang merupakan bagian barat dari Pegunungan Sewu atau Pegunungan Kapur Selatan. Pegunungan tersebut membentang di selatan Pulau Jawa, mulai dari kawasan tersebut ke arah timur hingga Kabupaten Tulungagung. Pegunungan Kidul terbentuk dari batu gamping atau batu kapur, menandakan bahwa pada masa lalu merupakan dasar laut.
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Gunungkidul. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Gunungkidul yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Zaman Prasejarah
Dari berbagai temuan arkeologi, kawasan Gunungkidul diperkirakan telah dihuni oleh manusia (Homo sapiens) sejak 700 ribu tahun lalu. Banyak ditemukan petunjuk keberadaan manusia yang ditemukan di gua-gua di perbukitan Gunungkidul, terutama di Kecamatan Ponjong. Kecenderungan manusia menempati Gunungkidul saat itu disebabkan sebagian besar dataran rendah di Yogyakarta masih digenangi air.
Selain itu, di Goa Seropan di Kecamatan Semanu juga ditemukan bukti keberadaan manusia purba. Di lorong lama gua itu banyak ditemukan cetakan tulang purba di dinding-dinding lorong. Sementara di lorong baru, yang berada pada kedalaman 60 meter, dan baru muncul setelah terjadinya banjir di sungai bawah tanah pada 2008, ditemukan potongan tulang kaki, gigi, dan rusuk mamalia.
2. Benda Pusaka
Gunungkidul punya benda pusaka yang menjadi warisan budaya dari daerah tersebut. Salah satunya adalah Tombak Kyai Marga Salurung merupakan pusaka pemberian dari Raja Yogyakarta, Hamengkubuwono X pada 27 Mei lalu Minggu 27 Mei 2001, saat Perayakan Hari Jadi ke-170 Kabupaten Gunungkidul.
Tombak pusaka ini melambangkan agar Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tetap memiliki tekad utama untuk mencapai cita-cita luhur yang berakar kuat dan selalu berpihak kepada rakyat. Para pemimpin dan rakyatnya memiliki sikap salurung atau searah setujuan, seiya sekata, saiyeg-saeka- kapti dalam koridor demokrasi yang berarti berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, yang sadar haknya, tetapi juga menghormati hak orang lain dan tahu pasti kewajibannya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3. Tradisi Budaya
Tradisi budaya yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul sangat beragam dan menarik. Tradisi bersih desa atau Rasulan merupakan budaya lokal yang sangat menarik bagi wisatawan.
Tradisi ini merupakan simbol perwujudan rasa syukur kepada sang pencipta. Rasulan biasanya dilakukan dengan menggelar kenduri adat, sajian makanan khas serta pertunjukan kesenian seperti jathilan, reog dan wayang kulit.
Selain Rasulan, terdapat juga upacara-upacara adat yang masih dilestarikan sampai sekarang dan menjadi komoditas pariwisata yang unik dan khas, antara lain, Upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Upacara Sedekah Laut di Pantai Baron, Ngalap berkah di Nglanggeran, Upacara cing cing goling di Karangmojo, dan kesenian-kesenian tradisional seperti kesenian Rinding Gumbeng, Gejog lesung, wayang kulit, reog, jathilan, campursari, dan sebagainya.
4. Wisata Pantai
Tak kurang dari 50 pantai berjajar dari ujung barat hingga ujung timur Gunungkidul. Beberapa pantai yang menjadi tujuan wisata utama antara lain, Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Krakal, Pantai Drini, Pantai Parangracuk, Pantai Sepanjang, Sarangan, Pantai Watukodok, Pantai Sanglen di Tanjungsari.
Pantai Baron termasuk destinasi wisata populer di DIY dan punya keunikan tersendiri. Di pantai tersebut ada sunga bawah tanah yang mengalir cukup deras ke arah lautan. Sungai bawah tanah tersebut mengalir ke arah laut dan membentuk sebuah sungai. Air sungai itu juga tawar meski posisinya berada sangat dekat dengan laut.
Pengunjung yang tidak berani bermain dan berenang di laut bisa bermain air dan berenang dialiran sungai bawah tanah tersebut. Pemandangan lain yang ada di Pantai Baron adalah sebuah bukit yang berada di sekitar pantai. Pengunjung dapat menikmati keindahan pantai dari atas bukit tersebut.
Advertisement
5. Kuliner Khas Gunungkidul
Kabupaten Gunungkidul punya berbagai kuliner khas. Salah satunya adalah belalang goreng. Makanan yang satu ini mudah ditemukan di toko oleh-oleh dan juga warung pinggir jalan. Harganya sangat terjangkau, mulai dari Rp10 ribu.
Makanan khas lainnya, ada Glinding Doro atau glinding burung dara yang menyerupai bakso. Bedanya, glinding doro terbuat dari daging burung dara yang dicincang halus. Selanjutnya, daging kemudian dicampur dengan rempah-rempah dan kelapa parut. Setelah itu, barulah adonan dibentuk dengan cara di glinding hingga berbentuk bulat.
Saat ini, kuliner khas tersebut mulai sulit ditemukan. Namun, jika beruntung glinding doro bisa ditemui di sejumlah pasar tradisional di Gunungkidul.Ada Gatot yang terbuat dari singkong kering atau gaplek. Namun cara membuat gatot rupanya lebih lama dari tiwul. Sebelum diolah menjadi gatot, gaplek ternyata harus direndam terlebih dahulu selama satu malam. Setelah itu barulah gaplek siap direbus hingga matang selama kurang lebih dua jam.
Makanan khas lainnya adalah nasi tiwul. Hidangan ini terbuat dari singkong yang telah dikeringkan. Setelah itu, singkong kemudian dihaluskan hingga berbentuk butiran seperti nasi. Biasanya, masyarakat mengonsumsi nasi tiwul dengan berbagai lauk pauk, seperti ikan asin, sayur, atau tempe goreng. Selain itu, ada juga nasi tiwul yang dibuat dengan versi manis.
6. Gua Jomblang
Gua Jomblang adalah sebuah gua yang berada di Dukuh Jetis Wetan, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Dari bentuknya, gua ini termasuk gua vertikal dan untuk memasukinya pengunjung harus turun ke bawah dengan menggunakan alat pengaman. Meski berada di tempat tersembunyi dan jauh dari hingar bingar kehidupan masyarakat, gua ini cukup populer dan sangat diminati wisatawan mancanegara.
Pada 2011, gua ini pernah dijadikan sebagai tempat pengambilan gambar acara “Amazing Race”, sebuah program televisi Amerika Serikat. Tak hanya itu, pada 2020, gua ini dijadikan sebagai tempat syuting reality show 'Twogether' yang dibintangi Lee Seung Gi dan Jasper Liu.
Yang menarik lagi, berbeda dengan area di sekitar gua yang terbilang gersang karena berada di kawasan pegunungan kapur, keadaan di dalam gua justru sangat subur. Di sana, banyak ditumbuhi berbagai vegetasi tanaman yang tak ditemukan di luar gua. Bahkan, di dalam gua ini ditemukan hutan purba seakan-akan ada dunia lain di bawah tanah.
Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19
Advertisement