Liputan6.com, Jakarta - Sudah beberapa minggu sejak sejumlah negara Eropa kembali mencatatkan kenaikan kasus harian COVID-19. Sebagai tanggapan, Uni Eropa (EU) sedang membahas pembaharuan sertifikat digital COVID-19 dan pendekatannya untuk bepergian di dalam dan di luar blok.
Ini sejalan dengan langkah negara-negara anggota untuk melawan gelombang pandemi terbaru, lapor Bloomberg, Selasa (23/11/2021). "Kita perlu menghindari fragmentasi," Komisaris Kesehatan Stella Kyriakides mengatakan dalam Parlemen Eropa, Senin, 22 November 2021.
Ia menekankan bahwa sertifikat COVID-19 EU telah jadi "titik pertemuan" untuk koordinasi di seluruh blok. Kyriakides mengkonfirmasi komisi tersebut akan mengadopsi perubahan pada aturan perjalanan minggu ini.
Advertisement
Baca Juga
Implementasinya akan berfokus pada "mempromosikan dan mengakui peran penting sertifikat COVID-19 digital EU yang dibawa para pelancong saat ini." Pihaknya akan mengajukan proposal pada duta besar EU tentang rekomendasi revisi perjalanan tidak penting antara EU dan negara-negara ketiga.
Namun, saat ini tidak ada rencana membatasi perjalanan. Hanya saja evolusi pandemi dan potensi penguncian dapat memengaruhi perjalanan bagi orang-orang yang telah divaksin.
Pemerintah di seluruh Uni Eropa sejauh ini telah mengambil langkah-langkah kontras ketika pandemi memburuk. Sementara beberapa negara Eropa barat telah membendung wabah dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, Jerman tertinggal dengan kurang dari 70 persen populasi yang divaksin penuh.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bahan Vaksin Booster
Austria, yang kembali dalam penguncian, memberlakukan denda hingga 3,6Â ribu euro (Rp57,8 juta) pada mereka yang menolak untuk divaksin setelah inokulasi wajib mulai tahun depan.
Pemerintah Kanselir Angela Merkel telah meningkatkan tekanan pada orang Jerman untuk disuntik mengumumkan rencana pembatasan banyak kegiatan rekreasi bagi mereka yang tidak divaksin. Sebaliknya, Belgia telah menerapkan kembali aturan bekerja dari rumah sambil menjaga klub malam tetap buka.
Menjelang proposal komisi pada Rabu, 24 November 2021, para menteri urusan Eropa akan membahas suntikan booster ketika mereka bertemu di Brussels. Ini juga akan membahas perlu tidaknya mengubah jangka waktu sertifikat vaksinasi COVID-19 berlaku, menurut diplomat EU.
Para menteri, yang memiliki tugas mempersiapkan KTT pemimpin Uni Eropa pada 16 dan 17 Desember, juga akan membahas keraguan vaksin. Pasalnya, dorongan vaksin telah memicu protes yang diwarnai kekerasan di beberapa negara anggota dalam beberapa hari terakhir, kata salah satu diplomat.
Advertisement
Menyelaraskan Pembatasan Perjalanan
Proposal komisi tentang perjalanan tidak penting tidak mengikat negara-negara anggota. Negara-negara Uni Eropa sepakat awal tahun ini untuk menyelaraskan pembatasan perjalanan. Saat ini, negara-negara dapat mewajibkan karantina atau pengujian jika pelancong berasal dari daerah dengan tingkat infeksi cukup tinggi.
Mereka juga dapat memberlakukan pembatasan lebih ketat pada orang-orang yang bepergian ke atau datang dari daerah yang diberi kode "merah tua" pada peta umum EU. Kerangka kerja ini juga menjabarkan rekomendasi untuk perjalanan dari luar UE. Aturan untuk akses ke restoran dan acara publik ditetapkan pemerintah nasional.
Sertifikat COVID-19 telah membantu memfasilitasi perjalanan keliling EU, meski beberapa negara mulai memberlakukan pembatasan baru. Jerman baru-baru ini mengumumkan bahwa orang-orang dari Belgia, Irlandia, Yunani, dan Belanda yang tidak divaksin atau pulih dari COVID-19 harus karantina saat kedatangan, sementara Austria telah melarang perjalanan liburan ke negara itu hingga 13 Desember.
Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III COVID-19 Saat Libur Nataru
Advertisement