Sukses

Hari Guru Nasional, Simak 6 Kisah Inspiratif Para Tenaga Pengajar

Berikut kisah-kisah inspiratif para guru, sang pahlawan tanpa tanda jasa yang mencerdaskan kehidupan bangsa.

Liputan6.com, Jakarta - Hari Guru Nasional setiap tahunnya diperingati setiap 25 November. Guru, sang pahlawan tanpa tanda jasa menjadi salah satu pihak yang berkontribusi dalam mencetak generasi bangsa yang berkualitas di masa mendatang.

Dalam perjalanannya, para tenaga pengajar tentu melalui berbagai lika-liku yang menantang. Meski berada dalam terpaan cobaan, mereka tak gentar dan semangat terus berkobar untuk terus mengajar dan berbagi ilmu kepada anak didiknya.

Beberapa dari tenaga pengajar ini juga hadir dengan kisah inspiratif nan menggugah. Apa saja kisah tersebut? Simak rangkuman selengkapnya seperti dikutip dari berbagai sumber, Kamis (25/11/2021), berikut ini.

1. Tatang

Dikutip dari Kitabisa.com, Kamis (25/11/20210, seorang guru anak disabilitas bernama Tatang mengalami kebutaan total karena operasi yang dijalani tak berhasil. Ia tetap berupaya bangkit hingga berhasil merampungkan pendidikan di Universitas Padjajaran pada 1998.

Tatang menyakini, banyak anak dengan disabilitas dapat mengenyam pendidikan tinggi sepertinya. Namun, tak sedikit pula mereka yang tak dapat bersekolah karena terkendala biaya.

Ia mendirikan SLB ABCD Caringin pada 2003 bersama mendiang kakaknya. Tatang turut mengajar di SLB dan untuk menambah penghasilan, ia bekerja sampingan sebagai tukang pijat dan membuka warung kecil.

2. Andik Santoso

Dikutip dari News Liputan6.com, seorang guru honorer Andik Santoso pada April lalu mencuri atensi setelah menempuh jarak 17 kilometer untuk mengajar. Ia bertugas di Sekolah Dasar Negeri Jipurapah 2, Kedung Dendeng, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur, sedangkan ia tinggal di Lamongan, Jawa Timur.

Kisah Andik jadi sorotan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. LaNyalla mengapresiasi perjuangan Andik yang berdedikasi tinggi untuk mengajar.

"Beliau mengajar dengan jarak dan waktu tempuh cukup jauh. Sekolahnya juga berada di pelosok. Namun sudah 14 tahun beliau mengabdi meski berstatus sebagi guru honorer dengan gaji Rp300 ribu. Ini perjuangan berat yang harus kita apresiasi," kata LaNyalla dalam keterangan resminya, 15 April 2021.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 6 halaman

3. Sukardi

Seleksi Kompetensi Tahap I PPPK Guru 2021 meloloskan 173.329 guru honorer. Salah satu di antaranya adalah Sukardi yang telah mengabdi selama 25 tahun untuk pendidikan.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim membagikan kisah tentang Sukardi di akun Instagram pribadinya. Guru honorer di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu disebut Nadiem sebagai sosok yang spesial.

"Pak Sukardi, terima kasih sudah memperbolehkan saya menginap di rumah Bapak. Saya tersentuh dengan hidup Bapak, perjuangan 25 tahun mengabdi sebagai Guru Honorer. Bapak pernah mendapatkan pekerjaan di perkebunan dengan gaji 8 juta per bulan, tapi Bapak berhenti setelah beberapa minggu dan kembali mengajar di sekolah karena merasa tidak ada kepuasan di luar mengajar. Pengorbanan yang Bapak lakukan sungguh luar biasa," tulis Nadiem pada 8 Oktober 2021.

3 dari 6 halaman

4. Prof. Khairudin

Khairudin dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sistem Otomasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dilansir dari laman resmi Fakultas Teknik UNY, ft.uny.ac.id, 13 Agustus 2020, pengukuhan dilaksanakan di Gedung Auditorium UNY pada Sabtu, 8 Agustus 2020.

Kala itu, Khairudin menyampaikan pidato bertajuk "Teknik Navigasi Auto-Pilot Mobile Robot dengan Kecerdasan Buatan". Di balik prestasi yang tertoreh, perjalanan hidup Udin, begitu ia akrab disapa, tak melulu mulus. Prof. Khairudin dahulunya merupakan seorang marbot masjid.

Laman resmi Fakultas Teknik UNY menulis, profesor yang tinggal di daerah Condongcatur ini lulus S1 dari UNY bidang ilmu Pendidikan Teknik Elektro pada 2002. Di tahun yang sama, ia juga diangkat jadi dosen di jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNY.

Pada 2004, ia melanjutkan studi S2 di ITS mengambil bidang ilmu Teknik Elektro Sistem Kendali dan lulus pada 2006. Tahun berikutnya, ia melanjutkan studi S2 kembali di Malaysia mengambil bidang ilmu Teknik Elektro Kendali Robotika dan Mekatronika.

Dilanjutkan di kampus yang sama, ia menempuh program doktoral pada bidang ilmu yang sama dan lulus pada 2011. Lalu, Prof Khairudin mengemban jabatan sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama dari 2016 hingga sekarang.

4 dari 6 halaman

5. Qomarul Lailah

Dikutip dari Kanal Surabaya Liputan6.com, Qomarul Lailah, guru SD Negeri Sawunggaling 1 Surabaya berbagi kisahnya terpilih menjadi wasit perempuan di ajang Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Ia menyebut awalnya tidak tertarik menjadi wasit lantaran tidak memahami olahraga badminton.

Setelah mendapatkan cukup banyak pengetahuan, Lia sapaan akrab, Qomarul Lailah menjadi tertarik untuk mencoba ikut pelatihan dan menjalani ujian tingkat provinsi. Hasilnya, ibu dua anak lulus. Namun, kelulusannya itu tak lantas membawa Lia begitu saja menjadi wasit profesional. 

"Sampai para pemain berteriak kok begitu wasitnya. Ada yang bilang, ini wasit lulusan mana harus sekolah wasit lagi. Lalu dengan tetap optimistis, saya terus belajar hingga saya terus membaca buku berjudul Law of Badminton. Buku itu memuat segala aturan dan instruksi dalam Bahasa Inggris," ujarnya. 

5 dari 6 halaman

6. Neltje Youke Leleran

Dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, Neltje Youke Leleran, SPd, adalah guru kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 36 Manado. Nona, begitu ia akrab disapa, telah belasan tahun mengabdi sebagai pendidik.

Ia juga tercatat pernah meraih sejumlah prestasi. “Dihitung dari honor sejak tahun 2004, sudah 17 tahun saya mengabdi. Tahun 2014 diangkat menjadi PNS lewat tes honor kategori 2 atau honorer daerah,” ujar Nona.

Sejumlah pengabdian dan prestasi diraih Nona selama belasan tahun mengabdi sebagai pendidik. Ia pernah mendampingi dan melatih siswa dalam kegiatan baca puisi, bintang vokalia, pidato, pantomim, dalam even Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). "Kami mendapat juara pertama di tingkat kecamatan, dan masuk tiga besar tingkat Kota Manado," ujarnya.

"Saya juga dipercayakan mengajar di Radio Republik Indonesia lewat Program Ibu Pertiwi Memanggil," jelasnya. Melalui program mengajar di RRI Manado itu, dia berharap, bisa menjangkau para peserta didik yang berada di pinggiran kota atau yang tidak terjangkau internet.

6 dari 6 halaman

Infografis Guru Indonesia dalam Angka