Liputan6.com, Jakarta - Bermain tak bisa dilepaskan dari kehidupan anak-anak. Melalui bermain, si kecil bisa mengembangkan beragam kecerdasan, seperti sensorik, motorik, hingga kreativitas. Ketiganya bisa ditemukan dalam permainan Lego.
Sejak kemunculannya pada 1940, Lego memang telah menjadi sebuah fenomena yang mendunia di bidang mainan edukasi anak-anak. Mainan bongkar pasang asal Denmark ini merupakan sekumpulan balok plastik kecil yang bisa disusun sedemikian rupa, menjadi berbagai bentuk.
Mainan ini tergolong constructive play, yaitu pola bermain dengan memanipulasi benda-benda untuk membuat sesuatu yang baru. Meski usianya sudah 81 tahun dan banyak mainan baru dengan teknologi modern termasuk beragam gawai canggih bermunculan, Lego masih tetap digemari.
Advertisement
Baca Juga
Begitu juga di Indonesia. Ada banyak toko Lego resmi d Indonesia dan masih banyak toko mainan menjual Lego.
Mereka bahkan baru saja resmi membuka Lego Certified Store (LCS) ke-sembilan di Indonesia, yaitu di Pondok Indah Mall atau PIM 3 di Jakarta Selatan. Toko Ini merupakan LCS pertama di Asia Tenggara yang menampilkan desain toko terbaru dan menghadirkan pengalaman baru melalui konsep ‘Retailtainment’.
Konsep baru LCS merupakan bagian dari strategi Lego Group untuk berinovasi di jaringan ritel. Konsep baru ini juga akan diaplikasikan ke LCS di seluruh dunia.
Format baru LCS telah dikembangkan melalui dua tahun penelitian terhadap pelanggan, di mana Lego Group menemukan bahwa pengunjung toko senang dengan sarana bermain Lego dan berpartisipasi dalam aktivitas yang terinspirasi oleh Lego di dalam toko.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Punya Banyak Penggemar
Menurut Ie Tjung, General Manager LEGO Brand PT MAP Active, kehadiran toko terbaru ini jadi salah satu bukti kalau Lego masih sangat digemari meski banyak mainan baru bermunculan.
"Kita selalu berusaha untuk berinovasi. Bentuk Lego dari tahun ke tahun memang tak banyak berubah, tapi kita sering membuat bentuk-bentuk Lego yang sedang disukai atau punya banyak penggemar, contohnya seperti Harry Potter dan Star Wars. Kita bahkan membuat Lego berbentuk sepatu (Adidas) yang juga kita tampilkan di store terbaru ini," tutur Ie Tjung saat peresemian LCS di PIM 3, Jakarta Selatan, Jumat, 3 Desember 2o21.
Hal itu senada dengan penuturan Søren Bindesbøll selaku Deputy Head of Mission at Danish Embassy to Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea, Timor Leste and ASEAN. Sebagai orang Denmark, ia mengatakan seperti anak-anak lainnya di dunia, sejak kecil sudah akrab dengan Lego. Ditambah lagi, tempat tinggalnya di Denmark tidak jauh dari kantor Lego.
"Saya sudah terbiasa bermain dan akrab dengan Lego sejak kecil, bahkan sampai dewasa. Selalu ada bentuk-bentuk baru dan menarik yang terinspirasi dari film misalnya, mungkin karena itu Lego bukan hanya disukai anak-anak tapi juga orang dewasa," ucap Søren Bindesbøll.
Advertisement
Bisa Berimajinasi
Di LCS di PIM 3 ini ada beberapa fitur baru yang diklaim tidak dijumpai di toko lain. Ada Disruptor unit, unit interaktif dengan fitur kaca pembesar yang bisa digerakkan untuk membantu pelanggan melihat lebih detail dari set-set Lego yang terpampang di toko.
"LCS terbagi menjadi dua zona, Newness dan Immersion. LLCS ini juga menambahkan sentuhan modern pada desain toko untuk menyambut pembeli dengan pengalaman multi-sensory agar pengunjung dapat berimajinasi seluas mungkin saat berinteraksi dengan produk," terang Cesar Ridruejo, General Manager, Southeast Asia di Grup Lego.
Lalu ada Kios interaktif Augmented Reality dari Digibox. Kamera di dalam kios akan memvisualisasikan detail-detail dari berbagai set Lego dengan teknologi augmented reality.
Selain itu ada rangkaian set Lego yang lebih variatif dan komunikasi yang lebih interaktif seputar topik-topik yang diminati oleh pelanggan. Tujuannya untuk membantu pelanggan mengenal lebih jauh produk-produk yang ditawarkan.
Dampak Bermain Game Berlebihan
Advertisement