Liputan6.com, Jakarta - Kafe "bergaya Suriah" tengah jadi tren di China dalam beberapa bulan terakhir. Namun alih-alih menyajikan hidangan Timur Tengah, kafe-kafe ini dijuluki "Suriah" karena penampilan "porak-poranda akibat perang."
Mengutip SCMP, Sabtu, 4 Desember 2021, batu bata yang terekspos dan dekorasi beton runtuh telah jadi lokasi pemotretan populer bagi para influencer Tiongkok. Namun, tren tersebut telah memicu kritik online, menyebut istilah itu tidak sensitif.
Suriah telah terlibat dalam perang saudara sejak 2011. Konflik itu telah menewaskan ratusan ribu warga sipil, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Advertisement
Baca Juga
"Kami tidak pernah mengasosiasikan kafe ini sebagai 'kafe bergaya Suriah,'" kata Zheng, seorang pemilik kafe. "Tapi, banyak warganet yang mendeskripsikan tempat kami sebagai tempat 'bergaya Suriah' yang populer."
"Yang mau saya komentari tentang istilah 'gaya Suriah,' mungkin mengasosiasi pada baja terbuka dan concrete. Fitur-fitur ini dan beberapa bagian dekorasi dari kafe kami, memang memenuhi kriteria tersebut. Mungkin itu alasan mereka menyebutnya sebagai kafe 'bergaya Suriah,'" Zheng menyambung.
Di foto, desain kafe tersebut dinilai estetis, menghasilkan "potret media sosial yang menjual." Salah satu pelanggan, yang tidak disebutkan namanya, mengaku datang ke kafe "bergaya Suriah" karena banyak influencer yang merekomendasikannya sebagai lokasi berfoto.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukan Konsep Desain Baru
Si pelanggan mengatakan, "Saya pikir, dekorasi kafe ini bagus, jadi saya memilih mengunjunginya hari ini."
Dalam istilah umum, kafe ini sebenarnya mengadopsi desain interior bergaya industrial. Mengutip Tren Hunter, estetika desain kafe industri sebenarnya telah jadi pilihan populer di kalangan arsitek dan desainer. Sementara kekasaran inspirasi memancarkan jenis kecanggihan secara telanjang, ketegangan di atmosfer juga merupakan kualitas yang disambut baik.
Kendati sekilas terlihat dingin, banyak arsitek yang sudah memadukan desain ini dengan berbagai ornamen, termasuk tanaman di sana-sini untuk mendapatkan kesan luar ruang yang tidak menyesakkan. Beberapa juga memadukan material maupun dominan warna kayu untuk menambah nuansa hangat di dalam ruangan.
Kafe "bergaya Suriah" nyatanya bukanlah kontroversi daring pertama influencer China. Sebelum ini, tren "pura-pura" berfoto di Los Angeles juga sempat jadi buah bibir warganet.
Advertisement
Pura-Pura Berada di Los Angeles
Latar foto populer itu, melansir VICE World News, berlokasi di Costco, rantai toko Amerika di Shanghai. Pemotretan di spot populer ini sering kali bertema serupa, merujuk pada suasana kota Los Angeles, Amerika Serikat (AS). Ini diperkuat dengan keterangan unggahan "berpura-pura berada di LA."
Tren tersebut dilaporkan telah berlangsung setidaknya selama satu tahun. Ini ditandai satu unggahan tertanggal Oktober 2020 yang berbagi tips mengambil foto di Costco Shanghai, sehingga tampak seperti sedang berada di Los Angeles.
Sekilas tidak ada yang salah dengan hal itu, tapi unggahan lama ini dibanjiri gelombang kritik. Banyak yang menuduh para pengambil foto Costco ini "mengidolakan budaya Barat," subjek yang sangat sensitif di China.
"Ini hanya supermarket biasa untuk orang Amerika, tapi anehnya ada orang yang berfoto di pintu masuk," tulis seorang warganet.
"Anda benar-benar mempermalukan diri sendiri di depan orang asing," imbuhnya. Dalam unggahan tersebut, tampak seorang wanita berpose dengan tanda supermarket yang ikonis terlihat jelas di belakangnya.
Salah satu influencer mengatakan pada VICE bahwa menyamakan Costco dan sekitarnya dengan kota asing hanyalah sebuah "deskripsi objektif." "Costco berasal dari Amerika Utara, dan ketika datang ke Shanghai, ia mempertahankan desain gaya kontainer yang khas," katanya. "Semua orang tidak perlu menganalisa pilihan kata dalam judul dengan terlalu serius."
Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional
Advertisement