Sukses

Cerita di Balik Peluncuran Peta Kuliner Mi Jakarta

Mi, dengan beragam jenis olahan, menjadi comfort food bagi warga Ibu Kota.

Liputan6.com, Jakarta - "Kenapa mi? Kenapa tidak?" kata Kevindra Soemantri, penggagas Jakarta Food Map Noodles sekaligus editor peta kuliner bertema mi di Jakarta, saat menjawab alasan memilih mi sebagai tema pertama peta tersebut, Jumat, 4 Desember 2021.

Peta yang diluncurkan pekan lalu itu disusun menurut metodologi. Untuk menekan bias, Kevin menerangkan mereka menggabungkan rekomendasi publik secara online dan pendapat para ahli kuliner dalam menyusun daftar penjual mi di berbagai belahan Jakarta.

Selanjutnya, tim mengkurasi kembali rekomendasi dengan mendatangi tempat tersebut satu per satu. Tim juga memegang daftar hal-hal yang harus dinilai saat mencoba menu andalan di tempat yang dituju. Tujuannya agar bisa memberikan penilaian seobjektif mungkin.

"Mi itu jadi top of mind sebagai comfort food. Untuk sarapan, makan siang, makan sore, bahkan makan malam dengan mi jowo, misalnya, dari situlah kami berinisiatif," tutur Kevin.

Sebagai comfort food, mi di berbagai tempat bisa dengan mudah diterima konsumen. Mayoritas masyarakat Jakarta juga familiar dengan menu ini. Dari bakmi saja, kata dia, Jakarta terbukti menjadi gudangnya makanan-makanan lezat.

"Kami percaya mi itu mencerminkan ragam kultur di Indonesia. Mau cari mi khas Medan, khas Aceh, mi jawa, ada di Jakarta. Akhirnya kami berinisiatif membuat buku panduan eksplorasi mi di Jakarta, agar bukan hanya menikmati makanan lezat, tapi juga menikmati budaya kuliner di Jakarta," sambung dia.

Sesuai penjelasannya, ia tak membatasi olahan mi jenis tertentu dalam buku panduan itu. Bahkan, ia juga memasukkan warmindo alias warung makan Indomie ke dalam daftar. Sekitar 70 tempat makan mi tercantum dalam peta setebal 74 halaman dan mewakili wilayah utara, selatan, pusat, timur, dan barat.

"Impact yang diharapkan itu seperti tadi, 'oh saya enggak tahu ada tempat mi di sini, di Jakarta'," ucapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Ratusan Tempat Mi

Tentu, tidak semua tempat yang didatangi masuk dalam daftar di peta tersebut. Banyak yang harus dikeluarkan dari daftar, dan masih banyak lagi yang belum bisa dinilai. "Kami sempat hitung ada 500--600 tempat mi di Jakarta," sambung Kevin.

Kevin menjelaskan poin penilaian yang dimaksud di antaranya soal tekstur mi, rasa bumbu, hingga pugasan yang ditabur di atasnya. Semakin royal, akan semakin baik penilaiannya. Begitu pula dengan harga yang ditawarkan.

Tak lupa, ia juga menyoroti soal kehigienisan tempat berjualan. Di masa pandemi ini, ia bahkan menyatakan sejumlah tempat yang direkomendasikan menerapkan jaga jarak yang ketat.

"Kami cukup yakin mereka cukup menerapkan. Banyak yang terapkan prokes dan cukup saklek. Tadinya dempet-dempet, jadinya cukup jauh (duduknya). Hebat sekali pemilik tempat mi ini," ujarnya.

Buku itu juga memasukkan keterangan soal kehalalan produk mi yang dijual. Ada pula petunjuk rute menuju ke sana, terutama yang bisa dijangkau dengan menumpang Transjakarta.

3 dari 4 halaman

Beri Kebahagiaan

Ia berharap, lewat peta itu,para penjual mi menyadari bahwa mereka bisa memberi kebahagiaan kepada konsumennya. Menurut dia, selama riset dilakukan di seluruh tempat penjual mi, ia selalu melihat para konsumen bisa tertawa.

"Sangat jarang saya melihat ada konsumen yang makan sendirian. Kalau pun dia datang sendiri, dia akan ngobrol dengan bapak di sebelahnya," ucap Kevin.

Soal warmindo, GM Marketing Brand Indomie Lucy Suganda menegaskan bahwa warung itu bukan milik perusahaan, tapi sepenuhnya adalah milik pribadi. Pihaknya hanya membantu mendukung bisnis mereka dengan menyediakan resep dan cara membuat mi yang enak.

Relasi yang terjalin bisa saling menguntungkan kedua belah pihak, terlebih banyak warmindo adalah juga tempat nongkrong anak muda. "Kita ada di sosmed, bisa kontak kita. Nanti ada tim yang datang untuk mengajari," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Diplomasi Indonesia via Jalur Kuliner