Sukses

Berkenalan dengan Sosok di Balik Kreasi Tempe Unik di Kepulauan Karibia

Tempe khas Indonesia ini dipadukan dengan bahan-bahan lokal di Grenada, Kepulauan Karibia.

Liputan6.com, Jakarta - Popularitas tempe tidak sebatas di pulau-pulau Indonesia. Di sisi lain dunia, jauh di barat sana, bahan makanan yang umumnya berbahan kacang kedelai ini juga diperkenalkan lewat ragam kreasi unik.

Adalah Putri Gremmer, seorang pengusaha yogurt, tempe, sourdough, dan makanan fermentasi, yang berada di balik tampilan tempe-tempe bervisual memikat hati di Kepulauan Karibia, tepatnya di Grenada. Kreasi demi kreasi tempenya pun dibagikan melalui akun Instagram @tempehgrenada.

"Ide awalnya karena di Grenada tidak ada yang jual tempe, dan aku penggemar tempe, jadi harus buat tempe sendiri. Kebetulan sekalian ingin memperkenalkan tempe di negara tempat aku tinggal," kata perempuan asal Bintan, Kepulauan Riau itu melalui pesan pada Liputan6.com, Selasa, 7 Desember 2021.

Kendati baru setahun tinggal di Grenada, ibu dua anak ini telah membuat tempe dalam lima tahun terakhir di beberapa negara lain tempatnya tinggal sebelum ini. Kreasi dan idenya diceritakan datang begitu saja.

"Biasanya tidak terduga. Menciptakan sesuatu yang bernuansa lokal dan Karibia, itulah sebabnya (kreasi) tempeku benar-benar vibrant dan (memanfaatkan bahan) bunga-bungaan," imbuhnya.

Berada jauh dari Indonesia, Putri mengaku pernah membawa ragi dari Indonesia. Namun, bahan ini seterusnya dibuat sendiri. Sementara, semua kacang-kacangan bisa dibeli di sekitar tempatnya tinggal.

2 dari 4 halaman

Yang Utama dalam Mengkreasikan Tempe

Lebih lanjut ia bercerita, membuat tempe dengan gayanya sendiri adalah tentang trial dan error. Namun demikian, kemampuan pribadi dan kreativitas juga krusial dalam proses penciptaan kreasi tempe.

"Apalagi aku masih manual semuanya. Jadi keterampilan dan insting jadi hal utama supaya hasil tempenya baik," tuturnya.

Soal batasan kreasi tempe, Putri mengatakan, "Sejujurnya tidak ada. Aku seorang seniman dalam hal makanan. Karena kesenangan dan seni itu terhubung, jadi tidak ada batasan dalam pembuatan tempe."

3 dari 4 halaman

Dijajakan di Toko Lokal

Sementara visualnya sangat menyenangkan, Putri menyebut rasa tempe kreasinya lebih baik dari tampak luarnya. Selain jadi konsumsi pribadi, tempe-tempe hasil kreasinya telah dijual secara lokal. 

"Respons (terhadap tempe kreasinya) sangat baik, khususnya orang Amerika dan Eropa. Tapi untuk orang lokal, kami harus terus mengedukasi karena ada yang tidak akrab dengan makanan fermentasi," katanya.

Ia mengatakan, selain menerima pesanan, tempe kreasinya juga dijajakan di toko lokal berkelanjutan, yang stoknya diperbaharui setiap minggu. Juga, akan segera tersedia di supermarket lokal.

Putri berencana mengadakan workshop pembuatan tempe yang bisa diikuti secara luas. "Ya begitulah rencananya, tapi aku tidak bisa memastikan apakah itu akan terjadi, tapi ya itu akan terjadi lebih cepat dari yang seharusnya," tandasnya. 

4 dari 4 halaman

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner