Sukses

Memahami Istilah Metaverse Sandbox yang Sedang Ramai Dibicarakan

Metaverse Sandbox jadi buah bibir banyak orang. Apa metaverse Sandbox?

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini istilah metaverse Sandbox ramai dibicarakan orang. Namun, masih banyak orang yang belum memahami istilah tersebut.

Untuk memahami metaverse sandbox, Doddy Corbuzier sengaja mengundang Indrawan Nugroho, CEO dan Co-Founder Corporate Innovation Asia (CIAS). Ia menguraikan soal apa itu metaverse, Sandbox, hingga metaverse Sandbox.

"Metaverse saat ini belum ada dan masih berupa gagasan dari banyak orang tentang sesuatu yang di masa depan kemungkinan banyak orang banyak hidup di sana. Sekarang banyak orang hidup di media sosial, itu menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh, dan sebagainya. Ketika nanti metaverse itu benar ada, maka itu akan teramplifikasi. Kita akan hidup di dunia ini, tapi kita bekerja, belajar, dan bersosialisasi di metaverse tersebut," ujar Indrawan.

Dalam pandangan Indrawan, saat ini banyak definisi tentang metaverse. Namun, ia mendefinisikan metaverse dengan sederhana.

"Metaverse itu media digital tiga dimensi yang mana kita bisa hidup di dalamnya dan melakukan banyak hal yang kita lakukan di dunia nyata. Aku sebut ya, belajar, bekerja, sosialisasi, dan lain sebagainya," tutur Indrawan.

Indrawan menyebutkan Roblox merupakan metaverse versi awal. Saat ini banyak, salah satunya metaverse Sandbox.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Apa Itu Sandbox?

Indra menyebutkan Roblox merupakan metaverse sendiri. Begitu juga dengan Fornite dan Sandbox.

Indrawan berkata, orang bisa beli tanah di sana dan di tanah itu bisa pasang billboard-nya. Orang bisa menjual billboard tersebut ke brand.

"Sekarang itu, orang sudah banyak yang beli tanah di Sandbox. Di sana big brand (brand-brand besar) sudah ada, seperti Adidas, Nike. Itu (metaverse) benar-benar kayak dunia nyata, cuma bedanya itu virtual. Semakin banyak user-nya atau penduduknya, maka harga tanah akan naik," urai Indrawan.

Indrawan mencontohkan, jika Facebook jadi punya metaverse, maka ada tiga miliar orang yang ada di metaversenya Facebook. Dengan begitu, metaverse Facebook akan menghasilkan banyak uang.

3 dari 4 halaman

Metaverse Sandbox

"Kompetisi itu baru tahap awal, karena sekarang itu metaverse itu masih kosong. Penduduknya belum banyak, tapi lapak-lapaknya sudah dijual. Sekarang orang berlomba-lomba membeli lapak, salah satunya musisi Snoop Dogg," papar Indra.

Ia membeli tanah di Sandbox dan bangun mansion di sana. Lapak-lapak tanah digital di samping rumah Snopp Dogg. "Terakhir yang diakuisisi tanah terbesar sampai 4,3 miliar dolar (atau sekitar Rp62 triliun). Itu tanah nggak ada barangnya, cuma digital," imbuhnya.

Indra menyebutkan contoh yang lain, brand seperti Gucci, Dolce Gabbana, mereka sudah punya toko di metaverse. Mereka menjual baju digital. Baju yang mereka jual hanya bisa seorang saja yang punya.

"Mereka buat yang unique sehingga harganya tinggi. Itu menggunakan teknologi NFT (Non-Fungible Token). Orang tidak bisa meng-copy itu," terang Indra.

Sekarang itu, sambung Indra, banyak produsen di dunia nyata yang membuat produknya dengan dibuatkan digital twin-nya (kembaran digital), seperti sepatu Nike. "Gua beli sepatu secara fisiknya nih, gua juga bisa beli digital twin-nya. Jadi, saat gua main di metaverse, gua punya sepatu yang sama," kata Indra lagi.

4 dari 4 halaman

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar