Sukses

Bukan dari Indonesia, Songket Malaysia Didapuk Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO

UNESCO, dalam deskripsi penetapan Warisan Budaya Takbenda, menyebut songket sebagai kain tenun tangan tradisional Malaysia yang dibuat para wanita di Semenanjung Malaya dan Sarawak.

Liputan6.com, Jakarta Songket Malaysia, yang juga dijuluki "Ratu Kain" dalam tenun Melayu, mencatat sejarah baru. Kain tradisional ini secara resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO asal Malaysia pada sesi ke-16 Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda.

Melansir The New Strait Times, Sabtu (18/12/2021), Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia mengatakan, sesi itu berlangsung secara virtual pada 13 hingga 18 Desember di markas besar UNESCO di Paris, Prancis. Itu diputuskan oleh komite yang terdiri dari 24 negara anggota Konvensi 2003 untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda, yang diketuai Sri Lanka.

"MOTAC, melalui National Heritage Department, menominasikan songket dalam daftar warisan budaya takbenda UNESCO. Dokumen pencalonan warisan budaya takbenda ini telah diserahkan ke Sekretariat UNESCO pada 31 Maret tahun lalu," kata pihaknya dalam sebuah pernyataan.

Dituliskan pula bahwa "daftar tersebut merupakan pengakuan tertinggi di dunia untuk warisan budaya takbenda." Di samping, penyertaannya dinilai dapat mempromosikan dan menyoroti warisan budaya takbenda Negeri Jiran di tingkat dunia.

Bernama melaporkan, masuknya songket juga "menunjukkan komitmen Malaysia untuk melindungi warisan budaya takbenda." Ini sejalan dengan Dorongan 3 Kebijakan Kebudayaan Nasional (DAKEN) yang fokus pada upaya melestarikan warisan budaya, menurut pernyataan itu.

Di situs webnya, UNESCO menjelaskan songket sebagai kain tenun tangan tradisional Malaysia yang dibuat para wanita di Semenanjung Malaya dan Sarawak. Istilah songket mengacu pada teknik tenun dekoratif yang digunakan untuk membuat kain, yang melibatkan penyisipan benang emas atau perak di antara benang dasar.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Mengenal Kain Songket

Alhasil, benang ekstra tampak melayang di atas latar belakang anyaman warna-warni untuk menciptakan efek ornamen dalam selembar kain songket. Songket ditenun menggunakan kek, sebutan alat tenun tradisional.

Produk akhirnya berupa kain halus yang dihasilkan dari tenun tangan terampil para perajin yang memakan waktu selama berbulan-bulan. Teknik menenun yang sudah ada sejak abad ke-16 ini diturunkan dari generasi ke generasi.

Gaya songket dapat dikenali dari pola desain berbentuk geometris dan elemen organik, seperti bunga, burung, dan serangga. Bahan songket secara tradisional hanya dikenakan bangsawan dan keluarga mereka.

3 dari 4 halaman

Perkembangan Kain Songket

Namun dalam perkembangannya, kain songket kemudian digunakan orang Melayu dalam pakaian upacara tradisional. Ini termasuk dalam instalasi kerajaan, pernikahan, kelahiran, ragam perayaan, dan acara resmi negara.

Meski tenun songket selalu kokoh di tangan perempuan, laki-laki juga ikut melanggengkannya dengan membuat alat tenun. Nyatanya, songket juga bukanlah wastra asing bagi orang Indonesia.

Mengutip laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), tenun songket merupakan seni budaya yang berasal dari daratan China, sudah eksis sejak kurang lebih seribu tahun lalu.

Songket sudah dikenal Malaysia dan Indonesia sejak abad ke-13. Dalam perjalanannya yang cukup panjang, songket menyebar ke Thailand, dan meluas ke beberapa negara bagian di Semenanjung Malaysia, seperti Selangor, Kelantan, dan Trengganu, bahkan Brunei Darussalam.

Hingga kemudian menyeberang ke Sumatra, yaitu ke Silungkang, Siak, dan Palembang. Sementara Indonesia Kaya mencatat, kain songket muncul di masa Kerajaan Sriwijaya di Palembang pada abad ke-7 hingga abad ke-13.

Menurut hikayat rakyat Palembang yang juga dikisahkan secara turun-temurun, awal mula kain songket berasal dari pedagang China yang membawa sutra, pedagang India, dan Timur Tengah membawa emas, kemudian jadilah kain songket yang berlapis emas di tangan orang Palembang.

Keberadaan tradisi kain songket di Indonesia juga kerap dikaitkan dengan kejayaan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang.

4 dari 4 halaman

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion