Liputan6.com, Jakarta - Masjid Raya Sumatera Barat berhasil menjadi salah satu pemenang sesi tiga Abdullatif Al Fozan Award 2021. Penghargaan itu merupakan pengakuan atas desain arsitektur masjid terbaik yang pernah dirancang.
Adalah Rizal Muslimin, sosok desainer yang merancang masjid megah yang menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Padang. Dikutip dari laman Simas Kemenag, ia adalah pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumbar yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada 2007.
Advertisement
Rizal merancang desain arsitektur masjid itu saat masih bekerja di Biro Arsitek Urbane yang didirikan oleh Ridwan Kamil. Kini, peraih gelar doktor di bidang desain dan komputasi dari Massachusetts Institute of Technology itu menjadi dosen senior Fakultas Arsitektur, Desain, dan Perencanaan di University of Sydney.
Dikutip dari laman resmi University of Sydney, minat penelitian sang dosen saat ini adalah mengenai persimpangan antara kerajinan, arsitektur, dan desain komputasi, dalam menyelidiki logika kerajinan lintas skala dan menggunakannya untuk menemukan kembali cara baru dalam membuat bangunan dengan cara Vitruvian.
Masjid Raya Sumbar menjadi karyanya yang paling menonjol. Masjid ini mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong, hingga penggunaan ukiran Minang sekaligus kaligrafi di dinding luar bangunan.Â
Sekilas, bentuk atap masjid mengingatkan pada Rumah Gadang. Tetapi, bentuk atap melengkung itu ternyata menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang ujungnya dipegang oleh empat orang perwakilan suku di Kota Mekkah. Hal itu terjadi atas inisiatif Nabi Muhammad SAW untuk meredam konflik.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tahan Gempa
Masjid Raya Sumbar menjadi ikon wisata religi di Sumatera Barat, khususnya di Padang. Masjid yang berlokasi di Jalan Khatib Sulaiman dan Jalan Ahmad Dahlan ini diresmikan pada Januari 2019.
Masjid yang terdiri dari dua lantai ini dibangun di atas lahan seluas 40.343 meter persegi dan mampu menampung 20.000 jemaah. Sore hari merupakan waktu yang tepat untuk menikmati keindahan masjid ini.
Dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, masjid ini terdiri dari tiga lantai. Ruang utama yang dipergunakan sebagai ruang salat terletak di lantai atas. Begitu pula dengan lantai dua yang menjadi lantai utama untuk salat. Sedangkan, lantai ketiga merupakan lantai alternatif untuk jemaah salat.
Masjid ini juga didesain khusus agar tak roboh saat ada gempa bumi. Konstruksi ini menyesuaikan dengan kondisi geografis Sumatra Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar.
Masjid ditopang oleh 631 tiang pancang dengan fondasi poer berdiameter 1,7 meter pada kedalaman 7,7 meter. Dengan kondisi topografi yang masih dalam keadaan rawa, kedalaman setiap fondasi tidak dipatok karena menyesuaikan titik jenuh tanah. Jika ada gempa, lantai dua masjid bisa difungsikan sebagai tempat evakuasi sementara.
Advertisement
Punya Menara
Dikutip dari Merdeka.com, Rabu (22/12/2021), lantai utama masjid dihiasi mihrab berwarna keperakan yang terinspirasi dari tempat batu hajar aswad di Kabah. Bagian plafon di hiasi dengan tulisan Asmaul Husna yang menawan berwarna emas. Bangunan masjid ini dirancang tidak memiliki tiang pada bagian tengah ruangan.Â
Suasana nyaman juga terasa saat menginjakkan kaki di karpet masjid. Karpet permadani lembut berwarna merah ini berasal dari Turki yang merupakan bantuan dari pemerintah negara sahabat itu. Sementara bangunan masjid berongga sehingga sirkulasi udara lancar dan dalam masjid terasa sejuk.
Masjid Raya Sumbar juga memiliki menara yang menjulang dengan ketinggian 85 meter. Pengunjung bisa menaiki menara hingga ketinggian 44 meter dengan menggunakan lift untuk menikmati pemandangan kota Padang dari ketinggian.
Deretan Destinasi Wisata Religi di Indonesia
Advertisement