Liputan6.com, Jakarta Gaya hidup sehat dapat diperoleh dengan cara yang mudah, salah satunya adalah urban farming, sebuah istilah yang merujuk pada kegiatan bercocok tanam atau beternak secara mandiri di wilayah perkotaan. Kegiatan ini memanfaatkan lahan yang terbatas, seperti pekarangan rumah maupun lingkungan di sekitar rumah. Hasil dari kegiatan ini tidak hanya bermanfaat dari segi ekonomi tetapi baik bagi lingkungan dan kesehatan.
Urban farming yang bisa kamu lihat di kota Jakarta salah satunya adalah di KBA Karina RW 01 Pela Mampang Jakarta Selatan. KBA Karina merupakan Kampung Berseri Astra, Kampung Ramah Lingkungan Asuransi Astra yang hadir sebagai pelaksanaan komitmen Asuransi Astra untuk mengembangkan sebuah kampung yang bersih dan hijau serta masyarakatnya sehat, cerdas dan produktif.
KBA Karina RW 01 Pela Mampang Jakarta Selatan diresmikan sejak tahun 2018 dan berjalan di bawah koordinasi Ibu Rini Andarini. Dalam sebuah acara Instagram Live dengan tema Hidup Sehat dengan Urban Farming beberapa waktu lalu, Rini menyampaikan bahwa urban farming ini tidak sulit, tidak perlu lahan yang luas, tidak perlu modal yang besar.
"Melalui moto sejengkal tanah sejuta manfaat, urban farming dapat terlaksana meskipun di lahan yang terbatas. Kami yakin dengan lingkungan yang hijau, pola hidup bersih dan sehat kita akan selalu berfikir dan tercipta suasana yang positif,” ujar Ibu Rini.
Dalam kesempatan tersebut, Rini juga membagikan cara ibu-ibu KWT melaksanakan urban farming.
Pelaksanaan Urban Farming
1. Menyemai bibit yang akan ditanam
Rendam bibit di dalam air untuk membedakan bibit mana yang layak untuk disemai. Bibit yang tenggelam merupakan bibit yang layak semai, sedangkan bibit yang mengapung tidak layak semai.
Perlu diketahui terdapat beberapa jenis sayuran yang harus melalui proses semai, yaitu sawi, pakcoy, selada, terong, dan juga cabe. Sedangkan untuk jenis sayuran yang tidak perlu melalui proses semai dan dapat langsung menanam bibitnya yaitu kangkung dan bayam.
2. Siapkan tempat untuk melakukan penyemaian
Talang Air atau pot-pot bekas yg sudah tidak terpakai bisa digunakan untuk proses penyemaian.
Setelah menemukan tempat yang pas, isi dengan tanah biasa dan tunggu sampai kurang lebih 3 minggu sampai mengeluarkan sedikit daun.
3. Siapkan tanah yang akan digunakan untuk proses penanaman
Siapkan campuran tanah, sekam bakar, dan pupuk lalu dicampur dengan dua sendok pupuk NPK (Nitrogen, Phosphate, Kalium). Untuk banyaknya tanah menyesuaikan dengan tempat yang akan kita gunakan.
Namun untuk komposisi tanah, pupuk dan sekam bakar adalah 1:1 lalu biarkan selama 3 hari untuk difermentasi
4. Pemindahan bibit yang disemai dan menunggu panen
Pindahkan bibit yang disemai ke tempat yang sudah berisikan tanah hasil fermentasi Untuk perawatannya, setelah 2 minggu semprot tanaman tersebut dengan air urea dan tunggu hingga masa panen tiba.
Banyak sekali manfaat dari kegiatan urban farming ini. Selain dapat memproduksi makanan sendiri, juga dapat membantu menghijaukan lingkungan, membuat asri rumah, secara tidak langsung mempengaruhi lingkungan dan penanganan iklim secara global.
Setelah menerapkan pola hidup yang sehat dengan urban farming tersebut, lengkapi dengan dengan olahraga yang cukup dan juga mempersiapkan perlindungan kesehatan dengan memiliki produk asuransi kesehatan.
(*)
Advertisement