Liputan6.com, Jakarta - Seorang tentara perempuan telah ditangkap di Nigeria karena menerima lamaran pernikahan saat bertugas, kata seorang juru bicara militer. Dia telah melanggar kode etik militer dengan "memanjakan diri dalam percintaan saat berseragam", tambahnya, seperti lansir kutip dari BBC, Sabtu (25/12/2021).
Sebuah video muncul minggu lalu tentang tentara yang menerima cincin dari seorang pria yang berlutut di depannya. Sementara itu, para penonton berbagi kegembiraan mereka. Sebuah kelompok hak-hak perempuan menuduh militer mendiskriminasi dirinya.
Advertisement
Baca Juga
Tindakan serupa tidak dilakukan terhadap tentara laki-laki yang terlibat "dalam pertunjukan hubungan asmara di depan umum dengan seragam militer lengkap", kata kelompok Pemberdayaan Perempuan dan Bantuan Hukum.
Aktivis hak asasi manusia dan mantan kandidat presiden Nigeria Omoyele Sowore mengutuk keputusan tentara sebagai "misoginis". Prajurit itu telah menerima lamaran pernikahan dari seorang peserta pelatihan dalam skema pelatihan pemuda pemerintah, yang dikenal sebagai National Youth Service Corps (NYSC).
Sebagai bagian dari skema wajib selama setahun, lulusan dari universitas dan institusi pendidikan tinggi lainnya mendapatkan instruksi dari tentara. Lamaran pernikahan dibuat selama program pelatihan di negara bagian Kwara barat.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Langgar Kode Etik
Tidak jelas kapan itu terjadi, tetapi sebuah video muncul minggu lalu. Banyak pengguna media sosial mengucapkan selamat kepada pasangan itu, dan memuji pria itu karena melamarnya.
Yang lain menggoda prajurit itu. Terkait hal itu, juru bicara militer Jenderal Clement Nwachukwu mengatakan kepada BBC bahwa tentara tersebut telah melanggar kode etik militer, serta kebijakan media sosialnya.
"Perilakunya merugikan ketertiban dan disiplin militer "Tugas [pelatih] adalah untuk melatih anggota korps pemuda dan tidak terlibat dalam hubungan asmara dengan salah satu dari mereka," tambah Jenderal Nwachukwu. Sementara itu, NYSC belum berkomentar.
Advertisement
Berdayakan Perempuan Afrika Selatan
Masih terkait Afrika Selatan, sebuah organisasi nirlaba, The Clothing Bank, membekali perempuan yang menganggur di Afrika Selatan dengan keterampilan dan sumber daya kewirausahaan. Direktur Eksekutif dan pendiri The Clothing Bank, Tracey Chambers memberdayakan wirausaha sosial perempuan di sektor pendidikan.Â
Selama delapan tahun terakhir, organisasi yang didirikan pada 2010 ini mengalami pertumbuhan tahunan dengan lebih dari 700 perempuan yang merintis sejumlah waralaba mikro dan sosial. The Clothing Bank memiliki misi untuk menciptakan peluang yang menghasilkan pendapatan bagi para pengangguran di Afrika Selatan.
Lewat misi ini, pihaknya berharap dapat memberantas kemiskinan dan mendukung para perempuan terjun ke bisnis sendiri dalam waktu dua minggu. Dalam unggahan video media sosial World Economic Forum, dijelaskan para perempuan mengumpulkan pakaian yang tidak terjual yang disumbangkan oleh toko-toko besar.
Â
Â
Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker Covid-19 Bekas Pakai
Advertisement