Sukses

Cerita Akhir Pekan: Para Ibu Tulang Punggung Keluarga

Tak sedikit pengorbanan yang dilakukan para ibu demi keluarga, seperti membuka warung makan hingga menjual jamu.

Liputan6.com, Jakarta - Perjuangan seorang ibu yang menjadi tulang punggung keluarga bisa menjadi inspirasi banyak orang. Tak hanya mereka mengurus keperluan rumah tangga, tapi juga mereka mengatur masalah keuangan. Salah satunya seperti dijalani Suparti, pemilik rumah makan di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.

"Awalnya saya hobi masak. Dengan buka usaha warung makan sendiri, maka saya bisa dengan bebas menggunkan uang tersebut untuk membeli sesuatu," ujar Suparti saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu, 25 Desember 2021.

Ia membangun usaha sejak 2010 lalu dengan menyewa bangunan yang berada di Mampang. Dari situ secara perlahan ia membangun usahanya.

"Saya sempat mau berhenti pada awal usaha. Karena sepi pembeli, tapi akhirnya tidak jadi dan sampai sekarang sudah 11 tahun," ujar perempuan asal Wonogiri, Jawa Tengah itu. "Setiap usaha itu pasti ada pasang surutnya, kadang sepi, kadang ramai. Usaha ya seperti itu," imbuhnya.

Bagi Suparti membangun usaha itu, perlu perjuangan yang tak sedikit. Dari segi waktu, misalnya, ia harus bangun pada pukul 02.30 WIB untuk menyediakan makanan yang akan dibawa ke warungnya.

"Ini perlu perjuangan banget, saat orang masih tidur, kita justru bangun untuk buat produksi. Jadi, saya harus melawan rasa kantuk demi ingin mendapatkan keuntungan dan demi mencukupi kebutuhan rumah tangga," tutur perempuan berhijab itu.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Keinginan Punya Rumah

Selama beberapa tahun, Suparti hidup mengontrak bersama suami dan dua anaknya di kawasan Mampang, Jakarta Selatan. Oleh karena itu, tentu saja ia ingin memiliki rumah sendiri bersama suami dan anak-anaknya dari hasil jerih payahnya membuka warung makan.

"Bagaimana caranya supaya saya punya rumah. Saya kemudian dapat pinjaman yang lumayan. Namun, saya harus mengembalikannya sebesar Rp10 juta per bulan selama lima tahun," Suparti, salah satu mitra Wahyoo itu.

Uang tersebut belum termasuk untuk keperluan lain, seperti biaya anak sekolah, kondangan, arisan. "Itu demi saya dan keluarga bisa punya rumah," kata dia.

Selama 11 tahun membangun usaha itu, kata Suparti, banyak sekali suka dan duka yang dialaminya. Termasuk bagaimana kegelisahannya saat ia harus membayar cicilan, sementara uang yang di tangannya belum terkumpul semuanya.

"Namun, alhamdulillah. Allah memberilkan saya kemudahan sehingga bisa membayarnya. Saya nggak mau hidup selamanya dengan ngontrak. Saya bertekad harus memiliki rumah sendiri," kata Suparti lagi.

Dari usaha yang ia rintis hingga saat ini, Suparti dapat menyekolahkan kedua anaknya, bahkan hingga ke perguruan tinggi. Saat ini, ia juga sudah punya dua rumah, di Bekasi dan di Jakarta.

"Ya, perjuangannya penuh dengan jeritan dan air mata. Alhamdulillah Allah melancarkan semuanya. Jadi, sekarang ya saya bersyukur banget," kata Suparti.

3 dari 4 halaman

Pedagang Jamu Keliling

Perjuangan keras juga dilakukan Sumiyem. Pada tahun 2003, ia merantau dari Solo ke Jakarta bersama suaminya yang bekerja sebagai pekerja bangunan, seperti diceritakan dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com.

Tak ingin hanya berdiam diri di rumah, pada 2010 Ibu Sumiyem mulai mencoba usaha lain untuk mendapat penghasilan tambahan yang ia mulai dari jualan jamu keliling serta pulsa di rumahnya. Kini, ia berhasil menciptakan aliran pemasukan baru bagi keluarganya yang dapat menjadi sumber tabungan untuk masa depan anaknya.

Keberanian Sumiyem untuk menjajaki bisnis sampingan datang saat anaknya memasuki sekolah dasar dan mulai memiliki kebutuhan pulsa dan paket data untuk mendukung kegiatan belajarnya. Ia mendengar tentang Mitra Shopee dan murahnya harga produk digital yang ditawarkan.

Di situlah ia memberanikan diri untuk mulai memanfaatkan teknologi yang menunjang usaha tambahannya menjual berbagai produk digital bersama Mitra Shopee.  Setiap harinya Sumiyem bangun pada pukul empat pagi guna menyiapkan racikan jamu yang akan dijualnya. Sembari menjajakan jualannya di sekitar lingkungan ia tinggal, ia pun membangun relasi dengan para pelanggannya dan sekaligus menawarkan berbagai produk digital yang dijualnya. 

"Saya tidak memiliki toko atau warung. Setiap hari saya berjualan jamu menggunakan sepeda di daerah sekitar rumah saya. Berjualan jamu itu tidak satu hari penuh, biasanya siang sampai malam saya sudah pulang dan bisa santai," kata dia.

4 dari 4 halaman

Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental