Liputan6.com, Jakarta - Produk perawatan kulit terbaik adalah yang sesuai dengan jenis kulit dan masalah, serta kebutuhan individu. Mengacu pada anggapan tersebut, perkembangan skincare masih akan terus berlangsung tahun depan.
Karena itu, sangat mudah untuk terjebak dalam hype perilisan dan bahan perawatan kulit terbaru, terutama lewat paparan media sosial. Tim editor InStyle, dilansir Senin, 27 Desember 2021, pun memprediksi tren skincare 2022.
Dengan bantuan ahli kulit dan ahli kimia kosmetik terkemuka, pihaknya merinci tujuh tren skincare yang akan mendominasi industri kecantikan tahun depan. Mana yang menurut Anda menarik dicoba?
Advertisement
Baca Juga
Microdosing
Dalam konteks perawatan kulit, microdosing mengacu pada mencampurkan sejumlah kecil jenis asam berbeda, seperti glikolat, bersama bahan aktif lain, seperti retinol. Caranya sama dengan mengonsumsi obat dalam jumlah minimal untuk menghindari efek samping yang merugikan.
"Kita tahu betul bahwa hal-hal yang berlebihan sering kali dapat mengiritasi kulit, termasuk mencuci wajah berlebihan, pengelupasan kulit yang berlebihan, memakai terlalu banyak retinoid, dan menggunakan perawatan kulit dalam dosis terlalu tinggi," kata Dr. Shari Marchbein, dokter kulit bersertifikat di New York City, Amerika Serikat.
Meski tren ini mencakup penggunaan konsentrasi bahan aktif lebih rendah, bukan berarti produk kecantikan tidak memberikan hasil. Sebaliknya, Dr. Marcbein menyarankan untuk menganggapnya sebagai "dosis yang tepat."
Dokter kulit mengatakan ini berarti "setiap bahan memiliki konsentrasi yang optimal. Demi bahan perawatan kulit bekerja dengan baik, itu perlu digunakan dalam keadaan ideal, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah."
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perawatan Kulit Fermentasi
Penggemar Kombucha bisa bersuka cita. Bahan-bahan yang difermentasi juga menawarkan banyak manfaat untuk kulit Anda. Studi terbaru menemukan bahwa fermentasi dikaitkan dengan beberapa manfaat anti-penuaan, seperti mengurangi peradangan.
Bahan-bahan fermentasi saat ini populer dalam perawatan kulit karena menggunakan proses alami untuk membantu meningkatkan potensi dan penetrasi, tanpa mengiritasi kulit. Sementara penelitian lebih lanjut masih diperlukan, ada beberapa studi menunjukkan sederet manfaat menggunakan bahan-bahan yang difermentasi dalam perawatan kulit.
Satu penelitian menunjukkan bahwa ginseng merah yang difermentasi memiliki aktivitas anti-kerut lebih besar dibandingkan dengan ginseng merah yang tidak difermentasi.
Perlindungan Skin Barrier
Skin barrier akan terus jadi topik perawatan kulit yang ramai pada tahun 2022 dan seterusnya. "Dengan semakin akrabnya orang dengan bahan aktif, ada banyak produk baru dengan konsentrasi tinggi, yang sayangnya datang dengan sedikit atau tanpa petunjuk," kata Gloria lu, ahli kimia kosmetik dan salah satu pendiri Chemist Confessions.
"Hasilnya, banyak iritasi dan kerusakan pelindung kulit, yang seharusnya tidak pernah jadi tujuan utama perawatan kulit di rumah!" katanya. "Jadi sekarang, sebagai tanggapan, kami melihat dorongan lebih besar untuk perbaikan skin barrier, bahan-bahan yang menenangkan, serta produk-produk dosis rendah."
Dr. Marisa Garshick, dokter kulit bersertifikat di New York City, menjelaskan, "Produk (perlindungan) skin barrier dirancang untuk membantu memperkuat dan mendukung barrier kulit kita, yang digunakan kulit untuk menjaga hal-hal baik, seperti kelembapan dan hal-hal berbahaya, seperti bakteri jahat atau iritasi eksternal."
Dr Garshick merekomendasikan produk dengan bahan yang meniru apa yang ada di barrier kulit, seperti ceramide dan asam lemak. "Selain itu, bahan-bahan yang mendukung mikrobioma kulit melalui penggunaan prebiotik, probiotik, dan postbiotik dapat membantu mendukung skin barrier," tambahnya.
"Niacinamide, selain banyak manfaat lain dalam hal menenangkan kulit dan mengurangi peradangan, juga berfungsi untuk mendukung skin barrier, menjadikannya pilihan yang bagus, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif," ucapnya.
Advertisement
Perawatan Kulit Minimalis
Selain menghemat waktu dan uang, rutinitas perawatan kulit minimalis juga membantu meminimalkan jejak lingkungan individu. Beberapa produk multitasking yang paling populer termasuk produk kulit yang diresapi dengan perlindungan SPF dan manfaat perawatan kulit tambahan.
Saat menggunakan produk jenis ini, Dr. Mona Gohara, dokter kulit bersertifikat dan profesor klinis dermatologi di Yale School of Medicine, mengatakan penting untuk memastikan Anda mendapatkan cakupan tabir surya yang memadai. Caranya, lihat label, hingga cakup bahan-bahannya, yang mana filter tabir surya harus ada dalam daftar bahan aktif.
Atau, Anda dapat melapisi produk ini di atas SPF tradisional sebagai booster. "Saya suka ide menggunakan tabir surya dan menambahkannya sebagai booster, keduanya luar biasa, dan sangat elegan secara kosmetik," tambah Dr. Gohara. "Ingat 90 persen dari tanda-tanda penuaan yang terlihat berasal dari paparan sinar UV setiap hari, jadi jangan berhemat!"
Perlindungan terhadap Cahaya Biru
Dr. Marchbein menjelaskan, "Cahaya HEV (cahaya tampak berenergi tinggi) biasanya mengacu pada panjang gelombang biru pada spektrum cahaya tampak. Cahaya biru ini tidak hanya berasal dari paparan sinar matahari, tapi juga layar komputer, ponsel, dan perangkat digital lainnya."
"Cahaya biru telah dilaporkan berkontribusi terhadap ketegangan mata, katarak, glaukoma, dan penyakit mata lain. Baru-baru ini, ada beberapa laporan bahwa HEV juga dapat menembus ke dalam kulit, menyebabkan keriput, hiperpigmentasi, dan penuaan," imbuhnya.
Sementara tabir surya melindungi terhadap sinar ultraviolet A dan B, mereka biasanya tidak melindungi dari cahaya biru. Dr Marchbein menyebut antioksidan seperti niacinamide dan vitamin C sebagai dua bahan yang menawarkan perlindungan, dan tentu saja, SPF yang mencakup zat besi dioksida.
Perawatan Kulit Pra, Pro, dan Pascabiotik
Sebelum menggosok wajah, Dr. Gohara menjelaskan mengapa keberadaan mikroorganisme di wajah sangat penting. Juga, berhubungan langsung dengan masuknya produk perawatan kulit yang diformulasikan dengan pre-, pro-, dan postbiotics.
"Meski kita sibuk membersihkan diri dari kuman, terkadang makhluk kecil ini tidak hanya baik, tapi juga penting untuk kesehatan kulit yang optimal," katanya. "Pikirkan wahana di taman hiburan, masing-masing perlu berfungsi untuk membuatnya bekerja. Hal yang sama dengan berbagai koloni bakteri yang membuat kulit terkelupas. Ini disebut mikrobioma."
Prebiotik seperti makanan untuk bakteri baik pada kulit dan membantu mereka tumbuh. Probiotik adalah organisme hidup yang membentuk mikrobioma. Hingga akhirnya, postbiotik adalah produk sampingan metabolisme bakteri. Mikrobioma yang berfungsi sama dengan kulit yang sehat dan seimbang.
"Kita menyadari betapa pentingnya mikrobioma bawaan untuk kesehatan dan kebugaran secara keseluruhan. Itu termasuk mikrobioma kulit," kata Krupa Koestline, ahli kimia kosmetik bersih dan pendiri KKT Consultants, tentang peningkatan popularitas bahan-bahan ini.
"Kita telah melalui siklus pembersihan kulit yang berlebihan, pengelupasan kulit berlebihan, penggunaan terlalu banyak antibiotik, dan menyadari bahwa kita perlu lebih memperhatikan hubungan simbiosis antara mikrobioma dan kesehatan," imbuhnya.
Kemasan Daur Ulang
Industri kecantikan juga memiliki masalah plastik. Sementara "produk tanpa limbah" adalah sebuah oxymoron, ada beberapa cara untuk mengurangi volume plastik sekali pakai dalam rutinitas perawatan kulit Anda.
Metode termudah adalah memilih produk dengan kemasan isi ulang, dan sekarang, lebih banyak merek yang terlibat dalam permainan ini. Merek-merek mewah juga berusaha dalam isu ini. Yves Saint Laurent, misalnya, yang membuat isi ulang untuk serum Pure Shots mereka.
Advertisement