Sukses

6 Fakta Menarik Halmahera Utara, Punya 50 Pulau dengan Keindahan Alam yang Khas

Ada banyak pemandangan indah bisa dilihat di berbagai pulau di Kabupaten Halmahera Utara.

Liputan6.com, Jakarta - Halmahera Utara atau Halut adalah kabupaten di Provinsi Maluku Utara yang beribu kota di Kecamatan Tobelo. Luas kabupaten ini adalah 3.891,62 km persegi dengan jumlah penduduk 197.638 jiwa pada 2020.

Terletak di tepi utara Semenanjung Halmahera dan berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik memberi keuntungan geografis bagi Kabupaten Halmahera Utara. Hal ini secara historis telah terbukti pada periode Perang Dunia II. Saat itu, wilayah Halmahera Utara, khususnya Kao dan Pulau Morotai, menjadi rebutan antara pihak Jepang dan Sekutu untuk dijadikan basis strategis untuk wilayah pasifik.

Wilayah Kabupaten Halmahera Utara sangat memungkinkan untuk dijadikan gerbang niaga internasional, baik untuk skala Provinsi Maluku Utara atau bahkan Indonesia. Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Halmahera Utara. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Halmahera Utara yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. 50 Pulau

Halmahera Utara memiliki hampir 50 pulau yang tersebar di laut Maluku dan laut Halmahera. Hampir setiap pulau memiliki keindahan alam yang khas.

Pulau-pulau kecil itu memiliki panorama pantai pasir putihnya, keindahan taman laut yang sangat indah dengan aneka ragam ikannya, keanekaragaman flora-fauna dan budaya, serta situs-situs sejarah masa Perang Dunia Kedua bisa dijumpai di daerah ini. Halmahera Utara merupakan salah satu daerah agraris dengan potensi alamnya yang besar terdiri dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, peternakan, pertambangan, industri kecil dan kepariwisataan.

2. Suku Tugotil

Suku Togutil Halmahera merupakan kelompok manusia yang tinggal di hutan secara berpindah-pindah. Suku ini tinggal di sekitar hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo, dan Buli. Wilayah tersebut masuk Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara.

Suku Togutil awalnya tinggal secara berkelompok di sekitar sungai. Togutil diartikan sebagai suku terbelakang karena hidupnya bergantung pada hutan. Namun, Orang Togutil sendiri tak ingin disebut "Togutil" karena maknanya yang negatif. 

Suku Togutil yang dikategorikan suku terasing tinggal di pedalaman Halmahera bagian utara dan tengah, menggunakan bahasa Tobelo sama dengan bahasa yang dipergunakan penduduk pesisir, orang Tobelo. Orang Togutil penghuni hutan dikategorikan sebagai masyarakat terasing, sementara orang Tobelo penghuni pesisir yang relatif maju. Selain itu, fisik orang Togutil, khususnya roman muka dan warna kulit, menunjukkan ciri-ciri Melayu yang lebih kuat daripada orang Tobelo.

Kehidupan Suku Togutil amat bersahaja. Mereka hidup dari memukul sagu, berburu babi dan rusa, mencari ikan di sungai-sungai, di samping berkebun. Mereka juga mengumpulkan telur megapoda, damar, dan tanduk rusa untuk dijual kepada orang-orang di pesisir. Kebun-kebun mereka ditanami dengan pisang, ketela, ubi jalar, pepaya dan tebu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

3. Bandara Kuabang

Bandar Udara Kuabang adalah bandar udara yang terletak di Desa Jati, Kecamatan Kao, Kabupaten Halmahera Utara. Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan Terminal Baru Bandara Kuabang pada 24 Maret 2021.

Dengan adanya pengembangan terminal menjadi seluas 3500 meter persegi, Bandara Kuabang dapat melayani hingga 160.000 penumpang per tahunnya. Menhub Budi Karya Sumadi mengaku tengah berkoordinasi dengan pihak maskapai untuk mengadakan penerbangan regular dari dan ke Bandara Kuabang.

Menurut Menhub, keberadaan Bandara Kuabang sangat penting, karena dapat meningkatkan konektivitas dan mempermudah aksesibilitas masyarakat di Provinsi Maluku Utara dan sekitarnya. Menhub menjelaskan, kehadiran Bandara Kuabang akan melengkapi Bandara Sultan Babullah di Ternateyang lebih dulu ada. 

4. Rumah Hibualamo

Hibualamo adalah sebutan rumah adat suku bangsa/klan/hoana yang bermukim di Halmahera. Hibualamo diperkirakan telah ada sejak tahun 1400an. Secara harfiah, Hibualamo terdiri dari dua kata, yaitu Hibua yang berarti Rumah dan Lamo yang berarti Besar.

Bentuk asli rumah adat ini berada di Pulau Kakara, Halmahera Utara, dan biasa disebut Rumah adat Hibualamo Tobelo. Rumah adat ini didirikan kembali pada April 2007 sebagai simbol perdamaian pasca-konflik SARA pada 1999 – 2001. Pembangunannya pun mengalami perkembangan dibandingkan bentuk aslinya yang berupa rumah panggung.

Pada rumah adat Hibualamo terdapat empat warna utama yang masing–masing memiliki arti. Warna merah mencerminkan kegigihan perjuangan komunitas Canga, warna kuning mencerminkan kecerdasan, kemegahan dan kekayaan. Warna hitam mencerminkan solidaritas dan warna putih mencerminkan kesucian.

3 dari 4 halaman

5. Wisata Halmahera Utara

Di wilayah kabupaten Halmahera Utara dapat ditemui berbagai objek unik dan spesifik yang sangat berpotensi guna dikelola dan dikembangkan menjadi objek wisata. Panorama pesisir pantai yang berpasir putih, pesona taman laut, hamparan pulau-pulau, keanekaragaman hayati dan masih banyak lagi keindahan alam yang belum tereksplorasi.

Salah satunya adalah Taman Laut Tobo-Tobo Taman laut yang berlokasi di Desa Tobotobo, Loloda ini menawarkan keindahan bawah laut Halut yang masih terjaga kelestariannya. Ada pula Pantai Luari yang dikenal dengan pasirnya yang putih dan bersih serta tampak begitu indah dipandang mata.

Ada juga Bukit Doa Dukono Lomo yang terletak di wilayah perbukitan Karinga Halut. Tempat wisata ini merupakan lokasi yang strategis untuk membingkai panorama Kota Tobelo dari ketinggian. Tempat wisata lainnya ada Pantai Kupa-Kupa, Pantai Tagalaya, Danau Galela, Telaga Biru, Padi Wangongira, Pawole Island, Air Terjun Kahatola, dan masih banyak lagi.

6. Kuliner khas Halmahera Utara

Warisan resep makanan dari nenek moyang memiliki cita rasa yang khas, termasuk yang ada di Halmahera Utara. Salah satunya adalah Sayur Lilin. Bahan baku dari olahan sayur ini tentunya bukan lilin, tapi terubuk telur yang dimasak dengan santan dan bumbu kuning. Selain itu ada Pisang Mulu Bebeb. Rasa pisang yang manis dan digoreng dengan minyak panas membuat endapan pisang memiliki rasa yang sangat unik.

Ada pula Bubur Sagu Ubi yang merupakan salah satu di antara banyaknya olahan sagu masyarakat Halmahera Utara. Rasa dari gula merah pada bubur tersebut memberikan rasa manis yang sangat pas dan santannya memberikan sensasi gurih sehingga menjadi kombinasi rasa yang sangat enak di lidah.

Makanan khas lainnya ada Ulat Pohon Bolowo, Pisang Dabu-Dabu, Ikan Bakar, Aer Guraka, Kasuami, Roti Kenari, Kepiting Kenari dan masih banyak lagi.

4 dari 4 halaman

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19