Sukses

Gara-Gara Kode QR Disangka Bertuliskan Nama Nabi Muhammad, Seorang Pria Ancam Bakar Truk Pepsi

Pria tersebut bahkan meminta ancamannya membakar truk Pepsi gara-gara melihat kode QR disangka bertuliskan nama Nabi Muhmmad itu direkam, yang kemudian jadi viral di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Pada malam tahun baru 2022, sejumlah orang terlihat berkumpul di sekitar truk minuman Pepsi yang diparkir di salah satu sudut kota Karachi, Pakistan. Dua di antaranya, menurut podcaster bernama Imran Noshad Khan, tampak berkelahi.

Salah satunya, dilansir dari VICE World News, Rabu (5/1/2022), menunjuk kode QR pada botol 7Up, minuman yang didistribusikan dengan merek Pepsi. "Pria itu berkata (pada sopir truk), 'Ini bertuliskan nama Nabi Muhammad (di kode QR kemasan),'" kata Khan meniru ucapan pria itu.

"'Saya akan membakar truk Anda. Saya akan membunuh Anda jika tidak memperbaikinya,'" sambungnya, masih menirukan ucapan pria tersebut. Khan bercerita dirinya berjalan ke arah pria yang mengancam pengemudi truk itu dan bertanya tentang keributan apa yang terjadi.

Pria, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Mullah, bersikeras Khan mengeluarkan ponselnya untuk merekam video pernyataannya. Dalam rekaman yang kemudian jadi viral di media sosial, Mullah mengangkat botol 7Up, menunjuk kode QR yang tercetak di sisinya.

Ia berkata, "Lihat, ada nama Muhammad yang tertulis di atasnya." Mullah menolak mengakui penjelasan Khan yang mengklarifikasi bahwa simbol yang dimaksudnya adalah kode QR.

Sebagaimana diketahui, perusahaan minuman memang sering menggunakan kode QR pada botol dan kaleng untuk dipindai konsumen. Ini bertujuan untuk memudahkan mereka mengakses lebih banyak informasi nutrisi dan manufaktur produk tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tuntutan pada Perusahaan

Mullah mengatakan, "Saya meminta perusahaan untuk menghapus tanda ini. Saya akan berterima kasih jika mereka melakukannya, tapi jika tidak, akan ada perang besar. Kami akan berbaring di depan truk ini dan kami akan membakarnya."

Ia kemudian mengancam jika permintaannya tidak dipenuhi dalam dua atau tiga hari, ia akan membakar truk perusahaan mana pun yang ditemuinya. "Saya bisa melakukan apa saja untuk Allah. Saya bisa mengorbankan hidup saya untuk-Nya. Mengapa nama Nabi saya tertulis di sini?" kata Mullah.

"Ia (Mullah) berbicara dengan penuh semangat seperti dipenuhi lava. Saya merasakan ludahnya mendarat di wajah saya, ia berbicara dengan kekuatan seperti itu. Matanya merah dan berkeringat. Ketika saya melihat itu, saya merasa takut bahwa saya telah terlibat dalam situasi yang salah dan saya bisa berada dalam bahaya juga," kata Khan.

Di Pakistan, penistaan agama adalah kejahatan yang dapat dihukum mati, bahkan penghujatan atau konten apapun yang ditafsirkan sebagai ofensif terhadap Islam dapat memicu serangan yang dipimpin massa. Bulan lalu, seorang manajer pabrik Sri Lanka di kota Sialkot dituduh merobek stiker bertuliskan nama Nabi Muhammad.

Ia digantung sampai meninggal oleh kerumunan yang meneriakkan slogan-slogan anti-penistaan agama. Sejak 1990, sekitar 77 orang tewas dalam kekerasan massa anti-penistaan agama di negara itu.

3 dari 4 halaman

Berusaha Meredakan Situasi

Usai merekam video, Khan berusaha meredakan situasi, mencoba berunding dengan Mullah dan massa yang semakin agresif. Khan membantu pengemudi truk kembali ke kendaraannya untuk melarikan diri dari tempat kejadian.

Ketika Khan mulai beranjak, Mullah berteriak padanya, mengatakan ia adalah bagian dari kelompok Jammat-ud-Dawa. Ia juga mengaku telah "berperang di Kashmir," dan memiliki koneksi di "tempat-tempat tinggi," menyindir masalah tidak akan berakhir dengan kepergian mereka.

Khan belum melaporkan kejadian itu ke polisi dan belum dihubungi otoritas setempat, yang ia tandai ketika mengunggah video di Twitter.

"Bahkan jika mereka (menghubungi saya), saya tidak akan pernah pergi ke mereka atau duduk bersama mereka untuk membahasnya. Pemerintah kita memainkan kartu agama itu sendiri. Beginilah cara mereka menjalankan 'bisnisnya,'" kata Khan. "Ketika sampai pada masalah seperti itu, mereka mengabaikannya."

PepsiCo Pakistan belum memberi pernyataan resmi terkait insiden ini. Namun, Khan mengatakan perwakilan dari mitra lokal Pepsi dan pemilik waralaba Pakistan Beverage Limited, si pemilik truk, menghubunginya dan berterima kasih atas bantuannya. Perusahaan mengatakan mereka berusaha untuk memastikan keselamatan staf mereka sehubungan dengan kejadian tersebut.

4 dari 4 halaman

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.