Sukses

Perusahaan Jepang Pakai Aplikasi Kencan untuk Bantu Karyawan Cari Jodoh di Masa Pandemi

Masa pandemi membuat orang jarang berinteraksi hingga membuat perusahaa Jepang mengadopsi aplikasi kencan bertenaga AI agar karyawan mereka bisa menemukan jodoh.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah membatasi ruang gerak banyak orang dan mengurangi kesempatan untuk berinteraksi. Kondisi ini membuat perusahaan di Jepang beralih ke aplikasi kencan bertenaga Artificial intelligence (AI) untuk membantu karyawan mereka menemukan jodoh.

Dilansir dari Japan Today, Rabu (5/1/2022), upaya ini ditempuh perusahaan dengan harapan karyawan lebih bahagia dan lebih produktif. Sekitar 800 perusahaan dan organisasi di Negeri Sakura telah mendaftar ke aplikasi Aill goen.

Sebagian tertarik oleh fakta bahwa kumpulan kecocokan potensial terbatas pada karyawan perusahaan yang berpartisipasi, sehingga menyediakan "platform yang aman dan terjamin," menurut pengembang layanan.

"Tujuan saya adalah menciptakan platform yang memudahkan karyawan mencapai keseimbangan kehidupan kerja dan pada gilirannya mendorong pertumbuhan perusahaan juga," kata China Toyoshima, CEO Aill Inc, start-up berbasis di Tokyo yang meluncurkan layanan itu pada November 2020.

Ia melanjutkan, pengusaha khawatir soal kesehatan mental karyawan mereka. Mengingat, selama pandemi sebagian besar karyawan tinggal di rumah tanpa interaksi fisik dan tren yang meluas dari teleworking.

Para pengembang juga menekankan tingginya tingkat kencan yang timbul dari penggunaan fitur kecerdasan buatan yang inovatif dari aplikasi. Perusahaan yang telah mendaftar sejauh ini termasuk perusahaan besar, seperti Nippon Telegraph and Telephone Corp, Mizuho Securities Co, All Nippon Airways Co., dan The Mainichi Newspapers Co.

Layanan ini disediakan sebagai bagian dari paket program kesejahteraan dan tunjangan yang ditawarkan perusahaan. Dalam beberapa kasus, secara tradisional, perusahaan telah menyertakan dukungan keuangan bagi karyawan yang menggunakan agen pernikahan.

Bagi karyawan, Aill goen adalah pilihan yang jauh lebih murah. Biayanya enam ribu yen (Rp743 ribu) per bulan dan beberapa perusahaan menanggung semua atau sebagian dari biaya bulanan.

Sebaliknya, layanan agen pernikahan konvensional di Jepang biayanya kira-kira dua kali lipat, dengan biaya masuk yang besar dan terkadang mencapai ratusan ribu yen yang mungkin harus ditanggung individu. Meski ada aplikasi kencan di seluruh dunia dengan fitur bantuan AI, Aill goen fokus pada intervensi selama obrolan teks awal, menyarankan kapan seseorang harus mengajak kencan dan pertanyaan apa yang harus diajukan untuk memfasilitasi percakapan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Bantuan Aplikasi

Salah satu contohnya, mesin AI mungkin "membujuk seorang pria untuk mengajak seorang perempuan berkencan di bioskop atau menyarankannya menunggu beberapa saat (untuk bertanya) jika dinilai terlalu dini untuk bergerak," kata Toyoshima. AI hanya membantu ketika menentukan percakapan pasangan terhenti dan "intervensi diperlukan untuk meredakan situasi," katanya.

Pada Desember 2021, 76 persen pengguna aktif telah memanfaatkan dukungan AI dalam aplikasi untuk mengatur kencan, menurut survei oleh start-up. Federasi Ekonomi Kyushu atau dikenal Kyukeiren, mengadopsi layanan ini pada Maret dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup karyawan dan meningkatkan produktivitas dan kinerja mereka.

Badan ekonomi ini memiliki layanan yang disesuaikan sehingga kumpulan kecocokan potensial terbatas pada pengguna yang tergabung dalam perusahaan anggotanya, kata Izumi Tokisato, manajer umum asosiasi di divisi perencanaan kebijakan regional organisasi tersebut. "Ketika orang memasuki usia 30-an dan 40-an, mereka menjadi enggan menggunakan aplikasi kencan, tapi jika aplikasi tersebut diperkenalkan melalui organisasi yang diakui, itu akan memudahkan mereka mengambil langkah pertama," tambah Tokisato.

Sederet perusahaan anggota Kyukeiren telah memperkenalkan layanan ini kepada karyawan mereka dengan beberapa melalui serikat pekerja. Bagi Izua Kano, direktur inkubasi di NTT Docomo Ventures Inc, susunan mitra potensial adalah kunci penyebaran aplikasi.

Memiliki basis pelanggan yang terdiri dari para profesional yang bekerja di perusahaan dengan skala yang sama "memudahkan pengguna untuk terhubung satu sama lain," kata Kano.

Ia menambahkan ada "beberapa keberhasilan" di antara pengguna aplikasi di perusahaan induknya NTT Docomo Inc. Toyoshima menyebut ia mendapat ide untuk mengembangkan layanan tersebut pada 2018 setelah menjadi kandidat untuk posisi tingkat eksekutif saat bekerja di sebuah perusahaan farmasi besar Jepang.

3 dari 4 halaman

Inovasi Layanan

Promosi berarti jam kerja yang panjang dan Toyoshima mengkhawatirkan kehidupan pribadinya karena mayoritas perempuan di posisi lebih tinggi saat itu masih lajang dan hampir tidak punya waktu untuk mengejar cinta. "Perusahaan ingin karyawannya menunjukkan inisiatif di tempat kerja, tetapi kenyataannya adalah karyawan lelah karena terlalu banyak bekerja dan tidak punya waktu untuk kehidupan pribadi mereka," sebuah faktor yang menghambat pertumbuhan perusahaan, kata Toyoshima.

Para profesional yang menjadi target penggunanya hanya memiliki sedikit waktu luang. Karenanya, penting untuk memaksimalkan peluang keberhasilan. Untuk menghindari "patah hati dan penolakan," perlu untuk beralih ke AI.

Kondisi ini membawanya ke seorang profesor di Hokkaido University, Hidenori Kawamura. Ia bersama dua peneliti lain mengembangkan AI selama dua tahun melalui pembelajaran mendalam dan pembelajaran mesin, di antara metodologi lainnya.

Hasilnya adalah aplikasi yang fitur-fiturnya juga menyertakan bagan kompatibilitas pasangan, serta data yang menampilkan seberapa banyak calon mitra tampaknya menyukai pengguna berdasarkan obrolan teks berlangsung. "Lebih baik bertemu orang setelah memahami mereka sampai batas tertentu dan mengetahui betapa mereka menyukai Anda," kata Toyoshima.

Layanan Aill hadir di tengah ramainya penggunaan layanan kencan daring dan peningkatan dukungan keuangan pemerintah pusat yang memobilisasi AI dan data besar untuk bantuan pernikahan di tengah penurunan angka kelahiran di negara tersebut.

Pemerintah Jepang mengalokasikan 2 miliar yen untuk mendukung upaya perjodohan pemerintah daerah pada tahun fiskal yang dimulai pada April, dengan rasio subsidi negara dinaikkan dari setengah menjadi dua pertiga ketika bantuan AI dimasukkan.

Ukuran keseluruhan pasar perjodohan online di Jepang hampir empat kali lipat antara 2016 dan 2020 dan diperkirakan akan terus tumbuh pesat, menurut unit CyberAgent Inc.

4 dari 4 halaman

Infografis 6 Hal Dilakukan Pria Ketika Jatuh Cinta