Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi B. Sukamdani mengatakan baru saja mengadakan pertemuan dengan Asean Hotel and Restaurant Association. Dalam pertemuan itu, semua pihak sangat optimis pada 2022 ini kondisi bakal jauh lebih baik dibanding dengan 2021.
"Di mana tahun 2021 sudah lebih baik daripada 2020. Namun kehadiran Omicron sangat mengganggu pada awal tahun ini," ujar Hariyadi dalam acara Rapat Kerja Daerah (Raperda) PHRI DKI Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Advertisement
Baca Juga
Hariyadi meyakini, Omicron ini merupakan transisi dari pandemik menjadi endemik dan berharap efek ini tidak berlangsung lama. "Jika pandemik sudah menjadi endemik, maka kegiatan masyarakat akan kembali menjadi normal," imbuhnya.
Kata Hariyadi, pihak Asean Hotel and Restaurant Association menilai Indonesia sangat diuntungkan dengan adanya domestic travellers atau wisatawan nusantara. "Karena domestic travellers dapat menyangga secara umum sektor pariwisata kita, khususnya hotel dan restoran," kata Hariyadi.
Meski berbeda dengan kondisi sebelum pandemi, tapi paling tidak dibandingkan dengan negara-negara lain. "Kondisi Indonesia sangat lebih baik, tertolong oleh pasar domestik ini," imbuh Hariyadi.
Berdasarkan hal itu, Hariyadi meminta PHRI DKI Jakarta untuk lebih memberikan perhatian soal tersebut. Artinya, pasar domestik harus tetap dikembangkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Susun Calender of Event
Menurut Hariyadi, hal yang perlu dilakukan secara bersama adalah menyusun calender of event. Namun, sampai saat ini penyusunan tersebut belum maksimal.
Oleh karena itu, Hariyadi mengatakan penyusunan calender of event harus segera dilaksanakan. Selain itu, perlu adanya kegiatan-kegiatan yang menciptakan demand.
"Ini juga menjadi konsentrasi kita bersama. Misalnya, kerja sama dengan stakeholders yang lain tentunya itu menjadi suatu keniscayaan atau keharusan," kata Hariyadi.
Advertisement
Kerja Sama
Hariyadi mencontohkan kerja sama tersebut seperti dengan Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi dan lain-lain. "Kita harus bersama-sama menyusun program yang bisa menciptakan demand-demand baru," imbuhnya.
Hariyadi percaya Jakarta mempunyai posisi yang sangat strategis dan mempunyai potensi sangat besar untuk menjadi barometer pariwisata. Menurut dia, pada 2019 jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Jakarta hanya 2,8 juta orang.
"Namun, jika kita melihat jumlah wisatawan nusantara atau domestic travellers, maka Jakarta menempati posisi yang sangat besar, bahkan yang terbesar," kata Hariyadi.
Infografis Bali Siap Sambut Kedatangan Kembali Wisatawan Mancanegara
Advertisement