Liputan6.com, Jakarta - Menara Saidah di Jakarta sudah belasan tahun kosong. Namun baru-baru ini sebuah unggahan warganet di media sosial sempat bikin heboh. Seorang warganet yang mengaku mendapat undangan wawancara kerja di Menara Saidah, Jakarta Selatan.
Dalam pengakuannya di Twitter, ia urung menghadiri wawancara tersebut karena sedang berada di Tulungagung, Jawa Timur. Unggahan tersebut diunggah akun Twitter @workfess pada Minggu, 23 Januari 2022.
"Work! Emg gedung ini knp nder? Kemarin baru2 ini saya dapat undangan interview di sini, cuma saya posisi di tulungagung, jadi gak deteng," cuit warganet tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Sampai berita ini ditulis, unggahan itu telah dibagikan sebanyak 889 kali dan disukai oleh lebih dari 8.400 warganet. Dari sejumlah komentar warganet di unggahan tersebut menyinggung soal Menara Saidah yang lama tidak dihuni sehingga menjadi angker.
"Ini Menara Saidah, udah lama gak dipake, dan terkenal angker. Dulu film horror tentang lantai 13 (gua lupa namanya) terinspirasi dari kisah horror gedung ini. Kisah yg terkenal, dulu pas gedung ini masih buka, sering ada orang dateng bilang diundang interview ke lantai 13...," komentar seorang warganet pada 24 Januari 2022.
Dilansir dari merdeka.com dan berbagai sumber lainnya, Menara Saidah di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, pernah berjaya pada era 2000-an. Gedung itu disewa sejumlah perusahaan ternama. Awalnya, bangunan perkantoran ini bernama Grancindo dan disebut-sebut menelan biaya pembangunan hingga Rp50 miliar.
Pemilik pertama gedung tersebut adalah PT Mustika Ratu atas nama Mooryati Soedibyo. Kemudian gedung tersebut dilelang pada 1995 dan dimenangkan oleh Keluarga Saidah dengan pemilik diserahkan kepada Fajri Setiawan, anak kelima Nyonya Saidah.Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bangunan Diduga Miring
Nama Saidah diambil dari nama pemiliknya, Saidah Abu Bakar Ibrahim. Ia merupakan mertua dari pemain film dan sinetron Inneke Koesherawati. Setelah berpindah dari Mustika Ratu ke Keluarga Saidah gedung tersebut direnovasi dan dibuka kembali pada 2000-an.
Jumlah lantainya pun bertambah dari awalnya hanya 15 menjadi 28 lantai. Menara Saidah pernah menjadi kantor dari sejumlah perusahaan swasta dan bahkan pemerintah, seperti kantor Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.
Sayang, cerita sukses itu tak berlangsung lama. Satu per satu penyewa gedung memilih keluar dari gedung bergaya romawi kuno itu. Berembus kencang, alasan utama penyewa kabur karena konstruksi bangunan yang bermasalah.
Gedung tersebut ditutup pada 2009 karena diduga bangunannya miring beberapa derajat. Kondisi tersebut dianggap membahayakan keselamatan penghuni gedung.Â
Advertisement
Tak Terawat dan Suram
Pada 2016, Pemprov DKI Jakarta tengah mengaudit gedung yang letaknya tak jauh dari Stasiun Cawang tersebut. Jika ditemukan ada konstruksi yang bermasalah, akan diminta dirobohkan.
Warga sekitar memastikan tak ada kondisi yang terlalu berbeda di Menara Saidah sejak dinyatakan ditutup. Namun tukang ojek yang mangkal di sekitaran Menara Saidah mengatakan, gedung itu beberapa waktu lalu sempat dipakai untuk syuting. Gedung tersebut terlihat sangat tidak terawat dan suram.
Pada Oktober 2017, permukaan tanah di halaman depan gedung Menara Saidah dikabarkan amblas. Informasi amblasnya permukaan tanah tersebut pun ramai diperbincangkan di media sosial. Area tersebut sudah ditutupi dengan pagar seng. Saat memasuki gedung Menara Saidah, amblasnya tanah turut memakan aspal di halaman depan bangunan berlantai 28 tersebut.
Sementara itu, besi pembangunan tiang pancang proyek LRT dan flyover Pancoran yang sedang dikerjakan terlihat menumpuk. Satu alat berat diduga digunakan proyek LRT terlihat bersandar di dekat tanah yang amblas. Guyuran hujan diduga mengakibatkan tanah tersebut amblas hingga memakan sedikit aspal Menara Saidah.
Gedung-Gedung Jakarta Bakal Dilarang Memakai Air Tanah
Advertisement