Sukses

Memoar Perjuangan Mengatasi Duka

Nirasha Darusman menuliskan memoar tentang duka yang dialami atas meninggalnya orang-orang tercinta.

Liputan6.com, Jakarta - Duka dan bahagia merupakan dua hal yang tak bisa dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Namun, untuk menghadapi kehilangan seseorang yang dicintai, bukan suatu hal yang mudah untuk dilupakan, tapi butuh perjuangan.

Hal itu yang dirasakan seorang konsultan, Nirasha Darusman. Ia menghimpun seluruh kedukaan yang dialami lewat memoar berjudul Lost and Found: Sebuah Perjalanan Mengarungi Duka. Selama tujuh tahun, ia mengalami kehilangan empat orang tercinta: ayah, ibu, kakak, dan adiknya.

"Berduka dan kehilangan itu bersifat pribadi, semua orang tidak sama. Saya mengalami emosi yang sulit dan sering kali tidak terduga," kata Nira dalam peluncuran bukunya secara virtual, Jumat, 28 Januari 2022.

Emosi tersebut berupa rasa marah, menyesal, bersalah, ketidakpercayaan, dan sedih yang tak kunjung usai. Hal tersebut tak hanya memengaruhi kesehatan mental, tapi juga fisik.

"Ini adalah tantangan hidup yang harus saya hadapi, dan saya berupaya untuk mencari mekanisme kopingnya. Hal itu agar dapat berfungsi dengan baik untuk kehidupan ke depan," imbuh Nira.

Hal senada diungkap Ivy Batuta. Baginya, kehilangan orang yang dicintai menimbulkan kesedihan tersendiri, apalagi jika yang meninggal ayah kandung, seperti yang ia alami. "Baru ngomong nama bokap (ayah) saja, air mata saya sudah mengalir. Padahal, cerita tentang hal yang membahagiakan," kata Ivy.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mendengarkan

Sementara psikolog Rosdiana Setyaningrum mengatakan, saat seseorang sedang berduka, hal yang utama dilakukan adalah menemaninya. Selain itu, bisa dengan membawakan makanan yang ia suka.

"Jika orang itu sudah bisa bercerita. Lalu, kita boleh secara pelan-pelan mengarahkannya ke kegiatan-kegiatan yang ia sukai. Misalnya, kembali ke pergaulan, olahraga, atau kembali bekerja," ujar Diana.

Dengan begitu, ia akan merasa bahwa dirinya masih diperlukan dan berharga bagi orang lain. Meski orang yang dicintai telah tiada, tapi masih ada orang-orang yang memerlukannya.

3 dari 4 halaman

Empat Bagian

Nira mengatakan, buku ini ia tulis karena sepanjang perjalanan duka yang dialami, kurang lebih 11 tahun, ia tak berhasil menemukan buku berbahasa Indonesia yang membahas soal kematian dan berduka.

"Buku ini menyajikan pendekatan dan sudut pandang lain dari sebuah proses kehilangan dan berduka untuk kemudian dapat saling belajar dan membagikannya pada sesama. Saya ingin buku memoar ini dapat membantu teman-teman yang sedang berduka, yang baru saja merasakan pedihnya kehilangan," kata Nira

Terdiri dari 200 halaman, buku ini terbagi dalam empat bagian, yaitu Chapter (1) Lost, Chapter (2) Grief, Chapter 3 (Found), dan Chapter 4 (Legacy). Lewat buku ini, Nira juga mengajarkan mekanisme koping, yaitu bagaimana cara untuk keluar dari stres dan trauma, serta berbagi pengalaman dalam mengelola emosi yang terkadang berat untuk dijalani.

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.