Sukses

China Dikritik Usai Tampilkan Hanbok di Pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

Upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, yang disebut menampilkan hanbok, berlangsung pada Jumat, 4 Februari 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 berlangsung dengan semarak pada Jumat, 4 Februari 2022 di National Stadium, Beijing, China. Di antara banyak, salah seorang penampil berbalut hanbok mencuri atensi di gelaran akbar tersebut.

Dilansir dari The Korea Times, Senin (7/2/2022), tampak seorang perempuan mengenakan atasan jeogori berwarna putih dan rok chima merah muda pucat. Ini disebut sebagai pakaian tradisional Korea, hanbok, dan perempuan itu terlihat membawa bendera nasional China sebagai salah satu perwakilan dari 56 kelompok etnis yang diakui di negara tersebut.

Penyertaan hanbok sebagai cara untuk mewakili etnis minoritas Korea di China memicu kemarahan di kalangan penonton Negeri Ginseng. Hal tersebut dilihat sebagai bentuk lain dari "perampasan budaya" oleh Beijing.

Menteri Olahraga Korea Selatan Korea Hwang Hee, yang menghadiri acara tersebut dengan mengenakan hanbok, menyebut pada pers pada Sabtu, 5 Februari 2022, "Penggambaran seperti itu dapat memicu kesalahpahaman di antara negara-negara lain bahwa asal usul budaya Korea berasal dari China."

Ini memperpanjang kontroversi klaim China atas apa yang diyakini sebagai warisan budaya Korea, dari hanbok hingga kimchi. Ada pula gat, topi tradisional yang dikenakan oleh pria selama Kerajaan Joseon 1392--1910, yang juga jadi sumber utama sentimen anti-China di sini.

Rasa antipati ini sangat dalam terutama di kalangan anak muda Korea, yang melihat pernyataan Beijing sebagai "ancaman" terhadap identitas budaya mereka. Hal ini disampaikan Joo Chang-yun, seorang profesor komunikasi dan media di Seoul Women's University dalam sebuah wawancara dengan The Korea Times tahun lalu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Klaim Kimchi

Bentrokan budaya antara kedua negara meningkat pada November 2020 saat Beijing menerima sertifikasi Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) untuk hidangan sayuran acarnya, paocai. Media pemerintah China, Global Times, melaporkan sertifikasi ini menetapkan "standar internasional untuk industri kimchi yang dipimpin China," klaim meragukan yang dikritik dan dibantah Kementerian Pertanian, Pangan, dan Urusan Pedesaan Korea.

"'Pao cai' China tidak ada hubungannya dengan kimchi Korea," kata kementerian itu. Pihaknya menambahkan bahwa sertifikasi ISO untuk hidangan sayur asin China dengan jelas menyatakan, "Dokumen ini tidak berlaku untuk kimchi."

Masih di November, asal mula pakaian hanbok memicu perseteruan lain, ketika pengguna internet China berpendapat kostum tersebut adalah bagian dari budaya China karena berasal dari hanfu. Pakaian tradisional ini dikenakan oleh orang-orang Han selama Dinasti Ming (1368--1644).

3 dari 4 halaman

Perseteruan Memanas

Perusahaan gim seluler China, Paper Games, bahkan menutup server Korea, Shining Nikki, setelah perselisihan muncul terkait dimasukkannya hanbok sebagai bahasa Korea. Pertengkaran budaya dan meningkatnya sentimen anti-China pun berlanjut.

Pada Maret tahun lalu, hal ini menyebabkan boikot yang meluas di kalangan orang Korea terhadap serial drama periode fantasi, Joseon Exorcist, karena menampilkan kostum dan alat peraga bergaya China saat berlatar di era Joseon awal. Reaksi publik akhirnya mendorong penyiarnya, SBS, membatalkan acara itu kurang dari seminggu setelah pemutaran perdana, langkah yang belum pernah terjadi dalam sejarah TV domestik.

Kontroversi terbaru datang Desember lalu saat aktor China Caesar Wu mengunggah di Weibo bahwa "'gat' berasal dari China dan kemudian menyebar ke negara lain." Hal tersebut mendorong dukungan luas dari pengguna online lokal di negaranya dan kritik keras dari orang Korea.

4 dari 4 halaman

Infografis Kasus Omicron Jelang Olimpiade Beijing 2022