Sukses

Prediksi Tren E-Commerce 2022: Pengiriman Kilat, Paylater, dan Ulasan Produk Jadi Andalan

Banyak e-commerce yang mulai memantapkan pilihan layanan tersebut untuk memuaskan konsumen mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan elektronik alias e-commerce tak bisa lagi dinafikkan dalam kehidupan sehari-hari. Trennya berkembang dengan berbagai bentuk layanan, seperti pengiriman kilat (quick commerce).

Survei dari perusahaan rintisan SurveySensum memperkirakan, layanan pengiriman kilat (quick commerce) dan metode pembayaran mencicil (paylater) akan jadi tren di e-commerce tahun ini. Selain itu, live streaming dan omni-channel juga akan semakin diminati dalam perdagangan elektronik. Prediksi itu tertuang dalam laporan bertajuk ‘Tren E-commerce 2022 di Indonesia’.

Prediksi tersebut berdasarkan survei kepada 1.000 responden bulan lalu dan membandingkannya dengan data 2021.  Quantitative Research Manager NeuroSensum Indonesia Oscar Simamora mengatakan, berdasarkan survei tersebut, e-commerce akan mengandalkan layanan pengiriman kilat. Alasannya, permintaan sudah melonjak sejak tahun lalu.

"Ini karena keinginan banyak konsumen, secara produk mereka menginginkan layanan cepat," ungkap Oscar dalam konferensi pers virtual, Kamis, 10 Februari 2022. "Konsumen tidak lagi ingin dapat layanan pengiriman dari fasilitas logistik biasa, tapi ingin layanan seperti GrabExpress," tambahnya.

SurveySensum mencatat, terdapat peningkatan 42 persen pencarian untuk belanja cepat atau quick commerce pada 2021. Quick commerce merupakan istilah yang menggambarkan bentuk e-commerce dengan pengiriman pesanan dalam jumlah kecil namun cepat.

Produk di platform quick commerce biasanya harus cepat diantar, seperti bahan makanan segar atau produk-produk rumah tangga. Sejumlah platform digital di Indonesia kini mulai gencar menyediakan layanan quick commerce.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

2 dari 4 halaman

7 Startup

Setidaknya, ada tujuh startup atau rintisan yang menghadirkan solusi ini, yaitu:

1. Tokopedia. Mereka meluncurkan layanan belanja online untuk produk kebutuhan pokok dengan waktu pengiriman maksimal dua jam lewat Tokopedia NOW!.

2. Shopee.  Melalui program Shopee Express Instant, pengiriman barang maksimal tiga jam setelah diterima kurir

3. TaniHub. TaniHub mengembangkan layanan Tani Instan. Namun, pengirimannya masih membutuhkan waktu maksimal sehari.

4. Sayurbox. Mereka juga mempunyai fitur baru bernama Sayurkilat. Fitur pengiriman instan ini menawarkan layanan pengiriman produk segar di perkotaan paling cepat dalam waktu dua jam setelah melakukan pemesanan.

5. Segari. Sehari punya fitur Segari Instan yang menawarkan layanan pengiriman cepat dua jam sampai. Layanan itu baru tersedia di Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, dan Depok.

6. Bananas. Di Bananas, pelanggan bisa berbelanja barang kebutuhan sehari-hari, membayar, dan menunggu pesanan hanya sekitar 10 menit. Startup ini mengandalkan hub mikro berbasis teknologi bernama dark stores dalam menjalankan bisnisnya.

7. Astro. Astro menawarkan layanan perdagangan online dengan menjual lebih dari 1.000 pilihan produk kebutuhan sehari-hari, seperti camilan, sayuran, buah hingga obat. Pengiriman barang ditargetkan selama 15 menit.

3 dari 4 halaman

Layanan Offline dan Online

SurveySensum mencatat, pencarian untuk layanan instan meningkat 700 persen pada 2021. Pertumbuhan layanan same day delivery pun melonjak tiga kali lipat.

Selain itu, belanja menggunakan layanan live streaming atau live commerce diprediksi akan jadi tren tahun ini. SurveySensum mencatat, fitur ini mendongkrak 40 persen penjualan. Belanja omni-channel yaitu belanja online dan offline  yang saling terintegrasi, juga diyakini akan jadi tren tahun ini. Sebanyak 91 persen konsumen berharap penjual menyediakan layanan online dan offline.

Tren lainnya, konsumen akan semakin memperhatikan ulasan produk. SurveySensum mencatat, pencarian ulasan produk meningkat 240 persen di tahun lalu. "Ini terjadi karena konsumen lebih menginginkan kualitas produk. Kalau misalnya ulasannya jelek, mereka tidak akan beli," terang Oscar.

Lalu, konsumen juga akan semakin banyak menggunakan paylater. SurveySensum mencatat, 10 persen konsumen e-commerce membayar dengan mencicil. Pertumbuhan penggunanya meroket dua kali lipat tahun lalu.

"Layanan ini mencatatkan pertumbuhan signifikan. Kalau dilihat dua tiga tahun ke belakang, belum muncul. Ini terus bertumbuh. Konsumen menunjukkan ketertarikan terhadap paylater," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Trafik kunjungan e-commerce saat Piala Dunia 2018